Bab 2
Dua Guru, Ujian Khusus yang Ditakdirkan
Pagi hari setelah aku ditugaskan sebagai manajer Maid Café?
Melihat ekspresi kaku di wajah Chabashira saat dia memasuki kelas, banyak siswa segera menyadari ada sesuatu yang aneh.
Namun, kali ini tidak seperti biasanya, kata [Ujian Khusus] bukanlah yang pertama muncul di benak kami. Alasan terbesarnya mungkin karena mereka berasumsi bahwa ujian khusus berikutnya adalah Festival Olahraga. Selain itu, ada festival budaya yang akan datang setelah itu.
“Sebelum Festival Olahraga di bulan Oktober, kalian harus menghadapi ujian khusus yang baru.”
Ada sedikit kegelisahan di antara para siswa. Tahun lalu sekitar waktu ini, kami sudah mulai mempersiapkan festival olahraga dan tidak ada ujian khusus lainnya, tapi sepertinya tahun ini akan berbeda.
“Padahal kami baru saja melewati ujian di pulau tak berpenghuni yang sulit, sudah ujian khusus lagi aja…”
Ini juga menjadi kejadian biasa, terdengar keluhan dari Ike yang berbicara lebih dulu daripada orang lain.
Bagi Ike yang melewati ujian pulau tak berpenghuni di mana dia hampir dikeluarkan dan menjalin hubungan kekasih dengan Shinohara Satsuki, pasti dia merasakan banyak ketidakpastian di depan.
Tidak peduli seberapa banyak kamu mengenal satu sama lain dan tumbuh lebih dekat, tergantung pada ujian khusus, pengusiran tiba-tiba bisa terjadi.
Tidak diragukan lagi bahwa khususnya para siswa dengan kinerja keseluruhan yang rendah di OAA sangat berisiko.
“Heh, aku sendiri tidak takut dengan itu. Sebelum aku menjadi tak tertandingi di festival olahraga, ayo kita selesaikan ujian khusus ini dengan santai.”
Sudou yang sangat percaya diri dengan saraf motoriknya, mengepalkan tinjunya.
“Jangan terbawa.”
“…Ou.”
Segera setelah Horikita memperingatkannya, Sudou terdiam, agak sedih.
Sungguh hubungan tuan-pelayan yang baik… tidak, bisa dibilang mereka sedang mengembangkan hubungan pertemanan.
“Jujur saja, ada sedikit kasus di mana ujian khusus diadakan pada waktu ini di beberapa tahun terakhir. Dan kenyataannya, tidak ada ujian khusus siswa untuk tahun pertama dan ketiga sekarang.”
“Jadi hanya kami tahun kedua yang akan mengikuti ujian khusus sebelum Festival Olahraga?”
Sato yang sedang menyandarkan punggungnya ke kursi, bertanya sambil mencondongkan tubuh ke depan.
Chabashira mengangguk tanpa penyangkalan sama sekali.
“Itu artinya bahkan sekolah memberikan pengakuan yang pantas kepada kalian siswa tahun kedua karena kalian sangat unggul.”
“Eee? Memberi kami ujian khusus karena mengakui kami... bukankah itu aneh? “
“Memang benar bahwa ujian khusus datang dengan risiko yang kalian waspadai. Kalian bisa kehilangan poin kelas atau poin pribadi, dan dalam beberapa kasus beberapa dari kalian bahkan mungkin dikeluarkan. Namun dalam arti lain, dapat dikatakan bahwa kalian memiliki banyak kesempatan untuk menjalani kehidupan sekolah yang lebih memuaskan. Semakin banyak ujian khusus yang kalian ikuti, semakin besar peluang kalian untuk dipromosikan ke Kelas A, yang kalian anggap paling penting.”
Itu benar, ketika kami ingin mendapatkan poin kelas besar, sangat sulit untuk mendapatkannya dalam kehidupan normal sehari-hari. Yang ada, periode ketika ujian khusus tidak diadakan lebih tentang bagaimana menjaga poin kelas agar tidak turun. Apakah itu ujian di pulau tak berpenghuni atau yang lainnya, kesempatan untuk naik ke kelas yang lebih tinggi hanya datang ketika ujian khusus diadakan.
“Keberuntungan dan kemalangan adalah dua sisi mata uang yang sama. Justru karena ada risiko hingga ada keuntungan, bukan begitu?”
Horikita, yang mendengarkan dengan tenang, bertanya pada Chabashira dari dekat.
“Itulah yang kumaksud.”
