Youzitsu 2nd Year Volume 6 SS
– Amasawa Ichika SS –Sebenarnya, Aku Selalu
Saat aku memasuki kamar Senpai, aku mulai mencari dengan keyakinan.
Tapi seperti yang diharapkan darinya. Dia telah membersihkan semuanya dalam waktu sesingkat itu.
Tapi bukan itu tujuanku yang sebenarnya. Tujuanku yang sebenarnya adalah untuk memeriksa apakah ruangan ini sedang disadap atau tidak. Itu memang terlihat terlalu bersih untuk tidak disadap. Apakah dia sudah bergerak, pikirku tapi...
“Aku sarankan kamu untuk menikmati kehidupan sekolahmu dan tidak usah pedulikan aku.”
Bagi dia yang sepenuhnya menikmati kebebasannya, aku, yang merupakan siswa White Room hanyalah pengganggu.
Aku tahu itu.
“Aku setuju dengan itu. Aku juga berpikir kalau aku harus melakukan itu, tapi...”
Itu sebabnya aku ingin membongkar Takuya dan membiarkan mereka bertarung secepatnya.
Jika dia bisa mengamati Ayanokōji-senpai dari dekat, menyentuhnya, merasakannya, dia akan mengerti.
Tapi Senpai tidak mau menggigit. Tidak ada emosi sama sekali karena dia hanya menungguku pergi.
Aku ingin membuatnya kesal jadi aku menghadapkan pantatku ke arahnya.
Dari sudut ini, itu dan itu bisa dilihat dan aku bertanya-tanya apakah itu akan berhasil.
“Terpaku dengan pakaian dalamku, Senpai emang mesum.”
Akulah yang menunjukkan padanya jadi apa coba yang aku katakan, ‘kan?
“Maaf, tapi aku lebih waspada dengan apa yang akan kamu perbuat jika aku mengalihkan pandangan darimu daripada melihat pakaian dalammu”
Pintar, tapi tidak menarik.
Percakapan kami secara alami akan kembali hanya membahas topik sehari-hari, jadi aku memindahkan topik itu kembali.
Aku berbalik dan mendekatinya, tapi dia bahkan tidak mengangkat alis.
“Kupikir dia sudah mulai keluar jalur, tahu? Aku merasa seperti metode dan tujuannya salah. Daripada kembali ke White Room, orang itu lebih berniat untuk mengeluarkan Senpai.”
“Kedengarannya merepotkan sekali, ya.”
Itu tidak terlihat di wajahnya, tapi mungkin benar bahwa dia pikir itu merepotkan.
“Bagi Senpai, iya sih. Jadi aku telah memikirkannya beberapa hari terakhir ini. Kupikir mungkin lebih baik aku memberi tahu Senpai siapa dia sebenarnya dan sekalian memberinya bimbingan terakhir.”
Tetapi bahkan tidak repot-repot untuk mengenalnya. Premisnya adalah bahwa aku tidak dapat dipercaya dan dia tidak ingin mendengarkan informasi yang tidak perlu dariku.
Dia tidak menjawab usulanku saat dia membaca lawannya satu, dua langkah di depan.
Sejujurnya, aku ingin berada di sisinya.
Bahkan jika aku mengganggu, hanya berada dekat dengan orang yang kamu kagumi. Tapi...
Tidak ada jaminan bahwa kehidupan sekolahku bisa berlangsung selamanya.
Tolong kabulkan keinginan Ichika Kinugasa-san
ReplyDeleteAdem pov tentang amasawa, gak kek horikita bikin emosi. Authornya terlalu menganak emaskan horikita.
ReplyDeletetombol next n previousnya ga ada loh min ?
ReplyDelete