Bab 1
Ike, Komiya, dan...
Saat itu pagi hari tanggal 4 Agustus, sehari setelah ujian khusus di pulau tak berpenghuni selesai. Selama tujuh hari, mulai hari ini hingga akhir tanggal 10 Agustus, para siswa akan menghabiskan liburan mereka di kapal pesiar mewah. Mereka dijanjikan bahwa tidak akan ada ujian khusus sama sekali, seperti ujian zodiak yang diadakan tahun lalu.
Kapal ini memiliki kolam renang, pusat kebugaran, bioskop, ruang konser, pemandian umum yang besar dengan pemandangan, area perbelanjaan, cafe terrace, dan berbagai restoran.
Dengan kata lain, mulai hari ini, kami berhak untuk menikmati semua fasilitas itu.
Jadi, di mana aku di hari pertama yang ditunggu-tunggu ini?
Aku sedang bersantai dan beristirahat di kamar tamu untuk empat orang yang dialokasikan untuk para siswa dan memegang ponselku.
Hanya karena ini hari libur, tidak perlu untuk buru-buru keluar dan bermain.
Sebaliknya, bukan ide yang buruk untuk membuang semua kesenangan dan meluangkan waktu untuk beristirahat.
Ini benar-benar berbeda dengan sulitnya untuk nyaman tidur di asrama, tempat tidur merek kelas satu dengan lembut menyelimuti tubuhmu.
Apalagi setelah tinggal di dalam tenda di pulau tak berpenghuni yang keras, perasaan itu semakin terasa.
Itu saja yang bisa kukatakan tentang situasiku di hari pertama.
Berdasarkan hasil ujian di pulau tak berpenghuni, poin kelas untuk bulan Agustus telah dikonfirmasi dan diumumkan.
Biasanya, ini akan diumumkan pada hari pertama bulan itu, tapi kali ini karena awal bulan itu ada di tengah ujian di pulau tak berpenghuni, pengumuman itu dibuat terlambat secara tidak teratur, setelah hasil ujian khusus tercerminkan.
Untuk para siswa yang terdaftar di sekolah ini, awal bulan dimulai dengan pengecekan poin kelas mereka. Selain peringkat individu mereka, poin kelas terkait langsung dengan poin pribadi mereka, atau dengan kata lain terkait langsung dengan tunjangan bulanan mereka.
Jika tidak memiliki uang untuk dipakai secara bebas, liburan kami di kapal pesiar mewah ini akan menjadi sia-sia.
Poin Kelas Pada Bulan Agustus Tahun Kedua :
Kelas A yang dipimpin oleh Sakayanagi, 1206 poin
Kelas B yang dipimpin oleh Ichinose, 578 poin
Kelas C yang dipimpin oleh Horikita, 571 poin
Kelas D yang dipimpin oleh Ryuuen, 551 poin
Hasilnya, kelas kami berakhir di kelas C dengan selisih yang tipis.
Ada kemungkinan kami bisa naik ke kelas B sekaligus, tapi sepertinya kami hanya tinggal selangkah lagi.
Namun, tidak perlu menjadi pesimis, sebaliknya, ini dapat dilihat sebagai hasil yang bagus.
Kouenji yang sendirian berada di peringkat pertama dan memperoleh 300 poin kelas.
Hal ini mengingatkanku kembali akan kekuatan penghancur dari tambahan poin yang luar biasa ini.
Kouenji telah dianggap sebagai penghalang oleh banyak orang di kelas, tapi orang-orang di sekitarnya tak punya pilihan selain mengubah pandangan mereka tentang dirinya. Tapi, aku skeptis tentang berapa lama pandangan itu akan bertahan.
Alasannya adalah karena sebagai imbalan atas sejumlah besar poin kelas, dia diberi kartu yang bertuliskan [dibebaskan dari kerja sama] lebih lanjut hingga kelulusan. Kalau fakta ini dipublikasikan, akan ada lebih sedikit orang yang bisa benar-benar bahagia karenanya. Tapi, kupikir ini adalah hal yang bagus.