“Tidak ada yang perlu ditakuti. Kita pasti mendekati Kelas A sekarang. Kita sudah mendapatkan kesempatan untuk keluar dari persaingan tiga arah kelas B ke bawah, yang sekarang sejajar.”
Semakin banyak kesempatan yang dimiliki, semakin baik. Itu juga adalah pemahaman umum dari kami semua saat kami mengincar puncak.
“Benar juga, ya.... Dan mengeluh tidak akan menghilangkan ujian khusus itu, ‘kan?”
Satō dan teman sekelas juga tampak setuju dengan kata-kata Horikita.
Meskipun masih belum sempurna, pertumbuhan Horikita sebagai pilar penyangga tampaknya memiliki efek positif yang pasti pada teman-teman sekelasnya. Aku yakin Chabashira juga senang di dalam hatinya, tapi dia sama sekali tidak menunjukkan hal itu di wajahnya. Chabashira sejak awal tidak pernah menujukan ekspresi yang lunak, tapi kali ini rasanya lebih dari biasanya.
“Kali ini, kalian akan menghadapi apa yang disebut [Ujian Khusus Suara Bulat].”
Monitor menyala, dan seperti biasa, sebuah video mulai diputar bersama penjelasannya.
“Ujian khusus kali ini sangat sederhana. Oleh karena itu, Jika kalian memiliki pertanyaan, jangan ragu untuk bertanya. Ujian khusus akan diadakan besok, dan seperti yang mungkin sudah kalian tebak dari namanya, kelas akan diminta untuk berulang kali memberikan suara pada pilihan ganda sampai suara bulat tercapai.”
“Besok? …Sepertinya sangat mendadak.”
Bahkan tidak ada waktu persiapan yang cukup. Tentu saja, tidak ada keuntungan atau kerugian untuk pihak mana pun karena itu adalah fair play, tetapi kelas yang mulai tenang, mulai gaduh lagi.
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, ujian khusus ini sederhana. Pihak sekolah menganggap tidak perlu menghabiskan waktu membahasnya terlebih dahulu, dan tidak ada masalah untuk mengadakannya besok.”
Kelas akan diminta untuk berulang kali memberikan suara sampai suara bulat tercapai.
Dari mendengarkan hal itu saja, memang benar aku tidak melihat kerumitan isi ujiannya.
“Dengan kata lain, kali ini kami tidak akan bersaing dengan kelas lain, ‘kan?”
Mempertimbangkan itu lebih penting dari apa pun, Yōsuke segera meminta jawaban tentang hal itu.
“Ya. Ini adalah ujian khusus yang diselesaikan hanya di dalam kelas ini, jadi tidak ada persaingan dengan kelas saingan. Pada hari ujian, sekolah akan memberi kalian lima [isu] untuk diselesaikan. Konten isu sama untuk semua kelas, jadi tidak ada diskriminasi.”
(Tln: Aku agak ragu antara tugas/masalah/topik/mosi/isu. Tapi kurasa isu lebih luas artinya karena bisa mencakup semuanya, jadi aku pilih itu saja)
Jika isi tugasnya berbeda, tingkat kesulitannya bisa bervariasi dari satu kelas ke kelas lainnya, jadi itu sangat wajar.
“Langsung saja, aku akan memberikan contoh untuk membantu kalian memahaminya.”
Contoh: kehilangan 5 poin kelas, tapi semua teman sekelas kalian mendapatkan 10.000 poin pribadi.
Pilihan: Setuju | Tidak Setuju
Isu itu ditampilkan di monitor. Isinya sederhana dan mudah dipahami seperti yang diumumkan.
“Nn? Apa ini? Etto… Kita akan kehilangan 5 poin kelas, tetapi kita akan mendapatkan 10.000 poin pribadi sebagai gantinya.… Inikah isu? Apakah ini menguntungkan? Atau merugikan?”
Tidak mengherankan jika banyak pertanyaan tak terduga muncul di benaknya.
Karena meskipun ini contoh, bisa diprediksi ini akan lebih membuat kami memikirkan pilihan kami.
Shinohara berkata dengan lantang, melipat jarinya dan mencoba menghitung untung dan rugi di kepalanya.
Kami mendapatkan 100 poin pribadi untuk setiap poin kelas.
Dengan kata lain lima poin kelas bernilai 500 poin pribadi.
Jika memikirkannya dalam sekejap, dapat dikatakan bahwa poin pribadi dalam kasus terakhir jauh lebih besar.
Namun, poin kelas itu sendiri akan memiliki nilai dari waktu ke waktu atau berkelanjutan.
