〇Manuver Rahasia
1
Sebuah email datang dari sekolah saat hujan deras terus berlanjut. Meski sudah bisa diprediksi, diumumkan bahwa ujian hari ini akan dibatalkan. Jika tidak ada pergerakan dasar dan tugas, akan sulit untuk membalikan keadaan, tapi tertulis bahwa mereka sedang mempertimbangkan metode kompensasi agar kami tidak dipaksa untuk menerima situasi.
Jika cuaca tidak membaik, nampaknya sekolah juga belum bisa memastikan isi kompensasi.
Tapi, kompensasi apa pun tidak menghilangkan fakta pembatalan ujian hari ini.
Dari segi poin keseluruhan, ini bisa diterima, tapi rencana strategis yang telah dibuat setiap grup akan dipaksa untuk direvisi sepenuhnya sekali.
Dan bagiku, sulit untuk mengatakan bahwa pembatalan ujian ini adalah hujan berkah.
Aku sedang menyesuaikan diri untuk mencapai puncak di babak kedua, dan aku berencana untuk menyalip grup yang terhenti akibat kelelahan di babak pertama dan mencetak lebih banyak poin. Namun, karena hari ke-7 kosong sepanjang hari, semua orang akan bisa memulihkan kekuatan fisik mereka dengan jeda ini.
Tentu saja, mereka tidak bisa menghilangkan rasa lelahnya karena mereka tidak dapat beristirahat di lingkungan yang nyaman, tapi perbedaan antara istirahat dan tidak beristirahat sama dengan perbedaannya dengan langit dan bumi.
“———pai.”
“Hmm?”
Di luar tenda turun hujan deras dan menimbulkan suara yang keras, tapi aku bisa mendengar suara seseorang dengan samar.
“Sen———i.”
Sekali lagi, suara yang memanggilku. Sepertinya pemilik suara itu berasal dari tenda di seberang yaitu Nanase. Aku membuka ritsleting lagi dan melihat keluar dari kain jaring.
Jarak pandangnya buruk, tapi tidak sulit untuk melihat tenda yang ada di depan.
“Aku ingin bicara sebentar! Bolehkah aku pergi ke sana!”
Nanase telah membuat proposal seperti itu dari seberang tenda.
Harusnya dia tahu kalau komposisi pria dan wanita berdua yang berkumpul bersama di dalam tenda sempit itu tidak pantas, tapi kupikir dia sudah benar-benar melupakannya.
Aturannya hanya melarang tidur, dan tidak ada masalah dengan menghabiskan waktu sebentar bersama.
Tidak akan ada masalah moral kecuali siswa kehilangan akal sehat.
Meski begitu, ini hujan deras. Bahkan dengan pintu masuk yang jaraknya hanya sedikit kurang dari 2 meter, tak dapat dihindari bahwa dia akan basah.
“Boleh saja, tapi apa perlu aku saja yang kesana?”
Aku menjawab itu, tapi Nanase menggelengkan kepalanya, lalu membentangkan handuk, bersiap untuk melindungi kepalanya, dan membuka pintu masuk. Aku juga segera membuka pintu masuk untuk menyambut Nanase.
Nanase melompat keluar dari tenda pada waktu yang tepat dan dengan cepat memasuki tendaku.
Tentu saja, dia terkena hujan meski hanya butuh waktu kurang dari satu detik untuk masuk, tapi dampaknya minimal.
“Fiuuh... Maaf senpai, sudah mengganggu waktu istirahatmu.”
“Tidak apa-apa.”
Sebaliknya, Nanase-lah yang lebih lelah dariku.
Selain berjalan hingga tiba di area ini, dia baru saja melakukan pertarungan sengit, meski karena kesalahpahaman.
Aku bertanya-tanya apakah ada yang perlu dibicarakan, tapi Nanase tidak langsung membicarakannya.
Tidak, sepertinya dia tidak bisa mengatakannya.
Untuk sementara, kami tetap diam seolah-olah saling mengamati satu sama lain...
“Bukankah aku tidak tahu malu?”
Mengatakan itu, Nanase menundukan kepalanya meminta maaf.
“Padahal sampai beberapa waktu yang lalu, aku memusuhi senpai dan bahkan mengatakan hal-hal buruk... Pasti menjengkelkan untuk dipanggil dengan sok akrab seperti ini olehku, ‘kan?”
Aku sudah tidak mempermasalahkannya, tapi Nanase sekarang sepertinya menghadapi rasa bersalah itu.
“Tidak usah dipikirkan, dan berhentilah meminta maaf. Setidaknya seharusnya sudah jelas bahwa kita tidak perlu bermusuhan. Bukankah begitu?”
Mungkin ada beberapa bagian yang tidak bisa dimengerti, tapi saat ini kami sedang dalam ujian khusus.
Keraguan pikiran juga menciptakan bayangan dalam tindakan dan cara berpikir dalam ujian yang sebenarnya.
“I-Itu benar.”
Aku mengerti, Nanase menundukan kepalanya sambil meminta maaf sekali lagi.
“Jadi, apakah ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan di tengah hujan ini?”
“Ah, ya.”
Nanase membalas seolah mengingat tujuannya datang kesini.
“Aku masih belum bisa melupakan kemunculan Amasawa-san yang sebelumnya... Ketika aku memikirkan tentang masalah Ayanokouji-senpai, akhirnya aku memutuskan untuk memanggilmu.”
Rupanya, dia hanya mengkhawatirkanku daripada memiliki tujuan tertentu.
Kunjungannya kesini sedikit lebih bermasalah daripada orang yang dimaksud, tapi aku menghargai perasaannya.
