Bab 1
Kenali musuhmu, kenali dirimu sendiri, dan kamu tidak akan takut pada seratus pertempuran
1
Hari ini, dua jam di pagi hari akan disisihkan untuk membahas perjalanan sekolah. Di sekolah biasa kami mungkin sudah diberi pengarahan sedikit lebih awal, tapi bagi para siswa di sekolah ini, ujian akhir sebelum itu lebih penting. Kami harus mengetahui hasilnya terlebih dulu.
Tidak lucu jika, setelah diberitahu tentang rencana perjalanan sekolah, kami harus dikeluarkan dari sekolah karena ujian akhir.
“Sekarang aku akan menyampaikan hasil ujian akhir semester kedua.”
Udara menegang. Ketegangan dan kecemasan. Tapi sejauh ini tidak ada siswa yang putus asa.
Tahun lalu di waktu ini, sekolah mengadakan ujian akhir sendiri yang disebut Paper Shuffle.
Rencana Kushida, bayangan Ryūen. Taktik dan keahlian Horikita juga kuat, tapi tahun ini berbeda.
Aturannya juga standar, para siswa mengikuti ujian yang disiapkan oleh sekolah dan akan dikeluarkan jika nilai mereka di bawah KKM. Ini juga pertarungan antar kelas, peringkat pertama mendapat 50 poin kelas dan peringkat ke-2 mendapat 25 poin kelas. Peringkat ke-3 dikurangi 25 poin kelas dan peringkat ke-4 dikurangi 50 poin kelas. Ini murni perebutan poin kelas.
Di bawah KKM adalah nilai rata-rata 39 atau kurang dalam semua mata pelajaran. Dari hasil evaluasi yang cermat, materi berada pada tingkat di mana KKM dapat dihindari tanpa kesulitan jika pelajaran dilakukan dengan serius di semua mata pelajaran.
“Ujian akhir ini. Akan kuumumkan terlebih dahulu dari siswa dengan peringkat bawah.”
Tanpa adanya gelagat santai, ekspresi Chabashira-sensei sangat tegas.
Ini membuat para siswa merasa gelisah, tapi ketegangan yang wajar mungkin diperlukan.
“Pertama, siswa yang mendapat peringkat terendah———”
Peringkat terendah dianggap lebih penting daripada peringkat tertinggi.
“Dengan nilai rata-rata 53, itu kamu, Hondō.”
“Waduh!? Aku!? Aah tapi nilaiku 53 sih, jadi itu tidak terlalu buruk, ‘kan!? Eh, aku boleh senang, ‘kan!?”
Kegembiraan karena tidak berada di bawah KKM bercampur dengan kenyataan bahwa dia di peringkat terendah membuat suaranya terdengar aneh.
Dia selalu ada di kelompok bawah, tapi ini mungkin pertama kalinya Hondō menempati peringkat terbawah.
Setelah itu, semua diumumkan secara berurutan dari peringkat bawah dan akhirnya nama-nama kelompok teratas mulai dipanggil.
Boleh dikatakan bahwa terus ada peningkatan dari kelompok bawah.
Pacarku Kei juga memiliki nilai rata-rata adalah 56, yang tidak seburuk yang diharapkan.
Faktor utama dari semua ini tidak diragukan lagi adalah ujian khusus suara bulat yang menyebabkan Airi dikeluarkan dari sekolah.
Sejak ujian itu, para siswa berperingkat OAA rendah telah mengembangkan rasa krisis bahwa mereka bisa dibuang kapan saja, sehingga mereka tidak lagi lali untuk memberikan yang terbaik dalam ujian apa pun.
Itu pun berlaku untuk Kei yang hanya ingin belajar denganku, karena nilainya terus meningkat.
Tapi, masalah ini harus segera diatasi. Aku benar-benar hanya mengajarinya secukupnya, jadi ada risiko siswa lain akan meninggalkannya karena kesenjangan dalam pertumbuhan. Aku harus meminta Horikita, Keisei atau bahkan Yōsuke untuk mengajarinya, sebab mereka bisa merencanakan dan mengajarinya dengan baik.
Monitor juga menampilkan nilai, nilai total dan nilai rata-rata untuk setiap mata pelajaran dari siswa yang namanya dipanggil secara berurutan. Aku peringkat 12. Aku perlahan-lahan dan terus naik peringkat.
Dan akhirnya, tiba saatnya untuk mengumumkan peringkat 10 besar di kelas.
Di peringkat 10 adalah Sudō. Meskipun ada sedikit kekhawatiran, hasilnya mirip dengan yang terakhir kali, dengan nilai yang solid dan tempat di kelopok teratas. Meskipun hanya naik satu peringkat, ia telah melampaui prestasi terbaiknya lagi.
Dan terakhir, di peringkat pertama, tidak disangka, ada Horikita dan Keisei dengan nilai rata-rata yang sama, yaitu 93,5.
“Mengenai peringkat kelas, kelas ini melampaui nilai rata-rata kelas Ichinose dan menempati peringkat kedua. Kerja bagus.”
Peringkat pertama kelas A Sakayanagi, kedua kelas B Horikita, ketiga kelas D Ichinose, keempat kelas C Ryūen.
Dengan ini poin kelas naik 25 poin. Namun, di kelas A Sakayanagi, para siswa yang berperingkat rendah juga secara umum bilainya bagus-bagus dan kami gagal lagi memenangkan peringkat pertama. Ini berarti bahwa kesenjangan di antara kedua kelas telah melebar, meskipun sedikit.
“Sekarang———aku tahu kalian sudah menantikan perjalanan sekolah, terbukti dengan kerja keras kalian dalam ujian akhir. Tapi, ada satu hal yang perlu kalian lakukan terlebih dulu sebelum kita membahasnya.”
