-->

Cari Blog Ini

Love Comedy in The Dark Vol 1 Episode 3 (1)

Episode 3 (1)


Ketua kelas berkepala dingin——Hikawa Aoi.

Cewek gal yang berjiwa bebas——Shōunin Yoriko.

Anggota klub sastra yang seperti binatang kecil——Hoshino Miu.

Cewek yanki yang ketinggalan zaman——Kitamura Tōru.


Mereka adalah teman-teman sekelasku, yang aku, Satō Jirō, manipulasi sesuka hati dalam mimpiku setiap malam.

Mereka tergolong dalam kasta atas di sekolahku, bisa dikatakan golongan kembang sekolah.

(Tln: jpn nya berupa idiom yang berarti gadis-gadis tak terjangkau. Ada gak sih kembang sekolah? Yang kutahu kembang desa)


“Aku ingin kau merayu keempat gadis ini.”

Kata wanita misterius yang muncul di hadapanku, Amagami Yumiri, sambil tertawa.

“Satō Jirō-kun. Dengan semua yang kau miliki.”



“Aku tidak mengerti.”

Kataku dengan lantang.

“Kenapa jadi seperti itu? Apa gunanya semua yang sudah kita bicarakan?”

Wisata malam.

Amagami Yumiri mengatakan [Cara tercepat untuk mengenalku adalah dengan melihatnya secara langsung] jadi dia membawaku dalam perjalanan keliling dunia yang paling aneh.

Tadinya kupikir pasti dia ingin aku membantunya.

Dengan begitu aku juga akan menjadi pahlawan yang melindungi dunia dengan membantu Yumiri, yang menyebut dirinya sebagai [dokter yang menyembuhkan dunia] dan yang tampaknya benar-benar bekerja untuk melindungi dunia.

Harusnya memang begitu, bukan?

Mengingatnya kembali sekarang, aku masih berpikir bahwa itu adalah alur yang wajar. Biasanya pasti seperti itu, itulah kesimpulan yang bisa didapatkan jika melalui proses itu.

Namun, dia malah menyuruhku [merayu mereka].

Dan mungkin yang dimaksud itu empat gadis paling sulit didekati di sekolahku.

“Karena kamu menginginkan mereka untuk menjadi milikmu, bukan?”

Kata Yumiri dengan santai.

“Itulah sebabnya kamu bahkan membawa keempat kembang sekolah itu ke dalam mimpimu, ‘kan? Mimpi tidak berbohong. Jirō-kun sadar bahwa keempat gadis ini adalah kembang sekolah, dengan kata lain, gadis-gadis yang ingin kamu taklukan tetapi tidak bisa, dan jika memungkinkan, kamu ingin menjadikan mereka milikmu. Percuma saja menutupi perasaanmu. Karena bagiku dan kamu, mimpi berfungsi sebagai bukti fisik.”

“Itu, yah, mungkin benar, tapi...”


Ngomong-ngomong, saat ini kami sedang berada di dalam mimpi.

Di dunia tertutup milikku, yang ku lihat setiap malam dan bisa ku kendalikan sesuka hati (Yah, akhir-akhir ini tidak tertutup sama sekali. Bahkan sekarang Amagami Yumiri masih datang seperti ini), aku dan Yumiri sedang berdiskusi.

Aku dalam wujud seorang raja dan Yumiri dalam wujud seorang dokter wabah.

Kalau dipikir-pikir, mimpiku ini adalah sarana yang lebih berguna daripada medos. Tempat yang sempurna untuk membicarakan hal-hal yang tidak ingin didengar orang lain. Dalam hal kerahasiaan, teknologi tercanggih pun tidak ada apa-apanya. Sedangkan untuk ketepatan waktu sangat rendah.

Dan ngomong-ngomong. Secara kronologis, saat ini adalah malam setelah wisata malam, yang memakan waktu hingga pagi hari. Aku dipaksa untuk begadang semalaman, aku tertidur di kelas dan ada begitu banyak hal yang terjadi sehingga aku perlu waktu untuk memilah-milah perasaanku.


“Aku tidak mengerti.”

Kataku.

Aku harus menanyakan hal ini dengan serius.

“Bukannya kamu itu, pacarku?”

“Tentu saja aku pacarmu. Aku dan Jirō-kun resmi berpacaran. Dan ibumu menyetujui hubungan tersebut.”

“Banyak hal yang ingin kukatakan tentang itu tapi——kau menyuruhku, pacarmu, untuk merayu wanita lain? Bukankah itu aneh?”

“Enggak aneh kok.”

Yumiri mengangkat bahunya.

Karena ia berwujud dokter hama, ekspresinya sama sekali tidak dapat kubaca.

“Ada banyak sistem di luar sana untuk memiliki banyak pasangan, bukan? Gundik, selir, teman seks, apa pun sebutannya, tidak berarti bahwa hanya ada satu orang yang bisa diajak menjalin hubungan. Tergantung pada sifat dan kapasitas individu, hal ini bisa mengambil ribuan bentuk yang berbeda. Apakah aku salah?”

“Enggak salah sih. Itu kan teori umum. Jadi kamu mau bilang kalau itu juga berlaku untuk kita? Apakah itu berarti kamu menjunjung hal-hal seperti itu?”

“Hahaan?”

Yumiri mengelus dagunya.

Aku tidak bisa melihatnya secara langsung karena dia lakukan itu melalui topeng, tapi aku bisa melihatnya meringis dengan wajah seperti kucing yang kejam.

“Aku tahu ini. Kamu sedang ngambek, ‘kan? Kamu ngambek karena kamu memiliki firasat bahwa perasaan ku mungkin tidak ditujukan kepadamu.”