Kalau bukan karena 300 poin yang didapat Kouenji, kami harus berjuang untuk sementara waktu melawan keraguan bahwa kami tidak akan pernah bisa mengejar kelas yang lebih tinggi.
Namun, jika ketiga kelas berdampingan seperti ini, itu akan sangat membantu kami secara mental.
Sekarang kami bisa melanjutkan ke langkah berikutnya, yaitu keluar dari kelompok ini dan naik ke kelas B sendirian, kemudian memenangkan konfrontasi langsung dengan kelas Sakayanagi untuk menutup kesenjangan.
Tren kenaikan ini juga berlaku untuk kelas Ryuuen, yang turun ke kelas D.
Karena dia tidak bisa mencapai posisi tiga teratas di podium dalam ujian di pulau tak berpenghuni kali ini, dia harus mendapat sedikit poin kelas, tapi kekuatan mereka tidak ada yang perlu dikritik. Bergabungnya Katsuragi akan meningkatkan tingkat akademik yang rendah dari seluruh kelas dan memberikan lebih banyak stabilitas pada kelas. Dan Ryuuen memiliki semacam kesepakatan dengan Sakayanagi. Sulit untuk menebak pada titik ini apakah itu untuk poin pribadi, poin kelas, atau sesuatu yang lain yang tak terpikirkan olehku, tapi itu bisa menjadi sesuatu yang akan membuat perbedaan dalam pertempuran di masa depan.
Meskipun ada beberapa kekhawatiran, momentum mereka tidak berkurang dan akan terus tumbuh, tidak salah lagi bahwa mereka adalah kelas yang paling menakutkan saat ini. Jatuh ke Kelas D hanyalah formalitas. Faktanya, aku yakin mereka tidak peduli sedikit pun.
Di sisi lain, kelas Ichinose, yang telah naik ke kelas B lagi, tidak dalam kondisi yang buruk jika hanya melihat hasilnya.
Dengan kepemimpinan Sakayanagi, Ichinose dapat memperoleh poin kelas atas kerja samanya.
Tetapi mereka tidak bisa lega. Kesenjangan antara kelas B dan kelas D hanya 27 poin.
Kami sekarang berada dalam situasi perang di mana tidak mengherankan jika peringkat berubah pada tanggal 1 September karena masalah perilaku sepele selama periode ketika ujian khusus tidak diadakan. Kecemasan yang dirasakan Ichinose pasti cukup kuat, karena tergantung dari hasil ujian di pulau tak berpenghuni, mereka bisa saja jatuh ke kelas D. Tidak, dia pasti sangat cemas. Dari sinilah momen kritis yang sebenarnya akhirnya datang, Ichinose.
Di dalam hatiku, aku mengirimkan kata-kataku padanya.
Tidak mungkin akan ada serangkaian ujian seperti ujian di pulau tak berpenghuni di mana semua kelas dari semua tahun ajaran berpartisipasi.
Jika demikian, ujian khusus berikutnya pastilah akan menjadi pertarungan antara kelas yang berbeda.
Jika mereka dengan mudah tertinggal dari kelas C atau D, masa depan kelas Ichinose akan suram.
Dengan kata lain, putaran berikutnya dapat menentukan masa depan kami....
Situasi dari ketiga kelas yang berdampingan, sederhananya mungkin demikian.
Yang terakhir adalah kelas A yang dipimpin oleh Sakayanagi, masih tidak membiarkan kami menutup celah dengan mudah. Stabilitas yang luar biasa, bahkan mereka berhasil menyelinap ke peringkat ketiga dalam ujian di pulau tak berpenghuni kali ini dan mengumpulkan poin kelas.
Ada banyak siswa yang sangat baik secara individu, dan kemampuan Sakayanagi untuk mengendalikan mereka juga sempurna.
