〇Waktu Yang Mengalir
1
Lalu sepulang sekolah, kami berdua pergi menuju ke ruang OSIS.
“Apa kau sudah membuat janji?”
Tidak ada jaminan bahwa Nagumo akan berada di ruang OSIS, bahkan jika kami datang tiba-tiba.
“Tentu saja. Aku minta tolong untuk bertemu dengan Ketua OSIS Nagumo melalui Chabashira-sensei, jadi tidak akan ada masalah. Itulah sebabnya tertunda hingga hari ini. Tapi, mungkin lebih baik untuk menundanya hingga hari ini. Berkat itu motivasi ku sedikit meningkat untuk pergi ke OSIS.”
“Contohnya soal hadiah?”
“Benar. Jika OSIS yang seharusnya benar-benar netral, melakukan sesuatu yang tidak adil yang hanya membebani kelas D tahun kedua... Jika ternyata itu benar, maka itu adalah masalah yang harus dilawan dengan kuat.”
Wajah Horikita, yang diam-diam Aku periksa dari samping, menunjukan sesuatu seperti kebulatan tekadnya.
“Itu bagus untuk termotivasi, tapi jangan berlebihan. Tidak ada bukti kalau Nagumo terlibat. Bahkan jika dia benar terlibat, dia bukan lawan yang mudah.”
Dia tidak akan dengan patuh menarik ujian itu bahkan jika kami memintanya.
“Tentu saja, Aku tidak akan melakukan tindakan ceroboh apa pun sampai Aku yakin.”
Aku merasa lega bahwa dia masih memiliki kendali penuh atas dirinya disaat dia bersemangat.
Segera setelah itu, kami tiba di depan pintu ruang OSIS, dan membuka pintu itu.
“Permisi.”
Ketika kami melangkahkan kaki ke ruang OSIS, wajar saja kalau Ketua OSIS duduk di kursinya, tapi Nagumo.
Dengan menyilangkan kakinya, dia menyapa Horikita seolah-olah dia adalah seorang raja.
Bukannya merasa aneh atau tidak nyaman, apakah itu simbol munculnya kehormatan yang sesuai kedudukannya.
Selain itu, Aku merasa kalau Nagumo lebih tenang dari biasanya.
Mungkin juga ada pengaruh bahwa keberadaan Horikita Manabu yang sama atau lebih tinggi darinya telah menghilang.
Lalu ada juga Wakil Ketua OSIS, Kiriyama, hadir di sampingnya.
Pertama Kiriyama melihat kearah ku dan kemudian pindah ke Horikita.
“Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?”
“Ya. Terima kasih sudah meluangakan waktumu.”
Kiriyama menyuruh Horikita dan Aku untuk duduk, dan kami mematuhi perintahnya.
“Jangan khawatir, sekarang adalah waktu yang relatif bebas untukku.”
Meskipun Aku ada di depannya, tidak ada yang berubah dari penampilan Nagumo.
Jika dia memiliki sedikit perasaan emosional, tidak aneh jika dia mengambil sikap...
“Lalu apa yang ingin kau berbicarakan denganku? Kau tidak datang hanya untuk mengngobrol, kan?”
Itu adalah kata pembuka dari Nagumo, tapi Horikita siap untuk memulai topik utama.
“Aku pikir ini adalah waktu yang berharga, jadi Aku akan langsung ke intinya. Aku ingin bergabung dengan OSIS.”
Suara jelas Horikita bergema di ruang OSIS.
Kedua anggota OSIS merespons dengan cara yang sama ketika mereka mendengar itu.
Berbeda dari sambutan atau penolakan, itu adalah perasaan terkejut.
“Kau ingin bergabung dengan OSIS?”
Menanggapi ucapan Horikita, ekspresi terkejut Nagumo berubah menjadi sesuatu seperti sedikit tidak diharapkan.
“Aku penasaran, apa yang sebenarnya terjadi sampai kau memutuskan itu? Jujur Aku katakan entah bagaimana Aku tidak ingin mengatakan iya.”
“Dengan kata lain, kau tidak akan menerimaku?”
“Bukan begitu. Aku pada dasarnya mengambil sikap untuk tidak menolak siapa pun yang datang kepadaku. Jika ada posisi kosong atau memungkinkan untuk masuk, Aku akan membiarkan siapa pun masuk. Aku juga tidak tertarik pada motif mereka. Apakah itu demi OAA, prospek pekerjaan masa depan atau rasa keadilan, itu semua terserah padamu.”
Itu adalah cara berpikir Nagumo yang membuka pintu untuk semua orang, tidak seperti Manabu.
“Tapi kau itu spesial, Horikita Suzune. Aku hanya akan menuntut satu syarat padamu untuk masuk ke OSIS.”
“Apa itu syaratnya?”
“Beri tahu Aku alasan kenapa kau pada saat ini, ingin bergabung dengan OSIS.”
Apakah dia merasakan sesuatu yang mengganggu dari keikut serataan ku disana?
