Bab 5
Festival Olahraga Kedua
2
Festival olahraga dimulai tanpa Ayanokōji-kun. Ada papan buletin elektronik di lapangan, di mana kau selalu dapat melihat kelas mana yang tampil dan bagaimana kinerjanya.
Pada awalnya kelas Ryūen-kun menempati peringkat teratas di tahun ajaran, tapi tak lama setelah itu, kami, Kelas B, menempati peringkat pertama dan terus mempertahankan peringkat itu sejak saat itu. Kelas D di tempat ke-2, Kelas C di tempat ke-3, dan Kelas A di tempat ke-4, ini peringkat yang ideal.
Kuharap ini akan terus seperti ini tanpa perubahan peringkat sampai akhir.
Aku punya waktu sebelum kompetisi berikutnya, jadi aku pindah ke kursi bersorak untuk menghabiskan waktu.
“Kerja bagus, Horikita-senpai!”
Kemudian Yagami-kun, seorang siswa di kelas B tahun pertama, mendekatiku.
“Sepertinya kelasmu juga bertarung dengan sangat baik, Yagami-kun. Kalian saat ini berada di posisi kedua dengan selisih tipis, bukan?”
“Senpai sendiri malah di peringkat pertama, bukan? Aku tidak percaya kalian mulai dari Kelas D tahun lalu.”
“Apakah itu pujian? Atau mungkin ada sarkasme yang dimasukan?”
“Mana mungkin. Aku dengan tulus menghormatimu, Senpai. Tapi tidak sebanyak Ketua OSIS Nagumo.”
Dari sudut mataku, itu adalah saat ketika Ketua OSIS Nagumo memotong pita garis finis.
“Para senpai tahun ketiga baru saja membicarakan ini, katanya ini adalah finis pertama kelima berturut-turut.”
Saat para gadis bersorak, para tamu mengalihkan perhatian mereka ke Ketua OSIS.
Tapi Ketua OSIS Nagumo meninggalkan tempat itu dengan ekspresi kosong di wajahnya dan dia memberi tahu gadis-gadis yang mendekatinya bahwa dia ingin sendirian dan menjauhkan diri dari mereka.
“Aku ingin memujinya, tapi dia tidak terlihat senang sedikit pun.”
“Menang atau kalah, sepertinya lulus sebagai Kelas A sudah dijamin, jadi mungkin dia tidak bersemangat?”
Tentu saja peringkat di festival olahraga tidak berarti bagi ketua OSIS, yang berada di posisi yang solid. Dia mengincar tempat pertama mungkin karena dia tak ingin terlihat buruk di depan para siswa dan tamu saat ini.
“Aku akan bicara sedikit dengan Ketua OSIS.”
“Begitu, ya. Giliranku bermain setelah ini, jadi aku permisi dulu.”
Setelah bertukar kata dengan Yagami-kun, aku memutuskan untuk mendekati ketua OSIS.
Di samping Nagumo-senpai, gadis tahun ketiga lain memanggilnya.
Kiryūin-senpai, siswa Kelas B tahun ketiga. Dia adalah seseorang yang terkadang aku dengar rumornya dalam interaksiku dengan siswa tahun ketiga. Dan aku setidaknya tahu bahwa dia mencapai hasil yang sangat baik di OAA.
Karena aku tidak dapat menyela pembicaraan, aku memutuskan untuk membungkuk dan menunggu.
“Selamat atas 5 kemenangan berturut-turutmu, Nagumo.”
“Apa yang kau inginkan?”
“Kamu tidak perlu sekasar itu. Aku khawatir padamu karena kamu tidak terlihat senang meskipun menang. Sepertinya ada lebih dari 1 atau 2 orang yang bersorak padamu.”
“Jangan membuatku tertawa. Mana bisa itu disebut pencapaian jika aku hanya memenangkan pertandingan seperti itu?”
“Kamu bisa saja mengumpulkan yang lemah dan mengambil tempat pertama dengan paksa. Tapi kurasa anggota balapan yang tadi itu bukanlah kelompok itu.”