Selain itu, strategi Sakayanagi tidak terbatas pada jalan kerajaan atau jalan kejahatan. Dan dia mahir menggunakan keduanya.
Dapat dikatakan bahwa kelas A yang tak tergoyahkan adalah pencapaian yang pantas dia dapatkan sebagai pemimpinnya.
Sekilas, tidak ada celah yang terlihat, tapi jika [kelas Horikita] mendapatkan momentum dari sini dan seterusnya, bukan tidak mungkin untuk mengejar ketinggalan. Itu benar, bukannya tidak ada yang bisa dilakukan sama sekali.
Tentu saja, untuk melakukannya, kelas A yang terus berjalan sendiri, perlu dihancurkan dengan cara tertentu.
Rute terpendek adalah dengan menyingkirkan Sakayanagi, tapi sangat sulit untuk menyingkirkannya karena dia memiliki poin perlindungan, dan bahkan jika dia tidak memiliki poin perlindungan, dia tidak akan menjadi lawan yang mudah.
Daripada menantang otaknya, lebih bijaksana untuk menyingkirkan orang-orang yang bertindak sebagai kaki tangannya.
Ini juga membutuhkan penghapusan lebih dari satu atau dua orang.
Jika Kamuro, Hashimoto, dan Kitou tidak ada atau tidak kompeten, itu saja akan membatasi apa yang bisa dilakukan oleh Sakayanagi. Ada banyak hal yang tidak jelas tentang Kitou, tapi dua yang pertama tampaknya adalah orang-orang yang memiliki banyak masalah.
Nah, baiklah. Untuk saat ini, mari kita cukupkan analisis ku tentang kelas lain sampai di sini.
Dengan dimulainya liburan musim panas secara resmi, semua tahun ajaran untuk sementara berhenti bertarung dan sedang dalam gencatan senjata.
Dari sini, giliranku untuk menjadi siswa sejati dan bersenang-senang sepuasnya untuk sementara waktu. Dompetku kosong sampai beberapa hari yang lalu, tapi bersamaan dengan pengumuman poin kelas, poin pribadi untuk bulan Agustus dibayarkan, dan dompetku menjadi tebal. Kelas kami memiliki 571 poin kelas, yang berarti bahwa kami masing-masing menerima poin pribadi senilai 57.100 yen. Tidak ada tambahan bonus karena aku tidak bisa masuk ke peringkat teratas di mana aku bisa mendapatkan hadiah tambahan dalam ujian khusus, tapi itu sudah cukup. Untuk menghabiskan waktu yang memuaskan di kapal pesiar mewah ini, keberadaan poin pribadi sangat diperlukan. Ini karena sistem memerlukan poin pribadi yang cukup untuk menikmati film atau makanan favoritmu. Aturan semakin ketat dari segi keuangan, karena tahun lalu semua fasilitas kapal digratiskan. Tentu saja, jika kau akan menghabiskan satu minggu terkunci di kabin tanpa uang sepeser pun, kau tidak akan dikenakan biaya apa pun, tapi itu tidak ada bedanya dengan mengurung diri di asrama pada hari libur.
Piron. Terdengar suara ping singkat dan sebuah email masuk.
Aku menerima pesan di ponselku yang sudah dikembalikan bahwa hasil rinci dari ujian khusus di pulau tak berpenghuni akan diumumkan di ruang istirahat dekat fitness gym yang ada di kapal hanya selama dua hari mulai hari ini. Karena hanya beberapa grup teratas dan terbawah yang sudah diumumkan, banyak siswa juga akan tertarik dengan hasilnya.
Aku ingin mengingat untuk memeriksanya agar aku dapat fokus pada hal-hal di masa depan.