Dalam sebulan, 5 poin kelas hanya bernilai 500 poin pribadi, tapi selama setahun, bahkan hanya 5 poin kelas dapat bernilai 6.000 poin pribadi. Mengingat sisa waktu sampai kelulusan, hanya ada 18 kesempatan untuk menerima poin pribadi antara Oktober tahun kedua dan Maret tahun ketiga. Dengan kata lain, nilai poin kelas dapat dianggap sebagai 9000 poin pribadi.
Kami bisa mendapatkan 10.000 poin pribadi secara instan, atau menerima total 9.000 poin pribadi sampai kelulusan. Yang pertama sedikit lebih baik jika melihat poin pribadi saja.
Tapi, hal-hal tidak sesederhana itu.
Katakanlah, jika kami kehilangan 5 poin kelas di sini akan mempengaruhi kami sampai akhir, dan kami gagal mencapai Kelas A dengan selisih itu, maka itu akan menjadi kenangan di mana kami sudah membuat pilihan terburuk.
Tentu saja, peluang 5 poin menjadi margin antara menang dan kalah tidak akan setinggi itu. Jika demikian, mungkin ada kasus di mana lebih menguntungkan untuk mendapatkan 10.000 poin pribadi.
Terlepas dari perspektif mana yang diambil, pada akhirnya ada keuntungan dan kerugiannya.
“Menanggapi isu ini, 39 orang sepenuhnya anonim akan memberikan voting dengan memilih dari pilihan yang disajikan. Karena melihat adalah percaya, jadi mari kita mencobanya. Aku yakin banyak dari kalian memiliki banyak pertanyaan, tapi aku ingin kalian mencobanya tanpa mengatur waktu untuk mendiskusikannya terlebih dahulu. Aku ingin kalian memilih setuju atau tidak setuju dari tablet kalian.”
Atas arahan Chabashira, layar tablet siswa di kelas, termasuk miliku berubah.
Tablet menampilkan konten isu, dan kami dapat setuju atau tidak setujunya. Ini adalah ujian khusus yang paling tidak biasa yang pernah ada. Aku akan memikirkannya dengan serius terlebih dahulu.
Poin pribadi yang tidak memiliki efek langsung pada poin kelas. Jika kami memilih setuju, semua anggota kelas akan menerima 10.000 poin, yang merupakan keuntungan sederhana. Namun, jika kami memilih setuju, kami hanya kehilangan 5 poin kelas, tetapi tetap saja itu 5 poin.
Dalam hal ini, penting untuk memikirkan bagaimana orang akan meresponnya berdasarkan sifat sejatinya.
Ini bukan pertanyaan menerima 10.000 poin pribadi atau tidak kehilangan 5 poin kelas, tapi sebaliknya. Ini adalah pertanyaan tentang pilihan mana yang tidak akan kamu sesali.
Aku yakin akan ada sedikit suara untuk itu, jadi aku memutuskan untuk menekan [Setuju] dan melihat bagaimana hasilnya. Aku telah menilai bahwa itu bukan ide yang baik untuk menjadikannya suara bulat di percobaan pertama.
Penghitungan selesai suara tak lama kemudian, dan Chabashira mendongak dari tablet di tangannya.
“Yoshi, kalian semua telah memilih, jadi aku akan menampilkan hasilnya sekarang.”
Dengan isyarat itu, hasilnya ditampilkan di monitor.
Hasil Voting Pertama: Setuju 3 | Tidak Setuju 36
Aku tahu kalau akan ada lebih banyak penentangan, tapi margin ini lebih besar dari yang ku bayangkan.
“H-Hei? Bukankah 10.000 poin lebih dari apa yang akan kita dapatkan daripada sedikit demi sedikit dengan 5 poin kelas? Apakah aku salah hitung? Kenapa banyak yang tidak setuju?”
Ike yang tampaknya telah memilih setuju, bertanya dengan penasaran, melihat sekeliling pada teman-teman sekelasnya.
“Memang benar jika itu hanya ukuran poin pribadi, 10.000 poin lebih berharga. Namun, poin kelas sangat diperlukan untuk mencapai kelas A. Jika selisihnya hanya 1.000 poin, kita tidak perlu repot mengurangi poin kelas yang berharga.”
Di sini Horikita yang tampaknya telah memilih tidak setuju, memberikan penjelasan teoretis mengapa dia memilih tidak setuju.
“Jika kebetulan, selisih 5 poin kelas adalah selisih antara kemenangan dan kekalahan, kita tidak akan bisa cukup menyesalinya, bukan?”