Tidak, Nagumo bukan tipe yang peduli tentang hal-hal kecil dalam artian yang baik.
Dia ingin tahu kenapa adik perempuan Manabu ingin bergabung dengan OSIS.
Tentu saja, Horikita tidak akan mengatakan kalau dia kalah dalam pertandingan denganku.
Dia bisa bergabung dengan OSIS bahkan jika dia berkata jujur, itu sudah cukup.
Dia tidak akan pernah bisa mendapatkan kepercayaan dari Nagumo selamanya.
“Aku berselisih dengan kakakku. Dan Aku mendaftarkan diri ke sekolah ini untuk berdamai. Tapi sejak Aku masuk, hubunganku dengan kakakku tidak pernah berubah.”
Nagumo mendengarkan kata-kata Horikita, yang dia ucapkan perlahan tapi jelas.
“Dia tidak akan pernah mengakui orang sepertiku yang tidak pernah menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan. Pada kahirnya, Aku menghabiskan satu tahun tanpa bisa mendapatkan pembicaraan yang benar dengannya sampai kakak ku lulus.”
Disana, Horikita tampaknya memilih untuk menceritakan masa lalunya dengan kata-kata yang jujur.
“Lalu, apakah kau sudah berdamai dengannya?”
“Ya. Pada akhirnya, kami bisa berdamai. Itulah untuk pertama kalinya, Aku tertarik pada OSIS tempat dimana kakakku mendedikasikan hidupnya di sekolah. Aku sudah mengambil jalan memutar untuk waktu yang lama, tapi Aku juga ingin mengikuti jalan yang diambil oleh kakakku.”
Awalnya, Horikita tidak berniat untuk bergabung dengan OSIS.
Dengan kata lain, jika ditanya apakah semua jawaban itu benar, sebagian memang benar.
Meski begitu, dengan menutupinya dengan begitu banyak kebenaran, itu akan mengaburkan mata keraguan Nagumo.
“Jalan yang diambil kakak, ya. Ini cerita yang sangat bagus.”
Karena keraguannya dikaburkan, sebalikanya Nagumo tampak agak berhati-hati.
“Kalau begitu, Apakah itu berarti kau berniat untuk menjadi Ketua OSIS suatu saat nanti?”
Apapun jawabannya di sini, itu tidak akan menyentuh hati Nagumo.
Ini adalah situasi dimana tidak baik untuk mengatakan kebohongan yang sederhana.
“Ya. Seperti yang ku katakan padamu kalau Aku akan mengikuti jalan yang diambil oleh Kakak ku——Aku akan menjadi Ketua OSIS.”
Horikita sendiri dengan berani memilih rintangan tertinggi.
Dan Aku tidak berpikir ada kebohongan dalam kata-kata itu.
Tampaknya dia memutuskan untuk mengikuti jejak Manabu karena dia bergabung dengan OSIS.
“Aku mengerti. Tapi, Honami sudah bekerja keras sebagai anggota OSIS selama satu tahun terakhir. Apakah kau mengerti kalau kau sudah terlambat untuk mencoba menduduki kursi Ketua OSIS?”
“Aku tidak berpikir itu jarak yang tidak bisa dikejar.”
Jawaban yang lebih cepat dan lebih kuat dari yang dia katakan sebelumnya.
“Meskipun mereka tidak terlihat sangat mirip, ternyata dia memang adik Horikita-senpai.”
Kiriyama, yang sejauh ini diam, mengatakan hal itu kepada Nagumo.
“Aku tidak terlalu nyaman untuk memanggilmu Horikita. Aku mungkin sudah memanggilmu begitu beberapa kali, tapi Aku akan memanggilmu Suzune mulai hari ini?”
“Panggil Aku sesukamu.”
“Tidak ada anggota OSIS lain dari tahun kedua jika mengecualikan Honami sekarang sehingga kami sedang bermasalah dengan itu.”
Nagumo yang telah mendengar niat sebenarnya dari Horikita dengan bertanya secara langsung, setuju untuk menerimanya bergabung dengan OSIS.
Kemudia dia berdiri dari kursi, berjalan menuju Horikita, dan mengulurkan tangan kirinya ke Horikita.
Horikita mengambil tangan kirinya, yang tampaknya sengaja diulurkan, dari depan dan menggenggamnya.
“Selamat datang di OSIS. Mulai hari ini, Aku tidak akan ragu untuk membuatmu bekerja kerasa sebagai anggota OSIS, Suzune.”
“Tentu saja.”
“Sebagai ucapan selamat atas penerimaanmu di OSIS Aku akan memberitahumu sesuatu yang menarik. Semua Ketua OSIS terdahulu selalu lulus sebagai kelas A. Ingat itu dan incarlah pencapaian itu.”
Itu adalah kata-kata penyemangat untuk Horikita, yang saat ini berada di Kelas D.
“Jangan khawatir. Aku tidak punya niat untuk lulus di luar Kelas A.”