Tapi, fakta bahwa akan lebih mudah untuk mengirim daftar peringkat ke ponsel tapi tidak dilakukan, itu berarti mereka tidak ingin para siswa membawa pulang hasil ujian dan menganalisisnya untuk waktu yang lama. Karena Tsukishiro berada dalam kegelapan di belakang layar kali ini, itu bisa dianggap sebagai tindakan untuk menghindari meninggalkan bukti yang tidak perlu.
Ada bagian dari diriku yang ingin segera pergi dan melihatnya, tapi ada juga kemungkinan siswa akan datang berbondong-bondong, jadi mungkin ada baiknya untuk pergi setelah beberapa saat.
Lupakan dulu tentang hasil ujian, aku memutuskan untuk mengurus masalah lain. Dengan ponselku, aku mengirim sebuah pesan ke Ichinose. Isinya adalah permintaan sederhana untuk bertemu sebentar di malam hari tiga hari dari sekarang. Tentu saja, dia bisa dengan mudah membayangkan bahwa ini adalah balasan atas pengakuan tiba-tiba yang aku terima di pulau tak berpenghuni.
Kau mungkin juga berpikir bahwa aku harus segera menemuinya dan membalasnya, tapi ujian di pulau tak berpenghuni yang melelahkan baru saja selesai. Pertama-tama, dia perlu memulihkan kekuatan fisiknya, dan kemudian menghabiskan waktu bersama teman-teman baiknya.
Sepertinya belum dibaca, jadi aku matikan layar ponselku untuk saat ini.
Pada titik ini, aku memutuskan untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh teman sekamarku Miyamoto Soushi, Hondouu Ryoutarou, dan Miyake Akito.
“Hei Ryoutarou, hasil ujiannya telah diumumkan, loh. Kenapa kau tidak melihatnya?”
“Hmm... gak ah. Aku tidak bisa berjalan dengan tubuh yang lemas begini. Sekarang aku hanya ingin membaringkan tubuhku di tempat tidur...”
Tidak mengherankan jika tempat tidur ini tak hanya menahan kami, tapi juga merampas energi kami untuk bergerak.
Kami semua, termasuk aku, sekarang sedang terobsesi dengan godaan ranjang.
Terutama Hondou yang sangat kelelahan, berguling lemah ke kiri tidak tertarik.
“Kau sudah seperti itu sejak kemarin, ‘kan?”
“Aku bergerak mati-matian pada hari terakhir, dan sebenarnya aku juga ingin makan, tapi tidak bisa.”
Membalikan punggungnya, dia menarik selimut sampai menutupi kepalanya dan meringkuk.
Untuk saat ini, sepertinya dia hanya ingin berbaring dan tidur.
Perjalanan dengan kapal pesiar mewah ini akan berlangsung selama satu minggu. Itu adalah keputusan yang bijaksana untuk tidak terburu-buru, tapi menunggu kekuatannya pulih.
“Bagaimana dengan kalian, Miyake, Ayanokoji? Apa kalian tidak penasaran dengan peringkat kalian?”
Akito mengalihkan pandangannya ke arah Miyamoto sambil memainkan ponselnya.
“Aku tidak. Kurang lebih aku bisa menebak kami ada diperingkat berapa. Sejujurnya, kupikir sudah cukup hanya dengan bisa terhindar dari pengusiran untuk saat ini. Seperti Hondou, aku ingin bersantai seharian hari ini.”
Tidak sulit untuk membayangkan bahwa Akito, yang bertindak dengan Haruka dan Airi, pasti telah berjuang keras sebagai satu-satunya anak laki-laki yang mengikuti mereka. Dia pasti lebih banyak terpukul di bagian mental daripada fisik.
“Ngomong-ngomong, kamu berada di grup yang sama dengan Sakura dan Hasebe, ‘kan?
Sembari duduk di tempat tidur, Miyamoto bertanya pada Akito tentang hal itu.
“Kenapa sih tiba-tiba bertanya soal itu?”
“Aku berada dalam grup tiga pria, jadi itu adalah neraka yang isinya hanya keringat, tapi kau pasti berada di surga karena dikelilingi oleh gadis-gadis.”