Seperti yang kupikirkan, banyak siswa secara alami khawatir tentang risiko [jika kebetulan]. Juga, penting untuk diingat bahwa tiga kelas lainnya akan menghadapi isu yang sama. Jika ketiga kelas itu memilih poin kelas dan dengan suara bulat tidak setuju, kelas ini juga akan menjadi satu-satunya yang mundur satu langkah. Tentu saja, itu akan menjadi cerita yang berbeda jika kami bisa memanfaatkan 10.000 poin pribadi yang kami peroleh.
“Aku tahu kalian masing-masing memiliki pemikiran sendiri, tapi dengarkan aku dulu. Ada 36 suara tidak setuju, yang merupakan margin yang luar biasa, tapi ini harus diulang karena suara tidak bulat. Dalam ujian yang sebenarnya, interval hingga voting berikutnya adalah 10 menit tetap. Pada saat itu, kalian akan diizinkan untuk berbicara dengan bebas seperti sekarang, sesekali meninggalkan tempat duduk dan bertukar pendapat, tetapi untuk saat ini, kita akan melewatkannya. Mari kita mulai voting lagi.”
Tujuan dari ujian ini adalah untuk mencapai suara bulat.
Jika suara tidak bulat, itu akan dibatalkan dan interval 10 menit akan diberlakukan.
Bahkan jika kami berhasil mengeluarkan pendapat kami dengan cepat, jumlah waktu itu akan hilang.
Tidak salah lagi bahwa karena cara ujian khusus ini diatur, mungkin akan ada batas waktu yang ditetapkan.
Jika perbedaan terus berlanjut, ada kemungkinan waktunya akan habis….
Jadi, di voting kedua, tindakan yang harus dilakukan adalah memilih tidak setuju tanpa perlu berpikir panjang.
Jika kami memilih tidak setuju, kami bisa mencapai suara bulat.
Itulah sebabnya aku memutuskan dengan sengaja memilih [setuju] untuk kedua kalinya.
Karena dengan melakukan ini, kupikir teman sekelasku akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang ujian khusus ini.
Hasil Voting Kedua: Setuju 2 | Tidak Setuju 37
“O-Oioi kok masih ada yang memilih setuju bahkan setelah mendengarkan diskusi barusan.”
“Maaf, itu aku, Sudō-kun. Aku sengaja mencoba untuk mencegah suara bulat. Sepertinya ada orang lain yang memiliki pemikiran sepertiku… bukan?”
Dia tidak menatapku, tapi dia mungkin mengacu padaku.
“Itulah hasil voting kedua. Hampir sepenuhnya tidak setuju, tetapi masih ada dua suara tersisa yang setuju. Dalam hal ini, akan ada interval 10 menit lagi sebelum voting dilanjutkan. Ujiannya adalah mengulang voting dan interval dengan cara ini dan akhirnya menghasilkan suara bulat 39 setuju atau 39 tidak setuju. Tentu saja, apapun yang dipilih dalam pilihan ini akan benar-benar diterima. Dalam kasus ini, jika suara setuju adalah 39, kalian semua akan mendapatkan 10.000 poin pribadi, tapi kalian akan kehilangan 5 poin kelas. Di sisi lain, jika ada 39 suara tidak setuju, isu ini akan dibatalkan dan tidak akan berpengaruh apa pun.”
Dengan kata lain, artinya isu ini akan berakhir tanpa ada yang mendapatkan atau kehilangan poin.
“Kalian belum mendapatkan hasil yang bulat, tetapi untuk menghemat waktu, kita akan beralih ke contoh berikutnya.”
Contoh: 1 anggota kelas akan menerima 1 juta poin pribadi
(Jika suara bulat untuk setuju, mengidentifikasi dan memilih siswa yang akan menerima poin)
Setuju | Tidak Setuju
“Aku yakin kalian memiliki pendapat tentang contoh tersebut, tetapi dalam ujian nanti, percakapan pribadi sebelum voting pertama dilarang. Dengan kata lain, kalian harus benar-benar menghadapi isu tersebut dan memilihnya terlebih dahulu.”
Jadi sebelum voting kedua, kami akan diizinkan untuk membaca dan mendiskusikan pendapat kami tentang isu tersebut.
Hasil Voting Pertama: Setuju 39; Tidak Setuju 0
Hasil yang sudah sangat jelas ditampilkan. Bahkan jika hanya 1 dari 39 orang yang menerima poin pribadi, hampir tidak ada alasan untuk memilih yang terakhir. Bahkan jika ada yang kecewa karena bukan dia yang menerimanya, akan sulit untuk mencapai suara bulat dalam menentangnya.