“Aku sudah memutuskan bahwa Amasawa-san adalah orang yang sudah mendorong Komiya-senpai dan Kinoshita-senpai. Aku pikir sikap Amasawa-san yang tidak menunjukkan jati dirinya adalah karena dia ingin menyembunyikan kebenaran, tapi Ayanokouji-senpai mengatakan bahwa Amasawa-san belum tentu yang melakukannya, dan aku tidak dapat memahami alasannya...”
“Untuk saat ini, kebenaran masih belum diketahui.”
Amasawa adalah abu-abu yang sedekat mungkin dengan hitam, tapi tidak sepenuhnya berwarna hitam.
“Lalu, yang membuatku penasaran adalah tujuannya. Siapapun pelakunya, apa alasan tindakan berbahaya seperti itu?”
“Jika kita tahu jawabannya, kita tidak akan mengalami kesulitan. Mari kita asumsikan bahwa Amasawa bukanlah pelakunya.”
Aku sekali lagi memutuskan untuk membagikan pemikiranku tentang kasus Komiya dan Kinoshita.
Karena dengan bertukar pendapat, terkadang kau bisa melihat apa yang tidak bisa kau lihat.
Seseorang mendorong Komiya dan Kinoshita. Karena tidak ada respons GPS dari jam tangan, jelas bahwa itu direncanakan bukan dilakukan tiba-tiba.
Lalu selanjutnya———
“Itu... begini, tapi bukankah itu aneh?”
Segera setelah aku mulai berbicara, Nanase mengerutkan kening seolah-olah ada bagian yang tidak bisa dia mengerti.
“Jika Amasawa-san tidak ada hubungannya, bukankah ini aneh? Ketika jam tangannya rusak secara kebetulan, Komiya-senpai dan Konoshita-senpai diserang dan kebetulan dia sedang melihat didekat sana. Dan kebetulan aku menemukan dia?”
“Ketika banyak kebetulan tumpang tindih, sulit untuk menyebutnya kebetulan. Dengan kata lain, begitu Amasawa mengajukan alasan kalau tidak ada hubungannya dengan kasus Komiya, alasan itu akan langsung runtuh.”
Sebuah teori muncul bahwa seseorang yang dekat dengan Amasawa telah menjatuhkan Komiya dan Kinoshita.
“Kalaupun pelaku sebenarnya bukan Amasawa-san, artinya dia kenal dengan pelakunya. Kalau begitu, apakah ada kemungkinan Amasawa-san adalah kaki tangannya?”
“Begitulah. Jejak kaki yang sebelumnya juga mungkin milik pelaku sebenarnya.”
Jika aku menganggap dia membantu pelaku sebenarnya untuk menolongnya, itu juga menjelaskan tindakan Amasawa.
“Jika dia mencoba menggunakan kekerasan, cara melakukannya akan serupa.”
Ya ya, Nanase merasakan reaksi terhadap garis besar yang menghubungkan.
“Tapi...”
Setiap saat... Bagaimana harus kukatakan, aku mulai kepikiran tentang sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan ini.
“Tapi apa?”
Ini tentang Nanase, yang menatapku dengan wajah bingung, tapi ini sulit untuk ditanyakan.
Karena, sederhananya karena aku tidak bisa mengerti [mekanisme]nya.
(Tln: Mekanisme/cara kerja. Intinya kok bisa gitu)
Kehidupan di pulau tak berpenghuni ini juga sudah memasuki hari ke-7 pengulangan. Sampai sekarang, Nanase pada dasarnya bergerak bersamaku. Dan aku bahkan tidak sempat membersihkan tubuhku.
Tentu saja, ada kesempatan untuk membersihkan pasir ketika dia mengenakan pakaian renang di Bendera Pantai, dan ketika aku berenang di laut, dia bisa mandi saat berganti pakaian.
Meski begitu, tetap saja, setelah seharian, keringat yang menyembur keluar biasanya menjadi masalah.
Karena berada di dalam tenda yang sempit, aroma Nanase sedikit menyebar, tapi ini tidak ada kaitannya dengan bau yang tidak sedap. Bahkan jika bisa menyamarkan keringat dengan rajin menyekanya, kok bisa dia beraroma harum?
Aku ingin bertanya tentang mekanismenya itu, tapi itu jelas perilaku [senpai yang tidak pantas].
“Tidak, ini kesalahpahamanku. Tidak usah dipedulikan.”
“Begitu, ya?”
Nanase mengangguk tanpa menggali lebih dalam pernyataanku dan bahkan tanpa menyadarinya.
Meskipun aku sudah memiliki pacar, aku adalah seorang pemula yang baru mulai belajar.
Bagaimanapun, jika menyangkut hal-hal semacam ini, ada begitu banyak hal yang tidak aku mengerti.
Barang-barang seperti deodoran dan semprotan penyegar menurut aturan harganya relatif murah untuk dibeli, jadi anggap saja dia sudah membelinya. Tidak ada jawaban lain yang bisa ku dapatkan selain itu untuk saat ini.
Ini adalah topik yang aku angkat sendiri, tapi aku malah jadi sangat canggung.
Nanase sepertinya tidak memikirkan apa-apa, tapi mari kita ubah kembali topiknya di sini.
“Tidak ada cara untuk memastikan apa yang sebenarnya dilakukan Amasawa kepada Komiya dan Kinoshita, tapi aku punya gambaran kasar tentang siapa dan ada di table mana dia.”
Nanase memiringkan kepalanya, mungkin karena dia tidak mengerti maksud ucapanku.
Aku mengeluarkan tablet dan menunjukannya pada Nanase.