“Tunjukkan padaku kalau itu bukan hanya di mulutmu saja?”
Dengan mengatakan itu, jabat tangan yang telah lama dipegang dilepas.
“Namaku Kiriyama. Aku adalah Wakil Ketua.”
“Mohon kerja samanya.”
Setelah berjabatan tangan dengan Kiriyama dan memberikan salam, secara resmi Horikita menjadi anggota OSIS.
Dari sini, Horikita akan melihat cara kerja Nagumo dengan mata kepalanya sendiri.
Sistem sekolah berbasis prestasi yang mengutamakan individual.
Apakah dia akan menerima sistem yang sangat menyimpang dari apa yang ingin Manabu lindungi?
Harusnya aman untuk mengatakan bahwa wilayah ku untuk berbicara sudah lewat. Terutama karena Aku tidak mendapatkan petunjuk tentang hadiah uang, jika sudah waktunya Aku ingin segera pergi dari sini...
Aku sedang memikirkan bagaimana cara untuk keluar dari sini——
“Apakah kau juga ingin bergabung dengan OSIS? Ayanokouji.”
“Apa yang kau rencanakan Nagumo. Sampai kau sendiri mengundangnya ke OSIS.”
Kiriyama mengatakan dengan terkejut bahwa usulan Nagumo itu tidak biasa.
“Ini bukan hal yang aneh. Ayanokouji adalah siswa yang diperhatikan oleh Horikita-senpai. Tidak ada alasan untuk menolaknya. Dan dalam ujian khusus sebelumnya, sepertinya hanya satu orang yang mendapat nilai sempurna.”
Mengatakan itu, Nagumo mengalihkan pandangannya padaku untuk pertama kalinya di sini.
Dia sepertinya sudah tahu informasi yang hanya disampaikan di tahun pertama dan kedua.
“Tolong jangan. Aku tidak cocok untuk OSIS.”
“Aku tahu kau akan mengatakan itu.”
Seolah itu hanya basa basi, Aku langsung kehilangan kesadaran diri.
Tapi apa yang dia pikirkan, dia kembali menatapku.
“Ayanokouji.”
Memanggil nama ku, terjadi kehening saat Nagumo menatapku lagi.
“Pekerjaan OSIS ternyata lebih banyak dari yang Aku pikirkan. Bertumpuk-tumpuk. Tapi, itu hanya butuh waktu sampai semuanya terselesaikan. Saat musim panas, Aku akan meluangkan waktu ku untuk para kohai ku.”
Apa maksud dari pernyataan itu.
Bahkan jika Aku tidak mengejar pertanyaan itu, dia akan mengatakannya sendiri.
“Aku akan bermain denganmu, jadi nantikan itu.”
Itu bukan lagi kata-kata yang selevel dengan deklarasi perang.
Tapi itu adalah perintah dari yang kuat kepada yang lemah.
“Sakayanagi, Ichinose dan Ryuuen, mungkin akan menangis bahagia melihatnya.”
Setelah Aku menjawab begitu, kesadaran Nagumo benar-benar menghilang dariku.
“Ngomong-ngomong, Kiriyama. Ada angin apa yang membuatmu datang kesini?”
“...Apa maksudmu?”
“Sebelumnya, ketika siswa tahun pertama atau kedua ingin bergabung dengan OSIS kau tidak meminta untuk ikut menamaniku. Tapi, hanya ketika Horikita Suzune ingin bertemu dengan ku sekarang, kau menunjukkan wajahmu. Itu aneh?”
Ketika pembicaraan akhirnya akan berakhir, Nagumo menceritakan kisah itu.
Seolah agar Aku mendengarnya sebelum Aku pergi. Pada saat terakhir, pertanyaan tak terduga memotong aliran sejauh ini. Tentu saja, Aku tidak tahu kenapa Kiriyama menghadiri pertemuan ini, tapi Kiriyama jelas terguncang.
“Aku hanya penasaran karena dia adalah adik perempuan Horikita-senpai. Memangnya kenapa?”
Meskipun Kiriyama mencoba menjawabnya dengan tetap tenang, suaranya sedikit gugup.
Nagumo tertawa gembira, seolah itu menarik.
“Tidak tidak, bukan apa-apa. Tidak usah khawatir.”
Nagumo tidak mengejarnya secara mendalam, karena jawaban itu sudah cukup baginya.
“Kalau begitu Suzune, Aku ingin memperkenalkan mu kepada anggota OSIS lsin selain Kiriyama untuk formalitas sesegera mungkin. Jadi tetaplah di sini.”
“Baiklah.”
Aku menolak ajakan untuk bergabung dengan OSIS, jadi tidak ada alasan bagiku untuk tetap di sini.
Aku memutuskan untuk pergi dari sini meninggalkan Horikita dan Nagumo.
Credit
Youzitsu LN 2nd Year Vol 2 Chapter 2 terjemahan Indonesia oleh Luckser Rayne