“Jika isu memilih individu tertentu diberikan di ujian yang sebenarnya, langkah pertama adalah sama seperti pada contoh pertama, untuk mendapatkan suara setuju dan tidak setuju. Jika hasilnya tidak setuju, isu itu akan berakhir pada titik itu, tapi jika suara bulat setuju, isu itu tidak akan berakhir dan melangkah lebih jauh. Setelah interval, kalian akan diminta untuk mendiskusikan [siapa] yang harus direkomendasikan. Nama semua anggota kelas kecuali nama kalian sendiri ditampilkan di tablet.”
Layar tablet dirubah secara paksa, dan tentu saja, nama-nama selain namaku juga berbaris.
Namun, urutannya bahkan tidak dalam urutan abjad, melainkan dalam urutan yang tidak teratur terlepas dari anak laki-laki atau perempuan.
“Untuk memastikan anonimitas, posisi nama siswa akan berubah setiap kali kalian voting. Ini berlaku untuk pilihan setuju dan tidak setuju juga. Ini untuk mencegah kalian mengintip siswa di sebelah kalian dan menebak mana yang mereka pilih berdasarkan posisi jari mereka.”
Dia terus menjelaskan aturan lebih lanjut, memberi tahu kami bahwa kami tidak akan pernah bisa membaca apa yang dipilih oleh orang lain.
“Ketika diskusi selesai, masing-masing dari kalian bebas memilih kapan saja kalian mau. Kalian hanya perlu memilih siswa yang ingin kalian rekomendasikan dan mengetuknya. Perubahan pada siswa yang akan direkomendasikan berulang kali diperbolehkan selama interval itu. Setelah 10 menit berlalu, suara mayoritas... untuk kelas ini, siswa yang mengumpulkan 20 suara akan diakui sebagai siswa pilihan. Katakanlah Ike dipilih oleh sejumlah besar orang.”
“Eh, aku!? Mantab!”
“Ike untuk sementara akan kehilangan hak pilihnya karena dia terpilih, dan 38 orang lainnya akan memilih.”
Setiap siswa yang memenangkan suara mayoritas secara alami dekat dengan suara bulat. Kukira begitulah cara kerja rekomendasi.
Voting baru untuk langkah berikutnya dari isu ini di mulai, dan kami memilih.
Contoh: Ike Kanji akan menerima 1 juta poin pribadi.
Pilihan: Setuju | Tidak Setuju
Hasil Voting Kedua: Setuju 0; Tidak Setuju 38
“Eeeh!? Tung, kenapa tidak ada yang setuju!”
“Lah, jelas saja siapa juga yang mau memberimu 1 juta poin?”
Sudō berbicara mewakili semua orang di kelas tentang apa yang mungkin dipikirkan oleh mereka.
“Jika voting untuk Ike bulat tidak setuju, disahkan bahwa [tidak ada poin yang diberikan untuk Ike], tapi ini hanya akan menghapus Ike dari daftar target untuk isu dan kepemilikan 1 juta poin masih belum jelas. Jadi kita akan memilih siswa lagi dari 38 siswa yang tersisa dan melanjutkan isu. Namun, jika tidak tercapai kesepakatan bulat karena target pemberian tidak dapat ditentukan sebelum waktu berakhir, ujian akan gagal. Selain itu, 1 juta poin tidak akan diberikan kepada siapa pun, jadi berhati-hatilah.”
“Eh! Apakah itu berarti peluangku untuk mendapatkannya sekarang nol!?”
“Begitulah. Jika hanya ada 1 suara saja setuju yang tersisa, kamu tidak akan dihapus dari daftar. Kalian juga dapat mencari kandidat. Jika seorang mencalonkan diri selama interval tersebut, dia akan diterima sebagai siswa pilihan berdasarkan prinsip siapa cepat dia dapat. Namun, 1 orang hanya dapat menjadi mencalonkan diri sekali per isu.”
“Tapi, bagaimana jika kita tidak mendapatkan mayoritas suara rekomendasi untuk siswa pilihan dalam 10 menit, atau jika tidak ada kandidat yang mencalonkan diri? Aku pikir kasus seperti itu juga bisa terjadi.”
“Dalam hal ini, seseorang dari kelas akan dipilih secara acak dan kalian akan melanjutkan untuk memilih.”
Tampaknya voting tidak akan menunggu waktu atau idu, tapi akan dimulai dengan memaksa seseorang menjadi target.
“Jika kita akan memilih seorang individu, itu mungkin juga akan membuang-buang waktu kita.”
Tepat sekali. Ini seperti memiliki lebih banyak pilihan untuk jumlah orang di kelas.
Namun, aku tidak berpikir itu akan menjadi keputusan yang mudah untuk siswa yang dipilih secara acak.