“Apa benar tidak apa-apa? Itu, bukankah itu informasi pribadi Ayanokouji-senpai...? Bahkan sampai menunjukkannya padaku.”
Informasi pribadi mungkin maksudnya skor yang aku peroleh. Ini adalah informasi penting karena skor dan peringkat selain 10 grup teratas dan terbawah tidak diungkapkan kepada publik.
“Kupikir tidak ada lagi kesenjangan antara Nanase dan aku untuk memiliki hubungan saling percaya, tapi apakah itu hanya kesalahpahamanku saja?”
Ketika aku menyampaikan perasaan jujurku itu, dia mengangkat wajahnya seolah-olah terkejut.
“Ti-Tidak! Terima kasih, umm, karena sudah mempercayaiku.”
Dia menjawab dengan agak malu-malu, agak duduk, dan agak meminta maaf.
Itu adalah ekspresi yang seperti Nanase sekali yang tidak bisa ditunjukan tanpa ketidaksopanan yang baru saja aku sebutkan.
“Selain itu kita bertindak bersama, dan jika kamu melihat ke belakang, kamu bisa tahu berapa banyak skor yang kudapatkan, bukan?”
Meskipun ada tugas yang ditantang oleh kusendiri, Nanase mungkin akan berasumsi bahwa aku mengambil tempat pertama.
Jadi aku mencoba memulai penjelasan tanpa peduli tentang pengungkapan skorku.
“Tadi kubilang, aku tahu siapa dan ada di table mana dia...”
Nanase yang cerdik langsung menyadari hal yang mencurigakan.
“Loh, skor senpai...bukankah lebih sedikit dari yang kukira?”
“Maksudmu?”
Saat aku bertanya untuk mengujinya, Nanase melipat jari-jarinya dengan kedua tangan untuk mulai menghitung di dalam kepalanya.
“Bonus kedatangan, hadiah urutan kedatangan, dan tugas...setelah dikurangi penalti, kupikir kalau semua tugas yang senpai ikuti selama aku istirahat juga menempati peringkat pertama.”
Dia memiliki ingatan yang cukup bagus.
Ini juga akan menjadi poin yang berguna untuk sesuatu di masa depan.
“Kamu menyadarinya dengan baik. Seharusnya, skor yang kumiliki sekarang adalah 88 poin.”
“Sekarang 78 poin, kurang 10 poin. Ini bukan karena penalti...”
Jadi kapan, bagaimana, dan untuk apa 10 poin tersebut menghilang? Aku akan menjelaskan itu.
“Dalam tes khusus ini, area yang ditunjuk akan diumumkan 4 kali sehari dan pergerakan dasar akan dilakukan. Total waktunya adalah 10 jam dari jam 7 pagi hingga jam 5 sore. Aku jam 7 pagi pada hari keenam ketika pencarian GPS dicabut. Aku memutuskan untuk melakukan total 10 kali pencarian GPS setiap jam, dari jam 7 pagi pada hari ke-6 ketika pencarian GPS dicabut pelarangannya, kecuali jam 12 siang yang merupakan jam istirahat.”
Nanase masih belum bisa memahami apa yang bisa dilihat dengan melakukan itu.
“Pencarian GPS adalah alat yang sangat berguna untuk mengetahui lokasi semua siswa di seluruh pulau. Tapi, jika kamu hanya menggunakannya sekali kamu hanya dapat mengetahui lokasinya saat ini dan itu kegunaannya rendah. Tapi dengan membagi hari menjadi 10 bagian dan mengulangi pencarian, kamu bisa melihat berbagai hal yang tidak bisa kamu lihat.”
Dengan menghubungkan titik-titik menjadi sebuah garis, dan kamu bisa melacak lintasan pergerakan seseorang hari itu. Demikian pula, jika seseorang melakukan pencarian 10 kali, dia juga akan menyadari bahwa aku dan Nanase selalu bergerak bersama.
“Ano, aku tahu persis untuk apa skor itu digunakan. Memang benar, jika kita tahu ke mana semua orang bergerak setiap jam, kita mungkin bisa mengetahui siapa yang satu table dengannya. Tapi di hari ke-6, senpai sepertinya tidak bermain-main dengan tablet untuk waktu yang lama, dan itu bukan sesuatu yang bisa diingat dengan mudah, bukan?......Apakah itu artinya kamu mengingat semuanya dalam sekejap? “
“Itu mustahil. Butuh banyak waktu hanya untuk memeriksa nama dan lokasi semua orang.”
Aku membuka folder foto dan menunjukan gambar yang aku simpan di sana.
“Setelah menggunakan pencarian GPS, aku menyimpan screenshot. Dengan begini, aku bisa mengamati secara perlahan di waktu luangku dan mengetahui apa saja yang terjadi pada hari itu.”
Mengirim pesan atau foto kepada seseorang itu tidak bisa dilakukan selama ujian. Tapi menyimpan gambar layar tablet adalah fitur standar, dan tentu saja tersedia disana. Dengan memperbesaar dan memperkecil peta yang disimpan berulang kali, aku bisa menyimpan catatan terperinci tentang posisi semua siswa.
“Dengan membandingkan setiap waktu, semua tindakan orang lain sepanjang hari dapat dilihat sebagai catatan kapan saja.”
Sebelum tidur, di pagi hari sebelum ujian dimulai, atau saat istirahat. Karena masih banyak waktu luang, cukup dengan memeriksanya saat itu.
Karena rincian tugas untuk periode waktu tersebut juga ditampilkan di peta, maka baru pada hari ke-6, kebijakan seperti apa yang diambil setiap grup dan siswa dapat dilihat dengan jelas.
