Bab 4
Persetujuan
4
Sementara beberapa tugas masih ada, kelas mulai melanjutkan persiapan hati-hati untuk festival olahraga.
Meskipun beberapa siswa keberatan dengan berjuang bersama dengan Ryūen, setelah penutup dibuka dan latihan dimulai, tidak ada perselisihan besar, dan latihan untuk kompetisi tim berjalan lancar. Bahkan anggota kelas yang awalnya negatif mulai bekerja sama satu sama lain untuk menang, dan mereka berlatih dan berlatih siang dan malam.
Akhirnya, malam sebelum festival olahraga tiba.
Sekitar jam 9 malam, aku menelepon Horikita.
[Tumben nelpon selarut ini. Aku baru mau tidur loh]
Dari telingaku, aku bisa mendengar suara pengering rambut menyala.
“Aku ingin membicarakan hal penting, terkait festival olahraga.”
[Hal penting darimu? Kurasa aku harus mendengar ini sedikit lebih serius]
Begitu dia mengatakan itu, dia mematikan sakelar dan telingaku menjadi sunyi.
[Ah, aku juga ingin mengatakan sesuatu dulu. Sakayanagi-san, dia akan berpartisipasi dalam festival olahraga besok, seperti biasa, kau tahu? Bukankah kau bilang kamu bisa menghentikannya?]
“Ini juga ada hubungannya dengan itu. Aku akan absen dalam festival olahraga besok.”
[Absen? Tunggu sebentar, apa maksudmu?]
Aku bisa merasakan kebingunggannya di sisi lain telepon karena laporanku yang tiba-tiba.
Aku mendengar benda terjatuh dan jeritan kecil.
“Kau baik-baik saja?”
[Maaf, aku hanya menjatuhkan pengering rambutku...]
Aku mendengar suara ponsel yang diletakkan di suatu tempat. Dia tampaknya sedang terburu-buru untuk mengambil pengering rambut.
[Jadi, kenapa absen? Kau tidak sedang sakit, kan?]
Wajar jika dia bingung, karena suaraku terdengar sehat.
“Ya, aku tidak punya masalah kesehatan. Malahan, aku merasa lebih baik dari biasanya.”
[Lantas kenapa? Jika kamu absen, kita kehilangan 10 poinmu, tahu? Bahkan jika poin kemenanganmu tidak dihitung, kehilangan 10 poin ini menyakitkan]
Karena jumlah orang di kelas hanya 38 siswa, aku bisa mengerti mengapa dia ingin mengeluh.
“Aku tidak bilang 10 poin itu ringan. Tapi ini adalah strategi yang ku butuhkan.”
[...Strategimu?]
Tentu saja, aku tidak akan bilang bahwa pembunuh dari ayahku datang bercampur sebagai tamu.
Akan kusebutkan di sini apa yang aku tutupi sampai sekarang.
“Ini akan mengarah pada petunjuk untuk menangkap Sakayanagi, yang tak terhindarkan jika ingin menenggelamkan Kelas A.”
[Menangkap Sakayanagi-san...?]
“Kan sudah kubilang. Ada cara untuk mencegah Sakayanagi berpartisipasi dalam festival olahraga.”
[Aku tidak mengerti kenapa ketidakhadiranmu akan mengarah pada penangkapan Sakayanagi-san, tapi...]
Horikita hendak bertanya kenapa, tapi dengan cepat memikirkannya lebih baik.
[Tidak mungkin aku bisa mengerti apa yang kamu pikirkan saat ini. Selain itu, bahkan jika aku mencoba membujukmu, kamu tidak akan berubah pikiran tentang melewatkan festival olahraga, bukan?]
“Ya. Aku akan menelepon sekolah besok pagi untuk memberi tahu mereka bahwa aku tidak enak badan.”
[Kalau begitu kurasa aku tidak punya pilihan selain mempercayaimu sekarang]
Meski kecewa, Horikita menyetujui.
[Asal kau tahu, aku berencana untuk mendapatkan setidaknya 3 peringkat pertama sebagai tujuan pribadi, tapi sekarang aku harus menambahkan 10 poin lagi]
“Aku mengandalkanmu.”
Setelah mengakhiri panggilan, aku menghubungkan ponselku ke kabel pengisi daya.
Aku yakin Horikita, yang mau tidur, tidak akan bisa tidur sebentar karena pikirannya akan sangat sibuk untuk menghitung ulang skor, dll.
Ini agak kejam, tapi aku akan membaginya sebagai biaya yang diperlukan.
Dan ada satu orang lagi yang harus aku hubungi.
Setelah aku memberinya informasi yang diperlukan, semua persiapan telah selesai.
Anjay persiapan telah selesai
ReplyDeleteAre you ready?
ReplyDeleteGo go go
mantapp min, lanjud terusss
ReplyDelete