“Semuanya, mari kita tetap fokus. Ujian khusus ini mungkin lebih sulit dari yang kita duga…”
Tidak semua isu dapat diselesaikan dengan mendiskusikannya.
Ada kemungkinan besar kami akan dipaksa untuk membuat pilihan yang tidak akan pernah bisa kami kompromikan.
Tidak, jika tidak seperti itu, ini tidak berarti sebagai ujian khusus.
“Mari kita lihat satu contoh terakhir. Kali ini, kalian akan diminta untuk menyelesaikannya dalam format pertarungan nyata.”
Contoh: Keputusan telah dibuat untuk menambah fasilitas di Keyaki Mall. Manakah dari berikut ini yang kalian lebih sukai?
(Fasilitas dengan suara terbanyak akan diadopsi berdasarkan hasil voting keempat kelas)
Restoran | Toko Umum | Fasilitas Hiburan | Fasilitas Kesehatan
Berbeda dengan contoh sebelumnya, metode akan berubah menjadi pilihan empat pilihan bukan setuju dan tidak setuju.
Aku pikir itu hanya akan menjadi suara setuju atau tidak setuju, tetapi ternyata tidak demikian.
Sepertinya pilihan yang kami buat di sini akan benar-benar diterapkan, tapi jika ini bukan contoh, aku bertanya-tanya apakah fasilitas itu benar-benar akan dibangun.
“Jika isu diakui dengan suara setuju, maka konten tersebut akan benar-benar diakui. Namun, hanya untuk isu yang mempengaruhi seluruh kelas, metode khusus digunakan. Ketika jenis isu ini diberikan, pilihan dengan suara bulat hanya diputuskan sebagai satu suara yang dipilih oleh kelas. Bahkan jika kelas ini sepakat untuk restoran, jika ketiga kelas lainnya sepakat untuk fasilitas hiburan, fasilitas hiburan yang menerima tiga suara akan ditambahkan ke keputusan.”
Semua orang mungkin mengerti apa yang dimaksud oleh Chabashira. Ada dua jenis isu: isu yang segera dapat dieksekusi dan isu yang disajikan hanya sebagai suara kelas. Yang manapun itu, tampaknya diskusi yang hati-hati diperlukan untuk mengarah pada suara bulat.
Karena percakapan pribadi tidak diperbolehkan sebelum voting pertama, aku memilih pilihanku secara intuitif.
Hasil voting pertama: Restoran 20 | Toko Umum 4 | Fasilitas Hiburan 15 | Fasilitas Kesehatan 0
“Karena voting tidak bulat, kalian akan diberikan interval 10 menit.”
Untuk pertama kalinya, kami akan memiliki periode waktu interval.
Hitung mundur sepuluh menit dimulai pada monitor di belakang podium. Situasi ini akan berlanjut sampai waktu habis dan waktu voting berikutnya dipaksakan.
Para siswa diperbolehkan untuk meninggalkan tempat duduk mereka dengan bebas dan menyatukan pendapat mereka entah akan berbicara dengan suara keras atau berbisik dengan seseorang tertentu terserah mereka. Aku mengamati sekelilingku dan menunggu perkembangannya. Sepuluh menit berlalu tanpa ada yang memberikan instruksi tertentu, hanya mengobrol sesuka hati mereka.
“Tepat sebelum akhir interval, kalian harus kembali ke tempat duduk kalian dan bersiap untuk memilih. Waktu maksimum yang diberikan untuk voting adalah 60 detik. Jika semua orang selesai memilih dengan cepat, kita akan melanjutkan untuk mengumumkan hasilnya tanpa menunggu batas waktu.”
Berbeda dengan interval 10 menit wajib, tampaknya waktu voting dapat dipersingkat dengan sedikit usaha.
“Selain itu, siswa yang tidak menyelesaikan voting mereka dalam waktu 60 detik akan dikenakan hukuman tanpa ampun karena melebihi batas waktu. Setiap siswa akan memiliki waktu 90 detik selama ujian. Siswa yang melebihi 90 detik secara total sebelum menyelesaikan 5 isu akan memiliki waktu 0 dan akan dikeluarkan.”
Ini adalah cara sekolah untuk memastikan bahwa para siswa memilih. Bahkan jika ada siswa yang murung dan tidak ingin memilih, pada akhirnya dia akan dipaksa untuk meninggalkan sekolah.
Bahkan jika seseroang menunda setiap kali dia memilih, jika dia tidak menyelesaikan voting dalam 58 atau 59 detik, dia akan kehilangan waktu yang berharga, dan tidak ada siswa yang mau repot melakukannya.
Dan voting kedua dilakukan, hasilnya.
