〇Musim Panas Hampir Tiba, Pertanda Pertarungan Sengit
6
Pagi di hari berikutnya.
Setelah aku selesai mempersiapkan diri untuk pergi ke sekolah, aku membuka ponsel ku.
Aku menerima pemberitahuan dari sekolah melalui email pribadi ku.
Dan disana mengatakan bahwa Aku telah diberi item yang bernama [Cobaan].
“Tidak ku sangka Aku akan mendapatkan kartu khusus...”
Sudah cukup mencolok dengan mendapatkan nilai sempurna dalam matematika, dan disaat ku pikir ini dia akhirnya rumor itu akan berakhir. Meskipun ini adalah pedang bermata dua, kartu cobaan ini masihlah memiliki efek yang kuat yang kemungkinan akan menarik banyak perhatian. Meskipun akan lebih aman untuk menukarnya dengan siswa yang membutuhkannya, kartu cobaan ini memiliki efek kuat yang setengah-setengah, sehingga tidak mudah untuk menukarnya dengan kelas lain. Jika grup yang mengambil alihnya mendapatkan tempat pertama, itu akan menjadi tanggung jawab ku.
Ada kemungkinan bahwa ini adalah cara Tsukishiro untuk mengeluarkan ku, tapi mengingat kalau kartu ini adalah kartu yang bisa ditransfer, maka strategi ini terlalu lemah untuk diandalkan. Akan lebih alami untuk menafsirkannya hanya sebagai kebetulan. Hanya ada dua kartu khusus yang tersisa, tapi tampaknya [Penambahan] diterima oleh Asako Asakura dari kelas C, dan [Ditiadakan] diterima oleh Yano Koharu dari kelas A. Aku akan senang jika ini disebarkan dengan moderat.
Sambil memikirkan tindakan apa yang harus Aku lakukan setelah ini, Aku meninggalkan asrama sedikit lebih awal dari biasanya.
Kemudian, Aku bertemu Shinohara di dalam lift.
“Selamat pagi.”
“Selamat pagi.”
Dia adalah teman sekelas ku, tapi Aku tidak terlalu dekat dengannya, jadi tidak ada lagi percakapan lebih dari itu. Kami bertukar salam sederhana dan turun ke lobi.
Waktu seperti itu berlalu begitu saja. Ketika kami mencapai lantai pertama, Aku menekan tombol untuk membuka pintu lift dan Shinohara keluar terlebih dahulu.
Ike, yang relatif terlambat untuk berangkat ke sekolah ada di lobi, menatapku dengan gelisah.
Aku bertanya-tanya apakah dia sedang menunggu Sudou, tapi sepertinya tidak seperti itu.
Dia menyapa Shinohara yang berpapasan dengannya dengan singkat dan Aku melihat mereka pergi bersama, lalu Aku segera mengikuti mereka setelah itu.
Aku berusaha untuk mengambil langkah yang lebih lambat dan menjaga jarak agar tidak mengganggu mereka.
“Hei, Shinohara.”
“Apa.”
Ketika Aku sudah berada diluar, Aku bisa mendengar percakapan antara Ike dan Shinohara yang terbawa oleh angin.
“Ini tentang itu. Membentuk grup untuk ujian di pulau tak berpenghuni berikutnya... Aku ingin tahu dengan siapa kau akan bekerja sama.”
“Aku sih belum memutuskan... kenapa dengan itu?”
“Tidak apa-apa sih. Aku hanya ingin bertanya.”
“Oh. ...kalau kamu? Pasti dengan Sudou-kun dan Hondou-kun, kan?”
“Apa salahnya? Aku pikir akan menyenangkan untuk melakukannya dengan mereka.”
“Tuh kan~” (Deshou ne~)
Shinohara seperti menertawakan sesuatu yang konyol, tapi Ike tidak memperdulikan itu.
Tampaknya ada sesuatu yang ingin dia katakan, dan dia terlihat agak putus asa untuk mengungkapkannya.
“Tapi, yang namanya pria itu, dibiarkan saja juga pasti bisa melakukan sesuatu... Ken juga punya kekuatan, dan Aku pikir dia cukup baik untuk menangani pekerjaan seorang pria.”
“Hmm”
Shinohara menunjukkan reaksi yang agak dingin, tapi dia sepertinya tidak benci berbicara dengan Ike.