“...Kamu sudah melakukan hal seperti itu, aku sama sekali tidak menyadarinya.”
“Aku tidak melakukan hal-hal bodoh yang mungkin disadari oleh seseorang yang bisa jadi musuhku. Karena aku masih belum tahu orang seperti apa Nanase yang di sampingku pada hari ke-6.”
Itu adalah puncak dari kebodohan jika membiarkan Nanase yang pada saat itu adalah musuhku tahu bahwa aku menggunakan pencarian GPS ini. Tablet itu sendiri tidak terlihat aneh meskipun layar dioperasikan karena cukup sering disentuh dari untuk memeriksa lokasi saat ini hingga memeriksa detail tugas.
Sambil menjaga sikap untuk mengejar area yang ditunjuk dan tugas, lakukan pencarian GPS setiap jam dan ambil screenshot. Terkesan, Nanase menggeser peta ke kanan dan ke kanan. Setiap kali digeser, GPS setiap siswa berubah posisinya sehingga menarik.
“Tapi, sebelumnya maaf kalau lancang, tapi apakah layak dengan membayar 10 poin? Mungkin akan layak jika gambar screenshot itu dibagikan ke seseorang, karena butuh waktu lama hanya untuk menganalisis pola perilaku satu orang saja, ‘kan?”
Kelayakan dari gambar-gambar ini memang akan muncul jika bisa dengan mudah dikirimkan lewat pesan terlampir ke teman melalui email. Bahkan dimungkinkan untuk beberapa orang mencari pada interval waktu yang lebih pendek dan memeriksanya di luar waktu ujian. Dengan aturan seperti itu, tidak aneh jika kelas-kelas lain mempraktikkannya.
“Bahkan jika dalam penggunaan individu, itu tergantung pada bagaimana kamu menggunakannya. Dapat dikatakan bahwa akan diputuskan mulai sekarang apakah strategi ini pada akhirnya akan bernilai lebih atau kurang dari 10 poin.”
“...apa maksudnya dengan itu?”
“Benar. Ada yang seperti ini dalam informasi yang diperoleh dengan mengulangi pencarian GPS.”
Dengan melihat tiap tahun ajaran seperti tahun pertama dan tahun ketiga, aspek baru bisa dilihat.
Khususnya dalam kasus siswa tahun ketiga, gerakan khusus dari grup itu terlihat jelas.
“Misalnya, beberapa grup siswa tahun ketiga bertingkah aneh sepanjang hari. Dan grup Nagumo dan grup Kiriyama selalu terlibat dengan grup aneh itu. Ketika aku menyelidikinya, aku melihat sesuatu yang menarik.”
Dari mulai pukul 07:00 pada hari ke-6, aku fokus pada grup Nagumo dan melihat situasinya setiap jam.
“Pertama, grup Nagumo ada di B8 pukul 07.00.”
“Apakah itu artinya area terakhir yang ditunjuk pada hari ke-5 adalah B8?”
“Kemungkinannya besar, tapi di bagian paling selatan B8. Mungkin juga B9 di bawahnya, tapi yang jelas, pada awalnya, hanya respons GPS dari anggota grup mereka yang ada.”
Namun, satu jam kemudian, pada pukul 08.00, beberapa grup mulai berkumpul di sekitar Nagumo.
Itu bahkan lebih mencolok pada jam 9 pagi, tampaknya berkumpul di bawah Nagumo.
Dan dari sini, kumpulan grup ini mulai bergerak.
Jika diamati pada jam 10 pagi dan 1 pagi, bisa terlihat muncul perbedaannya.
“Banyak grup sengaja berkumpul dan bergerak bersama, ya... seperti kawanan ikan.”
“Itu tidak mengganggu jika melihat keseluruhan, tapi ketika kamu mempersempitnya, kamu akan melihat sesuatu yang sama sekali berbeda, bukan?”
Nanase menerima penjelasanku dan mengangguk dua kali untuk menjawab. Setelah itu menggeser gambar sampai pukul 15.00.
“Apakah pergerakan ini untuk memonopoli tugas?”
“Mungkin itu adalah mekanisme di mana Nagumo dapat dengan mudah menempati peringkat pertama dalam tugas apa pun tergantung pada koordinasi teman-temannya.”
Ini tidak rumit atau semacamnya, tapi ini adalah strategi yang sangat sederhana dan kuat.
“Tapi, cara ini tidak memberikan skor apa pun pada grup lain selain grup Ketua OSIS Nagumo, ‘kan? Aku tidak berpikir mereka semua ada di table yang sama. Bekerja sama untuk memenangkan grup tertentu... itu adalah ide yang mungkin pernah terpikirkan oleh siapa pun, tapi tidak mungkin untuk mempraktikkannya.”
Grup lain perlu membidik area yang ditunjuk grup lain.
Selain itu, jika mereka memberikan tugas kepada grup Nagumo, mereka tidak bisa mendapatkan skor tertinggi dalam tugas tersebut.
“Benar. Strategi ini berhasil karena mengabaikan premis dasar ujian di pulau tak berpenghuni. Awalnya, kenapa kita tidak bisa bekerja sama untuk memenangkan kelompok tertentu?”
“Itu tentu saja, karena ada hubungannya dengan poin kelas dan pengusiran.”
Aku menunjukkan kepada Nanase anggota grup yang berkumpul di sekitar Nagumo.
“Ini... grup yang berfungsi sebagai pendamping adalah para senpai yang grupnya tenggelam ke dasar...”
