Bab 3Ke Desa, Reuni
◇◇◇
Dan beberapa hari kemudian.
Akhirnya, tibalah hari dimana Rio dan yang lainnya pergi ke desa Roh Rakyat.
Lokasinya berada di halaman Kastil Kerajaan Galarc. Di depan pintu masuk mansion Rio, ada Satsuki dan Charlotte yang datang untuk mengantar kepergian mereka. Ngomong-ngomong, mereka sudah menyapa François sebelumnya, melapor pada Christina dan Flora bahwa mereka akan pergi dari mansion bersama Celia, dan mengucapkan selamat tinggal kepada Liselotte, jadi tidak ada dari mereka yang datang untuk mengantar kepergian mereka.
“Aku akan... kesepian karena kamu tidak akan kembali selama dua bulan.”
Charlotte menggembungkan pipinya cemberut dan menatap Rio dari jarak dekat. Jika ini dilakukan pada seorang pria muda yang tidak terbiasa dengan anak perempuan, ini akan cukup untuk mencuri hatinya.
“...Lain kali saya kembali, saya berencana untuk tinggal di mansion lagi untuk sementara waktu.”
Rio menanggapi dengan canggung mengalihkan pandangannya. Tepat di sampingnya, Latifa terus mengawasi——,
“Charlotte-sama, Anda sedikit terlalu dekat.”
Dia memberitahukan jarak di antara mereka dengan ekspresi cemberut.
“Aku semakin dekat karena kami akan berpisah sebentar lagi.”
Sambil Charlotte mengatakan itu, dia bergerak maju dan menutup jarak antara dia dan Rio hingga sedekat mungkin. Dia kemudian dia menyandarkan tubuh bagian atasnya ke dada Rio.
“OnÄ«-chan!”
Latifa hampir berteriak. Alasan dia tidak menahan keluhannya mungkin karena dia hampir tidak memiliki akal sehat untuk mengetahui bahwa lawan bicaranya adalah seorang putri. Sementara itu, Miharu dan Celia terlihat tegang, mungkin karena mereka tidak bisa mengatakan apa-apa jika pihak lain juga seorang putri, atau mungkin karena faktor kepribadian mereka juga.
“...Charlotte-sama, bercanda Anda sudah berlebihan.”
Rio meletakkan tangannya di bahu Charlotte dan mencoba menjauhkan diri darinya. Tetapi——,
“Aku tidak bermaksud bercanda kok...”
Charlotte dengan cepat meraih tangan kanan Rio dan dengan lembut mengarahkannya ke pipinya. Dia kemudian dengan lembut menyentuh ujung jari Rio ke bibirnya sendiri——,
“Aku menciummu, bukan?”
Sedikit rona merah menjalar di pipinya. Kemudian dia menambahkan, “Ini ciuman pertamaku, tahu?”, dan “Aku tidak melakukan hal semacam ini untuk bercanda.”....
“Ti-Tidak dihitung! Tidak dihitung! Itu di jari, bukan, di jari!”
Latifa dengan cepat menegaskan tapi——,
“Kalau begitu, kali ini aku ingin ciuman dari bibir ke bibir.”
Charlotte memberi tatapan panas pada mulut Rio.
“OnÄ«-chan!”
Latifa tiba-tiba menarik Rio dengan paksa untuk menjauhkannya dari Charlotte.
“...Kora kora, tentu saja tidak boleh, ‘kan? Mana mungkin seorang putri yang belum menikah berciuman. Aku akan berpura-pura tidak melihat atau mendengar apa yang baru saja terjadi, jadi kau benar-benar harus berhenti di situ, Char-chan.”
Satsuki telah menyaksikan serangkaian pertukaran dalam keadaan setengah linglung, tapi teriakan Latifa membawanya kembali ke dirinya sendiri, dan sambil menghela nafas, dia memperingatkan Charlotte.
“Ya, itu benar.”
Mengambil keuntungan atas dukungan dari Satsuki sang Pahlawan, Rio menjauhkan diri dari Charlotte kali ini. Meski sebagi gantinya, Latifa memeluknya....
(Aku mulai lelah sebelum kami pergi)
Padahal dia baru akan pergi, Rio merasa lelah secara mental seolah-olah dia baru saja menyelesaikan perjalanan.
“Sebelum Char-chan melakukan sesuatu yang aneh lagi, cepatlah naik kereta, Haruto-kun.”
Satsuki mendesak Rio dengan desahan untuk naik kereta yang menunggu di dekatnya.
“Baiklah, kami permisi. Ayo kita berangkat.”
Rio melihat Miharu, Celia, dan Aishia yang berada di dekatnya. Dan terakhir melihat Latifa, yang memeluk lengan kirinya, lalu dengan lembut mengelus kepalanya. Kemudian setelah bertukar kata perpisahan, mereka meninggalkan mansion dengan kereta.
“Aku iri pada Suzune-sama. Pada Celia-sama, Miharu-sama, dan Aishia-sama juga.”
“Dalam situasi seperti ini, gimana kalau kita mandi bareng? Mumpung Haruto-kun bilang kita bisa datang ke mansion dan memakainya kapan saja, kita harus sering memanfaatkannya. Aku membasuh punggungmu.”
Charlotte bergumam sedih ketika dia melihat kereta itu pergi. Melihatnya seperti itu, Satsuki sendiri tersenyum sedikit sedih dan mengajaknya untuk mandi dengan nada suara yang ceria.
Ok
ReplyDelete