Hasil voting kedua: Restoran 23 | Toko Umum 2 | Fasilitas Hiburan 14 | Fasilitas Kesehatan 0.
Karena tidak ada pembicaraan tentang penyatuan pendapat, hasilnya mirip dengan yang pertama.
Kecuali itu adalah isu yang mencolok, tidak mudah untuk membawanya ke suara bulat pada voting pertama.
Dan setelah menyatukan pendapat, tidak begitu sulit untuk mendapatkan 39 suara untuk pilihan tertentu.
Namun, itu hanya berlaku untuk isu yang berada dalam cakupan harapan kami.
Tergantung pada kontennya, akan ada beberapa hal yang memerlukan diskusi yang cukup banyak.
“Dengan ini contoh berakhir, tapi kalian seharusnya memahami alur pembicaraan. Persyaratan untuk lulus ujian khusus ini adalah menyelesaikan 5 isu dengan suara bulat dalam waktu 5 jam. Jika kalian tidak dapat menyelesaikan semua isu dalam 5 jam, kalian akan menghadapi hukuman yang sangat berat. Hukumannya adalah -300 poin kelas.”
“Ti-Tiga ratus!?”
Dengan kata lain, menyelesaikan isu adalah syarat mutlak dalam ujian khusus ini.
“Namun, jika kalian bisa menyelesaikannya tepat waktu, kalian bisa mendapatkan 50 poin kelas.”
Hadiah dan hukuman mungkin tampak seperti tidak seimbang, tapi itu masuk akal dalam hal kesulitan ujian.
“Tidak perlu panik. Kita tidak harus melawan siapa pun kali ini, kita hanya perlu menyatukan pendapat kita. Kita bisa melakukan voting berkali-kali, dengan interval, jika waktu memungkinkan.”
“Aku yakin kalian sudah mendapatkan gambaran umum tentang ujian khusus ini. Ringkasan aturan akan ditampilkan. Siapa pun yang merasa perlu untuk menyimpannya harus mengambil screenshotnya sendiri.”
Ringkasan Ujian Khusus Suara Bulat
Penjelasan Aturan
• Menanggapi isu yang diajukan oleh sekolah, semua anggota kelas harus memberikan suara pada pilihan.
(Total ada 5 isu • Akan ada paling banyak 4 pilihan)
• Kecuali salah satu pilihan itu bulat, isu yang sama akan diulangi.
• Jika waktu habis di tengah isu, itu tidak akan diakui sama sekali, terlepas dari kemajuan isu tersebut.
• Tugas yang diselesaikan dengan suara bulat akan benar-benar diakui, terlepas dari keberhasilan atau kegagalan ujian khusus.
• Menyelesaikan semua isu akan memberikan 50 poin kelas.
• Gagal menyelesaikan semua isu dalam waktu 5 jam akan mengakibatkan hilangnya 300 poin kelas.
Prosedur Ujian Khusus
①Isu diberikan dan voting pertama (dalam 60 detik) akan dilakukan.
②Jika suara bulat, lanjutkan ke isu berikutnya dan kembali ke ①. Jika ada perbedaan, lanjutkan ke ③.
③Interval 10 menit (selama waktu ini, siswa bebas bergerak dan berdiskusi di dalam kelas saja).
④Waktu voting 60 detik (tidak bisa berdiskusi, hanya bisa memilih).
(Siswa yang tidak menyelesaikan voting dalam waktu 60 detik akan menerima hukuman kumulatif)
(Jika akumulasi hukuman melebihi 90 detik, siswa akan dikeluarkan pada tahap itu)
⑤Jika hasil voting bulat, lanjutkan ke isu berikutnya dan kembali ke ①.
Jika suara bulat tidak tercapai, kembali ke ③.
Mengulangi prosesnya, dan ujian khusus selesai ketika 5 isu telah menyelesaikan. Jika kebetulan kami gagal, kami akan dihukum. Kehilangan 300 poin kelas di sini bisa berarti kehilangan tiket ke Kelas A. Kurasa pernyataan ini tidak berlebihan.
Jika tiga kelas lainnya berhasil, itu akan membuka celah 350 poin untuk semua kelas.
Kami bisa berdiskusi sebanyak yang kami inginkan, tapi menurutku hambatannya adalah voting yang benar-benar anonim di mana kami tidak bisa mengetahui siapa yang memilih apa.
Bahkan jika seseorang memilih setuju, mereka bisa mengklaim bahwa dirinya telah memilih tidak setuju.