“Apanya yang surga? Kalau kau bertanya padaku, itu adalah neraka karena ada begitu banyak yang harus diurus. Pasti lebih mudah berada di grup yang isinya hanya pria.”
Karena kedua grup berbeda warna, masing-masing mengklaim surga dan neraka untuk yang lain.
Sejauh cerita mereka, sejujurnya aku bersyukur aku tidak bergabung dengan salah satu dari grup itu.
Untuk ujian semacam itu, lebih baik sendirian kecuali jika kau ingin mendukung teman dekatmu.
Bagaimanapun, setelah mereka berdua menolak, tatapan Miyamoto juga beralih ke arahku.
Tidak seperti Hondou dan Akito, aku bisa memulihkan banyak kekuatan fisik yang hilang di pulau tak berpenghuni dengan tiduran santai di tempat tidur. Aku tidak bisa mengatakan bahwa aku dalam kondisi terbaik, tapi aku bisa bergerak di sekitar kapal tanpa kesulitan.
Tapi, tidak perlu terburu-buru, aku bisa melihat hasil ujiannya nanti. Selain itu, bahkan jika Akito tidak pergi untuk melihatnya, mungkin saja anggota lain dari grup Ayanokouji akan pergi untuk melihatnya.
“Aku juga akan bersantai hari ini. Aku yakin semua orang penasaran dengan peringkat mereka, dan aku tidak suka keramai———”
Dan Don Don!
Saat aku mencoba membuat penolakan seperti dua orang sebelumnya, pintu kamar tamu digedor berkali-kali.
Gedoran itu sangat kuat, seolah-olah situasi tidak biasa telah terjadi.
Ketika Akito melompat dari tempat tidur dan buru-buru membuka pintu, Ishizaki-lah yang berdiri di sana.
Suasana hampir tegang saat aku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, tapi ternyata....
“Ayanokouji! Ayo kita lihat hasil ujiannya bersama-sama!”
Senyum di wajahnya dan isi kata-katanya membuat kami semua tercengang.
Akito berbalik dan menatapku sambil kehilangan suaranya.
“Tidak, aku...”
“Kenapa sih, palingan kamu nganggur, ‘kan? Ayo pergi?”
Zukazuka, dia berjalan ke kamar kami dan meraih lenganku dengan paksa saat aku sedang duduk di tempat tidur.
“Kalian, sejak kapan kalian jadi seakrab itu?”
Orang yang paling terkejut dengan situasi ini adalah Akito, yang menghabiskan banyak waktu denganku setiap hari. Ishizaki yang berada di kelas saingan kami, juga anak bermasalah, jadi bisa dimengerti kalau Akito mewaspadapainya.
Faktanya, dua orang lainnya juga tetap agak kaku, terkejut dengan penampilan Ishizaki.
“Yah, terjadi begitu saja.”
Aku tidak bisa menjawab lebih dari itu, tapi mungkin itu tidak akan meyakinkan untuk Akito.
Tekanan dari senyum Ishizaki begitu kuat sehingga aku memutuskan untuk menolak, sambil mundur sedikit.
“Aku sedikit lelah hari ini.”
“Apanya yang lelah? Aku yakin kamu segar bugar. Ayo pergi?”
Tidak ada tanda-tanda menyerah, seolah-olah dia akan dengan paksa menarikku keluar dari kamar tanpa memahami perasaanku.
“...Iya deh. Biarkan aku mengganti pakaianku dulu.”
“Oke, kalau begitu aku menunggu di lorong!”
Mungkin puas dengan jawabanku bahwa aku akan pergi, Ishizaki berjalan keluar dari kamar tamu.
“Kau terjebak dalam hal yang merepotkan juga, ya. Beritahu aku jika kau butuh bantuan, oke?”
“Terima kasih, Akito. Yah, Ishizaki bukanlah orang yang jahat, jadi tidak usah khawatir.”