Kiryūin-senpai menyadari bahwa dia tidak mengambil jalan pintas.
“Dari kabar angin yang kudengar, Ayanokōji absen. Apakah itu penyebab dari ekspresi murungmu?”
Ayanokōji-kun. Lagi-lagi, namanya terus muncul di tempat seperti ini.
Ketua OSIS Nagumo menghela nafas pelan tanpa menatap Kiryūin-senpai.
“Kupikir dia bisa memuaskan hasratku, tapi kurasa aku salah.”
“Kasihan sekali. Kalau begitu, mau aku menjadi lawanmu?”
Mendengar kata-kata provokatif seperti itu, Ketua OSIS Nagumo mengalihkan pandangannya ke arah Kiryūin-senpai untuk pertama kalinya.
Namun, melihat senyumnya yang tak kenal takut, dia mengalihkan pandangannya lagi.
“Kebohongan yang murahan. Bahkan jika aku mau, aku tidak bisa membayangkan kau mau bersaing denganku. Benar, ‘kan?”
“Fufufu. Jadi ketahuan, ya.”
Sambil mengangkat bahunya, Kiryūin-senpai, yang datang ke sebelah Ketua OSIS Nagumo, mengakui hal itu.
“Satu perlombaan lagi dan aku akan menyelesaikan kewajiban minimumku. Setelah itu, aku berencana untuk bersantai dan menonton pertandingan.”
“Sudah kuduga.”
“Kau harusnya tak perlu lagi melibatkan diri dengan Kohai. Setidaknya kau sudah menguasai satu angkatan dan mengamankan Kelas A. Dan prestasimu sebagai Ketua OSIS. Bukankah sudah cukup? Kusarankan kamu untuk lulus tanpa banyak tingkah.”
Tegur Kiryūin-senpai seolah ingin memberi nasihat.
“Apa kau menasihatiku? Apa yang merasukimu? Kita jadi lebih sering mengobrol dalam 6 bulan terakhir daripada 2 tahun lalu sebelum Ayanokōji terlibat.”
“Mungkin kau benar.”
“Jangan khawatir, Kiryūin. Tanpa perlu kau beritahu, aku sudah selesai bermain dengan Ayanokōji. Orang itu memilih untuk tidak melawanku. Tidak ada gunanya mengejarnya lebih jauh lagi.”
“Jika dia kalah dalam konfrontasi langsung dengan Ketua OSIS, Ayanokōji tidak akan bisa setenang selama ini. Cobalah untuk memahami kenapa dia melarikan diri. Kupikir dia memiliki sisi yang lucu.”
Bertarung dengan Ketua OSIS Nagumo? Ayanokōji-kun? Mungkin dia memanggilnya ke ruang OSIS tempo hari untuk mengatakan itu padanya? Itu juga sesuai dengan pesan yang dia percayakan padaku.
Kiryūin-senpai dengan ringan melirikku, tapi berjalan pergi tanpa meninggalkan kata-kata tertentu.
“Maaf membuatmu menunggu, Suzune. Apa ada perlu denganku?”
“Tidak ada, um, aku ingin menanyakan hal yang sama padamu seperti yang ditanyakan Kiryūin-senpai. Aku melihat Ketua OSIS Nagumo-senpai mengambil tempat pertama, tapi tidak terlihat senang sama sekali. Dan... Ketua sudah berjanji dengan Ayanokōji-kun untuk bersaing dengannya dalam festival olahraga, ‘kan?”
“Namun itu pada akhirnya tidak terwujud. Dia absen. Dengan ini berakhir.”
Ayanokōji-kun mengatakan kalau ketidakhadirannya bukan karena sakit, melainkan strategi agar Sakayanagi-san tidak hadir.
Tampaknya Ketua OSIS Nagumo tidak mengetahui fakta itu, tapi lebih baik untuk tidak memberi tahu dia.
“Saat kamu istirahat makan siang, ikutlah denganku sebentar. Ketemuannya di———”
Aku tidak bisa menolak permintaan itu dan setuju untuk melakukannya.