“Bahkan kami para guru sama sekali tidak tahu isu seperti apa yang akan kalian hadapi besok. Beberapa dari kalian mungkin optimis, tetapi kuperingatkan kalian untuk jangan lengah. Selain itu, dilarang keras membuat perjanjian dengan siswa lain untuk mengikat mereka memilih pilihan tertentu dalam ujian ini. Selain itu juga, menukar uang dan membatasi pilihan orang lain juga tidak mungkin. Ini berlaku tidak hanya pada kelas lain, tapi juga pada kelas kalian sendiri.”
Jadi tidak diperbolehkan mengikat pilihan orang lain secara paksa, ya.
Kami mungkin diizinkan untuk menyatukan dan mengkonsolidasikan suara kami sampai batas tertentu, tetapi kami tidak dapat mendukung jaminan kami.
Katakanlah ada kontrak yang mengatakan bahwa seseorang hanya boleh memilih pilihan 1, ada risiko ujian tidak valid hanya karena ada satu orang yang telah membuat kontrak untuk hanya memilih pilihan 1.
Dengan itu saja akan memungkinkan sebuah kelas melakukan serangan ganas terhadap kelas lain.
“Sekolah akan memantau untuk memastikan aturan dipatuhi. Jika ternyata ada pihak ketiga di luar kelas yang terlibat dan dapat terus membuat pilihan sepihak, semua pihak yang terlibat bisa dikeluarkan tanpa ampun. Bersiaplah untuk itu. Selain itu, jika ada yang dituduh berbuat curang, segera laporkan hal itu ke sekolah dan kami berjanji bahwa kami akan melakukan segala upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.”
Jika waktu ujian khusus yang merupakan prasyarat kelulusan ujian habis, maka pihak sekolah pasti akan melakukan penyelidikan.
Bahkan jika itu adalah Ryūen, dia tidak akan membuat langkah terang-terangan, karena dia mungkin akan dihukum berat bahkan hanya karena mengangkat topik tersebut.
Sampai dimulainya ujian khusus, tampaknya yang terbaik adalah menahan diri untuk tidak terlibat dengan siswa dari kelas lain.
“Selain itu, dalam ujian khusus ini, efek “Poin Perlindungan] untuk sementara tidak berlaku. Hal ini karena tidak mungkin ada ujian khusus yang adil jika hanya ada satu siswa yang dilindungi dalam menjalani ujian ini. Jika seorang siswa dengan poin perlindungan dikeluarkan dengan cara apa pun, poin perlindungan itu tidak dapat digunakan untuk membatalkan pengusiran. Namun, hanya jika seorang individu atau seluruh kelas membayar 20 juta poin pribadi, kalian bisa dibebaskan dari pengusiran.”
Saat ini tidak ada poin pribadi sebesar itu di kelas ini.
Dengan kata lain, itu berarti siswa yang dikeluarkan sudah pasti akan dikeluarkan.
Apakah ini berarti bahwa poin perlindungan, yang dapat membatalkan pengusiran sekali, terkadang dibatasi?
Jika ini adalah ujian khusus melawan kelas lain, penonaktifan sementara poin perlindungan bisa menyebabkan ketidakpuasan. Namun, dalam ujian ini, itu hanya masalah di dalam kelas.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika aturan khusus ini diterapkan, ya.
Tidak dapat dihindari bahwa akan ada keluhan, tapi Kōenji tampaknya tidak peduli.
“Selain itu, selama ujian khusus, semua perangkat komunikasi seperti ponsel akan dikumpulkan. Alasannya adalah bahwa ujian ini berpotensi menciptakan aturan tidak tertulis dengan menghubungi dunia luar. Jika kebetulan kalian kedapatan menyembunyikannya———kurasa aku tidak perlu membahas detailnya lagi.”
Ini juga berarti bahwa akan melibatkan pengusiran, sama seperti aturan lain yang harus dipatuhi.
Thankss
ReplyDeleteAkhirnya setelah nunggu2 minggu
ReplyDeletepanjang ey, puas bacanya
ReplyDeleteTerimakasih min semangat terus
ReplyDeletemksh min~!
ReplyDeleteBukannya 5 poin kelas itu sama dengan 5000 poin pribadi? Krna setiap bulan diberikan 100 poin kelas yg berarti 100.000 poin pribadi
ReplyDelete100.000 poin pribadi itu setara 1000 poin kelas, sejak awal masuk ke sekolah ini di kelas 1 tiap kelas dikasih 1000 poin kelas buat start makanya dapet 100k poin pribadi.
DeleteSaat ini cuma Kelas Sakayanagi yang dapet 100k+ poin pribadi tiap bulannya.
Oiya njirr lupa aku 1000 poin kelas awal.. Sorry
Delete