“Bukan orang yang jahat, ya? Aku tidak memiliki kesan yang baik tentang dia sih. Mungkin saja Ryuuen menarik tali di belakang layar. Kau sebaiknya berhati-hati.”
Selama ini dia telah berulang kali bentrokan dengan para berandalan yang dipimpin oleh Ryuuen. Wajar baginya yang tidak tahu keadaan sebenarnya kelas lain untuk berpikir demikian.
Ishizaki bukanlah orang yang bisa menyembunyikan sesuatu atau bersiasat. Tapi, jika dia tidak diberitahu dan dimanipulasi di belakang layar, dia akan menjadi keberadaan yang merepotkan. Namun, sekarang kami tidak sedang berada di tengah ujian khusus, aman untuk mengatakan bahwa tidak ada kasus seperti itu.
Setelah mengganti seragamku, aku dengan ringan mengangkat tanganku ke arah Akito dan meninggalkan kamar tamu.
Ishizaki tampaknya satu-satunya yang menungguku di lorong, dan tidak ada siswa lain yang terlihat.
“Sip, ayo pergi~”
“Bukankah tidak perlu terburu-buru?”
“Eh? Emangnya kenapa?”
“Bahkan tanpa perlu terburu-buru, hasil ujiannya dipublikasikan selama dua hari, jadi kau bisa melihatnya nanti, ‘kan?”
“Aku ingin melihatnya secepat mungkin. Aku adalah tipe orang yang tidak tahan jika ada film baru dan langsung pergi untuk menontonnya.”
Bahkan jika dia menjelaskan kepadaku bahwa dia adalah tipe orang yang seperti itu, tidak mungkin aku bisa tahu.
Agak sulit membayangkan Ishizaki pergi ke bioskop dengan antusias di hari perilisannya.
“Sebelumnya juga aku pergi untuk melihat [Sekai Seiatsu 16] di hari perilisannya, loh.”
(Tln: terjemahan judul = dominasi dunia)
Ini adalah pertama kalinya aku mendengar judul itu, tapi kedengarannya seperti judul dari film yang akan diisi dengan senjata dan pertempuran. Terlebih lagi, itu karya yang sangat panjang karena bisa mencapai seri ke-16. Tapi, aku bertanya-tanya kenapa judul itu tidak membuatku tertarik sama sekali.
“Aku penasaran, grup Ryuuen-san menempati peringkat berapa, ya?”
Meski begitu, siswa bernama Ishizaki seharusnya tidak memiliki sedikit teman di kelas.
Aku kira dia tidak perlu repot-repot mengundangku yang dari kelas lain.
“Apa kau yakin kau tidak mengundang Ryuuen atau orang yang lainnya yang peduli dengan peringkatnya itu?”
Secara implisit, aku bertanya kepadanya untuk mencari tahu niatnya yang sebenarnya.
“Karena orang itu akan memanggilku saat dia membutuhkanku. Jika sekarang dia tidak memanggilku, itu artinya dia tidak membutuhkanku.”
“Itu mudah dimengerti, ya.”
“Iya, ‘kan? Kebanyakan temanku yang lain mungkin karena rasa lelah ketika berada di pulau tak berpenghuni menumpuk, mereka menolak untuk pergi.”
Artinya banyak siswa yang ingin istirahat sekarang, seperti Akito dan yang lainnya.
“Kau terlihat segar, Ishizaki. Apa kau tidak lelah?”
“Aku? Aku sudah pulih setelah aku tidur.”
“Begitu, ya.”
Jawabannya ternyata sangat sederhana, tapi mudah dimengerti. Bukan karena dia sangat atletis, tapi mungkin pemulihannya lebih baik dari yang lain. Tapi, mungkin masuk akal atau tidak bahwa aku adalah orang yang dia datangi untuk diajak bicara sebagai hasil dari proses eliminasi.
“Kau itu mudah untuk diajak bicara, Ayanokouji.”