Beberapa waktu kemudian, ketika istirahat makan siang, aku melihat kotak makan siang yang disediakan di lapangan. Kami bisa memilih apa yang kami suka dari berbagai makanan ini. Menunya beragam, mulai dari makanan ringan seperti sandwich hingga makanan penambah stamina dan penambah kekuatan seperti katsudon.
Aku terkesan sekaligus terkejut melihat betapa siap dan telitinya sekolah ini.
Selain itu, kami diperbolehkan membawa lebih dari satu, asalkan kami sanggup memakannya.
Kebanyakan siswa hanya memilih satu, tapi saat ku amati, aku melihat beberapa anak laki-laki mengambil lebih dari satu. Beberapa siswa berbadan besar dengan senang memegang 3 atau 4 kotak di dada mereka. Aku pernah melihat siswa ini sebelumnya di tahun pertama, tapi... jika dia makan semua itu dan sanggup mengikuti kompetisi di sore hari, mungkin dia masih meremehkan sekolah ini atau dia memang sebesar itu.
“Maaf membuatmu menunggu.”
Saat aku meraih makanan ringan, aku didekati oleh Ketua OSIS Nagumo.
“Ada apa, ya? Aku harus bertemu seseorang, jadi kalau bisa dipersingkat, itu akan sangat bagus.”
“Ya. Yang ingin ku ketahui adalah tentang Ayanokōji. Kudengar dia sakit, tapi apakah dia tiba-tiba sakit?”
Meskipun dia tidak menyebutkannya sebelumnya, tampaknya Ketua OSIS Nagumo curiga padanya.
“Iya. Pagi ini aku menerima telepon meminta maaf atas ketidakhadirannya. Karena dengan 1 siswa absen, kami kehilangan 10 poin. Tapi jika dia merasa tidak enak badan, aku tidak bisa memaksanya untuk hadir.”
Hanya aku yang tahu dia absen karena alasan lain. Tentu saja aku harus menjawab seperti itu.
“Seandainya dia benar-benar sakit.”
“Apa maksudmu?”
Aku tidak berpikir dia menyadarinya dari sikapku.
Aku ingin tahu apakah ketua OSIS punya alasan lain untuk berpikir begitu.
“Kau dengar kan apa yang dikatakan Kiryūin? Dia mungkin tidak ingin dipermalukan, jadi dia memutuskan untuk mengurung diri.”
“Begitu. Kurasa itu bisa jadi.”
Aku memberikan jawaban yang aman agar tidak memprovokasi dia.
“Mungkin ini akan menyebabkan masalah untuk tahun ajaranmu.”
“Apa itu maksudnya?”
“Bayaran untuk melarikan diri harus dibayar oleh orang lain. Benar, ‘kan?”
Dia tidak menjawab pertanyaanku, tapi bergumam sendiri. Kemudian dia mengangkat tangannya dengan ringan ke arahku untuk memberitahuku bahwa dia akan pergi, dan berjalan pergi tanpa mengambil makan siang.
“Bayaran...? Menyebabkan masalah untuk tahun ajaran kami? Kira-kira apa ya.... Tapi tetap saja———”
Sepertinya reputasi dia benar-benar ada di mana-mana. Aku juga terkesan lagi dengan dia dalam festival olahraga hari ini. Ketika dia bilang akan absen, aku takut apa yang akan terjadi, tapi tapi ternyata Sakayanagi-san juga absen pada hari ini.
Tidak salah lagi, Ayanokōji-kun melakukan sesuatu untuk menahan Sakayanagi-san.
Dan hasilnya terbukti dengan melihat skor dan peringkat Kelas A saat ini.
Jika tiba-tiba komandan tidak bisa muncul di tempat, tidak mengherankan jika mereka tidak dapat bekerja sama dengan baik.
Aku merasa sedikit kasihan pada mereka, tapi ini juga pertarungan yang serius.
Saat aku bisa menang, akan kupastikan aku meraih kemenangan.
Btw waketos Nagumo siapa ya...?
ReplyDeleteHonami Ichilose
Delete