“Haa? Apa yang kau bicarakan?”

“Percuma saja ditutupin. Malah tindakan menutupi itu sendiri merupakan indikasi yang jelas dari keadaan pikiranmu.”

“Tidak, sudah kubilang. Aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”

“Begitu ya begitu. Dengan kata lain, kamu ingin aku terikat padamu. Kamu ingin aku menempel padamu dan berkata, [Aku tidak ingin kamu tertarik pada wanita lain, aku ingin kamu hanya menatapku, aku mencintaimu Jirô-kun, aku sayang kamu, peluk aku, peluk aku].”

“Enggak jelas. Kau tidak punya otak, ya?”

Aku mengelak.

Yumiri tertawa kecil.

“Jirō-kun. Kamu manis, ya.”

“......”

Apaaa kaataamuuu!?

Aku marah.

Dibiarin malah bicara seenaknya! Meskipun aku tak bisa membantahnya karena tebakanmu benar!

Yah, tentu saja akan seperti itu!

Jika memperhitungkan perasaanku, maka hasilnya adalah seperti yang ditunjukkan oleh wanita ini!

Tapi mau bagaimana lagi! Aku adalah seorang pria yang tidak populer, perjaka, dan pemalu loh!? Sudah sedari dulu bahwa orang-orang sepertiku adalah orang yang tidak mau jujur, polos, dan mudah terluka! Itu tidak berubah sejak zaman prasejarah! Aku tidak salah! Dunia inilah yang salah karena membuatku seperti ini! Lebih baik dunia ini hancur saja!

“Haruskah kubuktikan di sini sekarang?”

Kata Yumiri pada diriku yang dalam diam sedang marah.

“Jika perlu aku bisa tunjukan kepadamu bahwa aku adalah kekasihmu dengan tindakanku, loh? Yah, kalau boleh bilang, aku sudah membuktikannya berkali-kali. Aku bisa membuktikannya sebanyak yang kau inginkan.”

Ngomong-ngomong, jarak antara dia dan aku sangat dekat.

Di kastilku yang terbentuk dalam mimpi. Aku duduk di atas takhta sebagai raja, dan Yumiri sebagai dokter wabah duduk di pangkuanku. Ini sama seperti waktu di ayunan. Dokter gadungan ini... apakah dia berniat untuk menjadikan posisi ini sebagai gaya standarnya selamanya?

Selain itu, ngomong-ngomong, saat ini hanya ada aku dan Yumiri di kerajaan mimpiku. Jelas dalam situasi saat ini aku tidak berminat untuk melakukan party night. Bagi Yumiri yang ingin [membatasi mimpi jahat Satō Jirō dan menghentikan dunia dari kehancuran], situasi ini mungkin merupakan berkah tersembunyi.

“Cara tercepat untuk membuktikannya mungkin dengan berciuman?”

Yumiri berbisik.

Di telingaku. Seperti malaikat jatuh yang menggoda.

“Aku tahu ciuman yang kita lakukan di kantin bikin Jirō-kun gemetaran. Mau aku lakukan ciuman yang lebih dari itu? Atau apa kau belum puas kalau hanya dengan menempelkan bibir? Kalau begitu, tidak apa-apa, kalau kau memang mau. Melakukan sesuatu yang lebih lebih melanggar banyak aturan daripada pelecehan yang kau lakukan dalam mimpimu. Aku akan melakukan apa pun yang kamu inginkan.”

“...Hah.”

Aku mengendus.

Aku akan mengacungkan jariku ke atas dan berkata.

“Sayang sekali ya, dokter gadungan. Sebanyak apa pun kau merayuku, itu tidak pernah berhasil.”

“Kenapa?”

“Tidak, itu karena kau berpakaian seperti itu!”

Aku membalas.

“Karena sekarang kau adalah dokter wabah tanpa sedikit pun daya tarik! Aku sama sekali tak akan tergoda oleh seorang wanita yang berpenampilan menyeramkan! Dan kau bertanya, [Kenapa?], kenapa palamu! Gunakan akal sehatmu, akal sehat!”

“Fumu.”

Meraba jubah yang menutupi seluruh tubuhnya, Yumiri mendesah.

Meskipun dalam mimpi, gerakan seperti itu sangat terasa nyata.

“Aku tidak punya pilihan selain memakai ini tahu. Karena tempat ini ada di dalam mimpimu, Jirō-kun.”

“? Apa hubungannya ini ada di dalam mimpiku dan kau tidak punya pilihan?”

“Karena aku memaksa masuk ke dalamnya.”

“Memaksa? Apa maksudmu?”

“Seperti yang kamu ketahui, ini adalah ruang pribadi yang disediakan khusus untuk Satō Jirō. Biasanya, aku tidak akan bisa masuk tanpa seizinmu.”

Yah... itu tentu saja.

Namun, aku sendiri tidak begitu memahami dunia mimpi.

“Misalnya, hmm, bayangkan seorang astronot yang kembali dari langit. Dari ketinggian beberapa ratus kilometer, mereka menerobos stratosfer dan kembali ke Bumi. Kecepatan mereka adalah Mach 20. Jika mereka tidak berada di space shuttle, mereka akan terpanggang karena panas gesekan.”

Ya.

Aku pernah mendengar tentang hal itu.

Jadi artinya itu, ya? Space shuttle = pakaian dokter wabah, ya?

Sosok bertopeng menakutkan dan jubah seluruh tubuh untuk melindungi Amagami Yumiri? Dari bahaya yang disebut [dunia dimpi Satō Jirō]?

Related Posts

Related Posts

Post a Comment