“Bagaimana mengatakannya ya. Kupikir Aku harus mengulurkan tangan ku di mana itu diperlukan... karena itu, jika kau dalam kesulitan, Aku... itu, Aku bisa kok membentuk grup denganmu?”
“Apaan tu? Kau terdengar sok hebat.”
“Tahun lalu kau melihatnya kan. Karena Aku seorang Pramuka, jadi keterampilan tangan ku sangat bagus.”
Jika dia memanfaatkan senjatanya sebaik-baiknya, dia akan mampu menarik Shinohara.
Intinya adalah, dia hanya ingin menetapkan alasan Shinohara untuk bekerja sama dengannya.
“Yah, Aku bisa memikirkannya... apa kau hanya ingin berada di grup yang sama denganku?”
“Ja-jangan salah paham? Bukankah kau yang paling berisiko dikeluarkan dari sekolah? Karena itu Aku akan dengan baik hati berkorban untuk melindungimu.”
Ike yang tidak bisa berkata jujur, mengeluarkan kata-kata yang cenderung akan dibenci.
“Ha? Apanya yang berkorban. Lagipula Aku tidak memintamu melakukan itu!”
Tentu saja, tidak ada alasan bagi Shinohara untuk bersedia bergabung dengan grup setelah mendengar kata-kata itu.
Bahkan itu bukan sebuah permintaan.
“Ah, selamat pagi Ike-kun. Bisa ganggu sebentar?”
Sementara mereka berada di atmosfer yang berat itu, Kushida datang dari belakang memanggil Ike.
Pada saat itu, Ike melepaskan tatapannya dari Shinohara dan melambai dengan penuh semangat.
“Ada apa ya!? Sebenarnya Aku sekarang saaangat senggang!”
Mengatakan itu, Ike meninggalkan Shinohara dan berlari menuju Kushida.
Shinohara melihat situasi itu dengan mata dingin.
“Sebenarnya, Kobashi-san dari kelas C memintaku untuk mengundang Ike-kun ke dalam grupnya. Aku pikir dia sekarang sudah sampai di sekolah, bisakah kau menjawabnya segera?”
“Serius? Ayo pergi! Ayo pergi sekarang juga!”
Setelah mengetahui bahwa seorang gadis memintanya untuk bergabung, Ike menunjukkan semangat yang luar biasa.
“Ah, tapi sepertinya kau sedang berbicara dengan Shinohara-san sekarang... Apa tidak masalah?”
Kushida memastikan tentang keberadaan Shinohara.
“Sama sekali tidak masalah, berbicara dengannya yang ada hanya menyebalkan. Lebih baik bawa Aku bersamamu.”
“Kamu yang menyebalkan.”
Mereka saling jual beli kata. Sebagian besar adalah kejelekan Ike, tapi dia melewatkannya dan pergi bersama dengan Kushida.
Shinohara berhenti dan melihat dengan mata kesepian.
Segera Aku mendekat untuk menyusul Shinohara.
Bagaimanapun, Ike tampaknya baik-baik saja.
Sepertinya dia mendapat undangan dari seorang gadis, tapi Aku merasa kalau dia sudah kehilangan sesuatu yang besar.
“Satsuki”
Tiba-tiba, suara seorang siswa memanggil Shinohara dengan nama depan terdengar dari belakang, dan Aku berbalik sedikit.
“Oh, Komiya-kun... Selamat pagi.”
Jika Aku ingat dengan benar, itu adalah Komiya Kanou dari kelas B tahun kedua.
“Apa yang terjadi? Apa kau menangis?”
“Eh? Ke-kenapa?”
“Tidak, hanya saja matamu merah”.
“Ah, sepertinya ketahuan? Tadi mata ku hanya kelilipan... aduh”
Saat melakukan akting seperti itu, Shinohara mencoba untuk memalsukan perasaannya.
“Daripada itu, Aku mendengarnya dari Sudou-kun sih, tapi kelihatannya kau sudah menjadi pemain reguler, apa itu benar?”
“Ya, akhirnya.”
“Lagipula kau selalu pulang terlambat saat latihan, tidak mungkin kan kalau kau tidak diberi penghargaan.”
Aku yang berhenti untuk berbicara dengan Shinohara membuat jarak diantara kami meningkat, sampai akhirnya Aku tidak bisa lagi mendengar suaranya.
Credit
Youzitsu LN 2nd Year Vol 2 Chapter 3 terjemahan Indonesia oleh Luckser Rayne