“Tidak ada seorangpun siswa dari kelas A di grup ini.”
“Kalau tidak salah siswa tahun ketiga memang memiliki celah putus asa dalam poin kelas untuk mengejar kelas A, ya.”
“Dengan kata lain, apakah kelas B yang kalah atau kelas D yang kalahitu tidak mempengaruhi medan perang.”
Baik siswa tahun pertama dan kedua belum memasuki tahap konfrontasi kelas tingkat tinggi. Karena kami bersaing untuk mencapai kelas A, makanya aku tidak berpikir ada yang rela untuk tenggelam ke dasar.
Tapi, hanya siswa tahun ketiga yang dapat mengabaikan kerangka tersebut dan keempat kelas dapat bekerja sama satu sama lain.
“Titik kuat dari strategi ini adalah bahwa grup yang tenggelam ke bawah dapat bebas melakukan apapun sebanyak yang mereka suka selama ujian. Bahkan jika mereka hanya memiliki 1 poin atau hanya 50 poin, kerugian sebagai peringkat terbawah tidak berubah. Mereka hanya akan kehilangan poin kelas dan dikeluarkan.”
“Jika mereka mendukung grup tertentu dengan sekuat tenaga, skor mereka seharusnya mendekati 0, ‘kan? Grup tahun ketiga memang benar tenggelam ke dasar, tapi kok mereka masih memiliki skor sebesar 20 poin dan 30 poin, ya?”
Jika mereka mengabaikan semua pergerakan dasar dan tugas, sudah sewajarnya jika skor tidak akan terkumpul.
Sebaliknya, Nanase mengatakan bahwa tidak aneh jika mereka bertahan di sekitar 0 poin berturut-turut karena penalti.
Nanase mulai menyadarinya sedikit demi sedikit saat aku mendorong dia untuk berpikir tanpa menjawab.
Aku menambahkan beberapa kalimat untuk membantunya.
“Jika strateginya terbongkar, itu akan jadi kurang efektif. Apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya terbongkar?”
“Jika ada 2 atau 3 grup dengan 0 poin, jelas ada yang tidak beres dan itu akan diperhatikan tahun ajran lain. Jadi berikan skor kasar agar mereka sulit untuk diperhatikan...”
Dia mungkin sudah bisa menemukan alasannya di dalam pikirannya, mengatakan itu dan menatap ku.
Ya, itulah kenapa keterampilan Nagumo sangat terlihat. Jika beberapa grup mendapat 0 poin, itu terlalu mencolok dan itu seperti mengungkapkan tipuannya.
“Sepertinya ada beberapa grup yang tampaknya mendukung Nagumo, tapi setidaknya satu orang dari setiap grup bekerja untuk menginjak area yang ditunjuk.”
“Itu untuk mencegah akumulasi pengurangan poin meningkat karena penalti berulang.”
Dengan cara itu, skor minimum akan terkumpul.
“Grup yang bekerja sama dengan Nagumo dan yang lainnya harus dilihat sedang bersaing di dalamnya. Jika mereka menyerah pada peringkat pertama, peringkat kedua dan ketiga akan sama tidak peduli siapa yang mengambilnya. Oleh karena itu, terkadang peringkat berubah atau poin melebar bahkan di peringkat terendah. Mereka bisa berpura-pura serius menghadapi ujian khusus ini.”
Strategi ini tidak bisa dikenali tanpa melakukan 10 kali pencarian GPS.
Bahkan jika aku merasa curiga, kecurigaan itu akan berhenti sendiri.
“Apakah mereka mencoba untuk memenangkan Ketua OSIS Nagumo dengan niat untuk dikeluarkan? Bahkan jika mereka tidak bisa naik ke kelas A, mereka pasti ingin menghindari pengusiran, ‘kan?”
“Beberapa orang mungkin tidak waras, tapi pada dasarnya seperti kata Nanase. Di balik tipuan ini, Nagumo mungkin sudah menyiapkan langkah pertolongannya sendiri.”
“Langkah pertolongannya sendiri, ya?”
“Tidak mungkin bisa lulus sebagai kelas A untuk tahun ketiga kelas B ke bawah hanya dengan terus mengikuti ujian khusus. Tapi bagaimana jika ada kemungkinan bisa naik ke kelas A jika mereka bekerja sama dengan Nagumo?”
“Jika itu satu-satunya cara, mereka...mungkin akan bekerja sama.”
Jika ada pilihan untuk lulus sebagai kelas B atau lebih rendah, atau bertaruh untuk lulus sebagai kelas A, tidak aneh jika relawan akan bermunculan.
“Aku jadi tidak tahu apakah pihak sekolah atau ketua OSIS yang sedang melaksanakan ujian, ya.”
“Kenyataannya memang seperti itu. Nagumo memiliki kendali atas semua kelas di tahun ajarannya. Dia bukan orang yang mengikuti aturan, tapi dialah yang membuat dan mengendalikannya.”
Artinya dia adalah seseorang yang sanggup menciptakan situasi ini. Bahkan jika melihat sejarah Koudo Ikusei Koutou Gakkou selama ini, tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa Nagumo mungkin adalah orang pertama dan terakhir yang bisa melakukan itu.
Tentu saja, kami siswa tahun kedua tidak akan membiarkan Nagumo bertindak sesuka hatinya.