“...Apakah begitu?”
Ini agak mengejutkan, karena aku tidak terlalu pandai bersosialisasi.
“Kau jauh lebih mudah diajak bicara daripada Kaneda yang eksentrik.”
Aku tidak tahu banyak tentang Kanada, tapi entah bagaimana ini menjadi rumit ketika dijadikan objek pembanding.
Dalam perjalanan, saat kami melewati sebuah toko.
“Uo, mereka menjual bendera negara!”
Mata Ishizaki berbinar karena kegembiraan saat dia mengambil bendera dari seluruh dunia dari toko. Aku menatapnya dengan rasa ingin tahu, bertanya-tanya apa maksudnya, dan Ishizaki menjawab sambil menggosok bawah hidungnya dengan jari telunjuknya.
“Begini, saat kita pergi ke kamar Albert sebelumnya, ada koleksi bendera negara, ‘kan. Mungkin karena aku terinspirasi oleh itu, aku juga mulai mengoleksinya.”
Jadi hobi seseorang mempengaruhi orang lain, dan kemudian menyebar, ya.
Jadi mereka punya kesamaan, hobi mengoleksi bendera negara, yang sepertinya sudah langka saat ini.
“Aku tidak begitu mengenal Albert, tapi sepertinya dia pria yang baik.”
“Ou. Itu jelas. Kami memiliki banyak konflik ketika baru pertama kali masuk sekolah, tapi sekarang dialah teman terbaikku.”
Memang, Ishizaki dan Albert relatif sering terlihat bersama.
“Jadi, sejauh persahabatan berjalan, itu lancar, ya.”
Sejujurnya aku terkesan dan berkata begitu, tapi langkah Ishizaki yang berjalan di sampingku jelas lebih berat.
“Tidak juga. Aku bukan orang populer di kelas.”
“Apakah karena kau bawahannya Ryuuen?”
“Aku tidak tahu apakah itu alasan yang bagus, tapi itu terjadi tepat setelah aku masuk sekolah. Tapi setelah pertarungan dengan Ayanokouji di atap, diasumsikan bahwa aku telah mengalahkan Ryuuen-san dan merebut kembali kelas. Aku bisa bergaul dengan lebih banyak orang yang belum pernah dekat denganku sebelumnya.”
Dia berbicara sampai titik itu dan kehilangan kata-katanya.
Memang, posisi Ishizaki mungkin rumit.
Tidak sedikit siswa yang berharap bisa mengalahkan Ryuuen, dan mereka berterima kasih pada Ishizaki karena sudah melakukannya.
Namun, jika dia jatuh ke tangan Ryuuen lagi, dia pasti akan menghadapi permusuhan dari mereka.
“Jadi aku juga bagian dari penyebabnya, ya.”
“Ah maaf, aku malah mengatakan hal yang aneh. Ayanokouji tidak bertanggung jawab atas apa pun kok. Itu adalah pertarungan yang awalnya kami mulai. Memang benar banyak temanku yang meninggalkanku, tapi aku tidak keberatan karena aku bisa berteman denganmu sebagai gantinya.”
Ishizaki menoleh padaku dan tersenyum dengan kuat.
Hanya saja senyumnya itu tampak agak rapuh dan tidak nyaman.
“Jangan berpikir kau bisa menyelesaikan masalah kelas sendirian loh, ya.”
“Aku tahu kok. Masalah kelas akan diselesaikan dengan anggota kelas. Bahkan Ryuuen-san kembali dengan tekad itu.”
Artinya Ishizaki percaya akan hal itu dan mengikutinya dengan sekuat tenaga.
Awesome..... u r fast! :0
ReplyDeleteNtapss
ReplyDeleteNice
ReplyDeleteSasugalah, btw cpet tlnya
ReplyDeleteMantap, jadi penasaran wkwk
ReplyDeletethanks for tl nya
ReplyDeleteHehe
ReplyDelete