Pada hari ke 5 ujian khusus, aku mengajukan usulan kepada Ryuuen dan Sakayanagi. Ini adalah untuk menyelesaikan tugas tertentu dengan bekerja sama hanya [sebagian] dari seluruh siswa tahun kedua. Sederhananya, ini serupa dengan strategi yang dipakai Nagumo. Namun, berbeda dengan Nagumo, skor tidak terkonsentrasi pada grup tertentu untuk menang. Karena siswa tahun kedua saling bersaing, diskusi menjadi tidak pasti ketika poin kelass terlibat. Oleh karena itu, dengan syarat kami bekerja sama satu sama lain dalam faktor selain poin kelas. Orang-orang seperti Sakayanagi dan Ryuuen juga khawatir dengan beberapa grup yang berisikan teman-teman sekelas mereka. Negosiasi yang setara telah disepakati dalam bentuk mendukung satu sama lain. Misalnya, alih-alih membantu melepaskan jumlah maksimal orang di grup Sudou yang dibentuk dari kelas D tahun kedua, mereka membantu melepaskan jumlah maksimal orang di grup yang dibentuk dari kelas A tahun kedua.
Meskipun kami adalah musuh, kami bisa berpegangan tangan tanpa ragu selama kepentingan kami cocok.
Itu bisa dikatakan sebagai salah satu hal yang sangat baik dari para pemimpin tahun kedua.
Tentu saja, aku tidak berpikir itu akan berhasil dengan baik jika ini dilakukan saat tahun pertama.
Ini bisa terwujud karena kami semua memiliki pengalaman selama hampir satu setengah tahun.
“Aku mengerti. Artinya membayar 10 poin untuk mendapatkan informasi ini bukanlah risiko besar bagi senpai, ya?”
“Bukan berarti aku membuang tujuan peringkat tertinggi, tapi untungnya Kouenji sedang berjuang. Sebaliknya, aku menginginkan bahan yang dapat mendukung teman-teman ku kapan saja.”
“Kouenji-senpai hebat sekali, ya? Dia sendirian bisa mengungguli grup Ketua OSIS Nagumo.”
Kouenji memang hebat. Tapi itu sedikit berbeda dari kenyataannya. Kouenji dan grup Nagumo bersaing ketat satu sama lain. Setiap kali memeriksa grup teratas, semua orang pasti berpikir seperti ini. “Satu orang bersaing dengan grup Nagumo”. Namun, pada kenyataannya, grup Nagumo hanya memainkan pertarungan jarak dekat dengan Kouenji.
(Tln: jarak di sini kesenjangan poin)
Nagumo akan mempertahankan keadaan ini hingga akhir hari ke-12 saat peringkat teratas masih bisa diperiksa.
Dan dia akan berlari kencang dalam 2 hari tersisa ketika skor tidak dapat diperiksa.
Dengan begitu, hanya hasil yang diraih Nagumo dengan menyingkirkan Kouenji yang kelelahan di penghujung ujian, yang tersisa.
Kenyataan bahwa dia menggunakan banyak grup teman untuk keuntungan pada tugas tidak terungkap. Yah, jika Nagumo bersaing dengan Koenji, itu juga merupakan kesempatan bagiku untuk merebut kemenangan.
“Untuk saat ini, mari kita cari tahu pergerakan seperti apa yang dilakukan Amasawa pada hari ke-6 berdasarkan informasi ini.”
Dengan pernyataan itu, Nanase juga memahami bahwa manfaat baru akan ditambahkan untuk pembayaran 10 poin ini.
“Tampaknya Amasawa tidak berada di area yang ditunjuk di pagi hari.”
Biasanya, tidak aneh jika dia menghabiskan malam hari di area yang ditunjuk sama seperti kami, yang berbagi table.
Tapi respons GPS dia tetap berada di area dua kotak di bawah ini.
Tidak ada GPS lain yang tumpang tindih dengan miliknya, mungkin dia menghabiskan malam sendirian.
“Ini adalah pukul 08.00, satu jam setelah area yang ditunjuk diumumkan.”
“Area yang kita tuju adalah B6, ya.”
“Ya. Amasawa tampaknya sedang menuju B6 dengan rute yang berbeda dari yang kita lewati.”
Mengingat jarak yang ditempuh dalam satu jam, itu perpindahan yang cukup cepat.
Apakah itu lebih cepat dari kecepatan berjalan pada umumnya, atau apakah itu mengikuti rute yang optimal secara akurat?
Yang mana pun, aku tidak berpikir itu adalah seorang gadis yang berjalan sendirian di dalam hutan.
Jika kuperiksa peta satu jam setelah itu, dia berada di area C6 di sebelah kanan area yang ditunjuk.
Tampaknya dia menginjak area yang ditunjuk dalam satu jam dan menuju tugas di sebelahnya.
“Sekali lagi ini hebat. Kita bisa melihat tindakan setiap orang terekam di peta.”
Setidaknya pada pagi hari ke-6, bisa dibilang kalau dia menghadapi ujian seperti siswa lain.
Selanjutnya, aku hanya melihat Amasawa secara berurutan dari gambar ke-3 hingga ke-7.
Tidak ada pergerakan yang tidak biasa, dan dia telah mengikuti sekitar 3 tugas sambil menginjak area yang ditunjuk. Aku bisa mengetahui sampai batas tertentu apakah dia benar-benar menang atau tidak dengan melihat tablet Nanase, tapi hasilnya tidak penting.
“Setidaknya pukul 17.00 pada hari ke-6, Amasawa sepertinya tidak mendekati kita atau menunjukkan gerakan yang mencurigakan.”
“...Sayang sekali, hasil yang di dapat 0.”
“Tidak, ini sudah cukup. Setidaknya Amasawa tampaknya menghadapi ujian khusus sampai batas tertentu dengan serius. Dan dia tidak melakukan apa pun yang bisa ditemukan dengan penelusuran GPS.”
Kecuali di waktu ujian khusus, tidak ada keraguan bahwa dia melakukan sesuatu dari sore hingga pagi hari. Pencarian GPS untuk waktu itu dimungkinkan, tapi itu hanya akan membuang-buang poin.
Dan sekarang, pihak sekolah akan mengirimkan berita tambahan tentang skor yang tidak dapat diperoleh karena pembatalan ujian khusus hari ini.
[Karena cuaca buruk, kalian hanya dapat menyelesaikan sekitar 1/4 dari pergerakan dasar dan tugas pada hari ke-7, jadi telah diputuskan bahwa bonus kedatangan, hadiah urutan kedatangan, dan hadiah untuk tugas di hari terakhir semuanya akan digandakan. Cuaca diperkirakan akan kembali normal besok pagi.]
Seperti halnya hari pertama, hari terakhir hanya memiliki 3/4 waktu ujian dalam sehari.
Dalam hal ini, apakah ini alokasi yang tepat untuk menebusnya?
“Ini mungkin bisa jadi sedikit faktor pembalik keadaan.”
Jika di hari terakhir, ketika sebagian besar pertarungan pasti terjadi, poin digandakan, fenomena membalikan keadaan kemungkinan juga akan terjadi.
“Keputusan untuk menyampaikan pesan lebih awal tentang penggandaan poin di hari terakhir adalah benar. Dengan begini, kita diberi waktu untuk memikirkan kembali bagaimana para siswa di paruh kedua pertarungan akan bergerak.”
Jadikan hari ini sebagai hari istirahat total, mulai besok beberapa grup akan berpikir untuk mengubah kecepatan pendistribusian kekuatan fisik dan mengalihkannya ke hari terakhir. Sebaliknya, tidak heran jika ada beberapa grup yang mulai melakukan pengingkatan sejak hari ke-8 memanfaatkan celah perlambatan dari grup lain. Tapi, bagiku, perkembangan keputusan ini tidak terlalu disambut baik, termasuk cuaca buruk saat ini.
Setelah menatap tablet untuk beberapa saat, aku perhatikan bahwa Nanase, yang sudah mengurangi jumlah kata, sedang mengantuk. Terkadang kesadarannya terbang, matanya terbuka dan tertutup.
“Meski ini masih siang hari, bukankah lebih baik kamu tidur saja?”
Setelah memaksakan diri mendaki pegunungan di pagi hari, dan dia sudah menghabiskan staminanya sekaligus dalam pertarungan denganku.
Dia sudah melampaui batasannya lagi dan lagi, dan rasa lelah seharusnya sudah membanjirinya.
“Eh, Ah... Maaf.”
Dia mencoba memperbaiki postur tubuhnya dengan cepat, tapi rasa kantuk bukanlah sesuatu yang dapat dengan mudah disingkirkan.
Apalagi jika dia penuh dengan luka.
“...Aku akan kembali ke tendaku, ya.”
Dialah yang paling tahu tentang kondisi dirinya sendiri.
Lebih dari ini, hanya akan jadi penggangu jika dia tetap di sini dalam situasi di mana dia sedang mengatuk.
“Lebih baik begitu.”
Setelah ini, meski dalam kondisi hujan, kami tidak akan bisa bergerak dengan memuaskan hari ini.
Dalam hal ini, meski hanya satu detik, dia perlu mengistirahatkan tubuhnya.
Meskipun demikian, tenda itu tidak nyaman, jadi itu adalah tempat yang sulit.
Nanase membalikkan punggungnya untuk meninggalkan tenda dan melihat ke belakang.
“Begitu hujan berhenti, aku akan mengejar Amasawa-san. Jelas bahwa dia adalah siswa dari White Room, dan aku khawatir dengan gerakannya di masa depan.”
Memang benar, bahkan jika dia tetap bersamaku, dia tidak bisa melihat apa pun tentang situasinya.
Amasawa juga tidak akan bisa berbuat jahat pada Nanase yang satu grup dengannya.
“Fakta bahwa Amasawa telah lulus sebagai siswa White Room tanpa kesulitan sampai tahun itu adalah ancaman. Penting untuk tidak terjebak dengan jenis kelamin atau usianya.”
“Aku tidak tahu detailnya, tapi itu lawan yang sangat kuat.”
Jika tentang kekuatan bertarung sederhana, bisa dianggap dia melebihi Sudou atau Ryuuen. Bahkan jika dia lebih unggul dalam kekuatan, dia masih jauh lebih unggul dalam teknik. Selain itu, Nanase tidak akan menang bahkan jika dia melakukan handstand.
“Dan ada juga Housen di grupmu.”
“Dia juga, bukan orang yang bisa aku kendalikan dalam hal kekuatan sederhana.”
Nanase memahami bahwa bukan hanya kekuatannya yang berbahaya.
Sebaliknya, lebih baik menganggap bahwa Housen bukanlah lawan yang bergerak dengan kekuatan sederhana.
“Kurasa tidak mungkin Housen adalah siswa dari White Room, tapi dengan kasus Amasawa, tidak ada kepastian. Bagaimanapun, jangan prioritaskan aku dan lindungilah dirimu sendiri.”
Dengan premis bahwa membuatku dikeluarkan dari sekolah bukanlah tujuan utamanya.
“Aku tidak takut untuk dikeluarkan dari sekolah. Aku akan melakukan apa pun untuk melindungi Ayanokouji-senpai.”
Aku bermaksud memberi nasihat, tapi Nanase tidak mendengarkannya dengan mudah.
“Akan ku ubah perkataanku sedikit. Tindakan ceroboh Nanase bisa memiliki efek negatif yang tidak terduga padaku. Jadi aku ingin kamu menghindari tindakan kerja sama yang berisiko. “
Aku memberitahunya bahwa aku khawatir kalau itu akan merugikanku, bukan Nanase sendiri.
Kemudian, wajah berani Nanase menjadi lemah seperti anak kecil.
“Itu...tidak boleh. Aku tidak mau merepotkan Ayanokouji-senpai lebih dari ini.”
“Jika kamu merasa begitu, pokoknya ambillah tindakan yang bijaksana. Kamu mengerti?”
“Baiklah, aku berjanji.”
Jika aku memberitahunya ini, Nanase juga tidak akan melakuka tindakan aneh apa pun.
Dia mungkin tidak ingin melakukan sesuatu yang dapat dianggapnya akan membuatnya semakin malu.
Setelah Nanase kembali ke tendanya, aku melihat tabletku lagi.
Aku memeriksa skor grup 10 teratas dan 10 terbawah.
Dan ini adalah ringkasan dari keadaan saat ini berdasarkan skorku sendiri.
[Daftar 10 grup teratas]
1) Tahun kedua Grup Kouenji 168 poin
2) Tahun ketiga Grup Nagumo 166 poin
3) Tahun ketiga Grup Kiriyama 150 poin
4) Tahun ketiga grup Mizoe 133 poin
5) Tahun ketiga Grup Ochiai 133 poin
6) Tahun kedua Grup Ryuen 128 poin
7) Tahun kedua Grup Sakayanagi 127
8) Tahun pertama Grup Takahashi 115
9) Tahun kedua Grup Kanzaki 104 poin
10) Tahun ketiga Grup Kuronaga 101 poin
Dan aku berada di urutan ke-49 dengan 78 poin. Selisihnya dari peringkat pertama Kouenji sebesar 90 poin.
Ini terlihat seperti selisih poin yang tidak bisa disalip, tapi jika aku menempati peringkat pertama dalam hadiah urutan kedatangan, aku akan mendapatkan 11 poin termasuk bonus kedatangan. Karena ada 4 kali dalam sehari, jika aku terus menempati peringkat pertama sembilan kali berturut-turut, itu hanya cukup untuk mengejar ketinggalan. Tentu saja, ini adalah cerita dengan premis bahwa pihak lain tidak mencetak bahkan pada 1 poin pun.
Jika Kouenji terus mencetak skor tanpa melambat, titik pendaratan terakhir adalah sekitar 350 poin. Jika aku ingin mengejar ketinggalan, aku harus mendapatkan hampir 40 poin sehari. Jika grup lain mendengar cerita ini, mereka pasti akan menyerah bahwa itu sama sekali tidak mungkin. Tapi, bahkan Kouenji, yang jauh dari orang biasa, seharusnya akan melambat di paruh kedua ujian.
“Tapi tempat ke-10 adalah 101 poin, ya?”
Ketika semua aturan ujian di pulau tak berpenghuni ini dijelaskan, pada titik balik ini aku pikir seluruh grup akan memiliki skor yang sedikit lebih tinggi, tapi mengingat skor dari 10 grup teratas dan fakta bahwa aku, yang saat ini memiliki 78 poin, berada di posisi ke-49, aku mendapat kesan kuat bahwa skor keseluruhan tumbuh melambat dari awal hingga pertengahan. Setelah mencapai puncak pada hari ke-2 dan ke-3, kelelahan mulai terlihat, dan terlihat bahwa kelalaian dalam mencapai area yang ditunjuk, penalti, dan tidak berpartisipasi dalam tugas meningkat.
Namun, karena grup-grup kecil terus bergabung, jumlah grup secara bertahap berkurang. Itu tidak boleh dilupakan.
Agar aku bisa menembus peringkat teratas, aku membutuhkan kemajuan yang besar di paruh kedua permainan.
Dan kuncinya adalah [skor peringkat ke-10] menjadi penting.
Itu sebabnya aku mencoba untuk berdiri dengan tenang tanpa memaksakan diri di babak pertama,.
Aku akan mulai bekerja mulai hari ke-8 besok, tapi ujian pada hari ke-7 dibatalkan karena hujan lebat, sehingga diperkirakan puncak besar akan datang kembali pada hari ke-8 dan ke-9. Dan akan muncul juga grup penghemat tenaga yang bertujuan untuk mengambil kesempatan penggandaan di hari terakhir.
Ujian khusus yang tampaknya tidak mungkin bisa dimenangkan oleh siswa sendirian. Tapi, ada aturan yang saling bertentangan mengenai pergerakan dasar, dan tugas.
Jika kami mengincar sampai di area yang ditunjuk tercepat, kami mungkin akan melewatkan tugas, dan jika kami mengincar tugas, kemungkinan melewatkan hadiah urutan kedaangan akan meningkat. Ini adalah aturan umum, baik untuk grup sendirian atau grup yang berisi banyak orang. Hadiah urutan kedatangan yang diputuskan setelah anggota terakhir grup masuk ke dalam area, dan mekanisme untuk mendapatkan poin dalam jumlah besar hanya setelah melewati rintangan dan menang pada tugas yang entah bisa atau tidak kami ikuti, benar-benar dibuat dengan baik.
Aku tidak tahu apakah akan turun hujan atau tidak, tapi di paruh kedua ujian mulai besok, aku akan bertarung dengan strategi baru, meski ada beberapa kekhawatiran seperti keberadaan Nanase.
Note:
Selanjutnya cote 2nd year volume 4 update mngeikuti update bahasa penerjeh inggrisnya