Katanya, sebuah gambar ditampilkan pada monitor.
Mengikuti perintah Chabashira-sensei, sebuah bagan berisikan nama-nama semua teman sekelas yang dikenal ditampilkan pada tablet masing-masing siswa. Ini sama seperti yang ada di monitor depan.
Ada 3 item: nama, jenis kelamin dan nomor, yang mana nama dan jenis kelamin sudah terisi.
Seperti yang dikatakan oleh Chabashira-sensei, ini mencantumkan semua siswa dikelas.
Hanya nomornya saja yang kosong, jadi aku tahu bahwa angka-angka itu akan diisikan di sini.
Tabel secara umum dapat dimengerti secara sekilas, tapi tidak jelas berdasarkan apa angka-angka tersebut.
Meskipun terbatas pada apa yang bisa kulihat dari tempat dudukku, tak ada satu pun siswa yang mengerti juga.
“Tabel tersebut berisi daftar siswa di kelas B tahun kedua, yaitu kelas ini. Ada ruang kosong pada item yang ditulis sebagai nomor kecil di samping nama dan jenis kelamin, kalian bisa melihatnya, ‘kan? Berikanlah nomor mulai dari nomor 1 hingga nomor 37, yaitu jumlah siswa di kelas 38, tidak termasuk diri kalian. Kalian tidak bisa menggunakan nomor yang sama 2 kali. Pertama-tama, kalian harus mengetikkan [Aku] di kolom nomor nama kalian dengan jelas.”
Kelas B tahun kedua, dikurangi Yamauchi dan Airi, yang dikeluarkan sekolah, ada 38 siswa.
Kami bisa memberikan nomor kepada setiap siswa hingga 37, tidak termasuk diri sendiri, atau semacamnya.
Masalahnya adalah apa makna dari angka-angka ini.
Tidak mungkin kami diminta untuk memberikannya secara acak tanpa alasan.
Semua orang mengoperasikan tablet dan mengetik kata Aku seperti yang diperintahkan.
Setelah mengonfirmasi itu, Chabashira-sensei mulai memberikan penjelasan mengenai angka tersebut.
“Makna dari angka yang akan kalian berikan nanti, tapi kalian bisa menganggap ini sebagai penilaian untuk orang lain dari sudut pandangmu. Berikan saja nomor 1 karena mereka kompeten dan kalian hormati, nomor 1 karena kalian berteman dekat, nomor 1 karena mereka menarik. Pokoknya, yang penting kalian harus memberi mereka penilaian positif menurut kriteria kalian sendiri.”
Dengan kata lain, memberikan peringkat ke teman sekelas, itukah maknanya?
Tidak———saat kugeser tabelnya, tampaknya tabel ini ada untuk tiga kelas lain, bukan hanya teman sekelas.
“Beberapa dari kalian mungkin sudah menyadarinya, kalian akan melakukan pemeringkatan ini untuk seluruh tahun kedua, kelas demi kelas. Jika menyangkut siswa dari kelas lain, mungkin beberapa siswa bahkan belum pernah bicara dengan mereka, tapi itu juga merupakan kriteria yang siswa tersebut pegang. Sejauh yang kami tahu, kami ingin mereka diberi nomor.”
Siswa menilai siswa. Kami melakukan sesuatu yang agak mirip tahun lalu, tapi menurutku, ini juga sangat berbeda dari itu.
Tetapi untuk tujuan apa, apa untuk meminta siswa mengisi buku rapor?
“Tentu saja, informasi tentang nomor berapa yang telah kalian berikan di sini tidak akan dibocorkan kepada para siswa. Kami para guru wali kelas juga tidak akan mengetahui detailnya, jadi jangan khawatir.”
Dengan kata lain tabel ini dikelola oleh para petinggi yang menjalankan sekolah.
“Kemudian, selama kalian mengisi tabel ini, kalian tidak diizinkan untuk berbisik-bisik, atau melihat OAA. Diluar apa yang kalian ingat, mengurutkannya dengan mengacu pada penilaian sekolah tanpa pemikiran atau penalaran akan bertentangan dengan tujuannya.”
Jadi kami juga dibatasi untuk tidak mengandalkan apa pun secara teknis dalam memberikan angka.
“Serius, ada banyak gadis yang belum pernah aku ajak bicara, dan aku tak tahu apa-apa tentang OAA, jadi kebanyakan akan asal saja, tapi apa tidak apa-apa...?”
Tidak seperti beberapa siswa yang memiliki jangkauan pertemanan yang luas, Hondō bergumam tidak percaya diri.
“Ya. Kalau sudah kepepet, kalian bisa menuliskan nomor mereka yang jarang berhubungan denganmu secara acak. Namun, sekolah akan menggunakan daftar ini untuk suatu tujuan, jadi apapun yang terjadi itu risiko kalian sendiri.”
Pada dasarnya harus dalam urutan pendapat umum, tapi pada akhirnya ini akan diserahkan ke kebijaksanaan individu yang mengisinya. Sebagai gantinya, kami tidak boleh mengeluh tentang konsekuensi yang akan ditimbulkannya di masa depan.
Karena kemampuan untuk menilai setiap siswa dengan tepat juga merupakan bagian dari efek kumulatif hubungan kami selama ini.
Jika kalian mengisinya dengan asal, kalian akan menyesalinya, jadi isilah dengan serius. Itulah pesannya.
“Sekarang kalian harus menyelesaikan ini dalam batas waktu 1 jam. Jika kalian tidak selesai tepat waktu, kalian harus melanjutkannya dengan memotong waktu penjelasan untuk perjalanan sekolah, jadi tetaplah fokus.”
Pasti tidak ada yang mengira mereka akan disuruh melakukan ini sebelum perjalanan sekolah.
Terlepas dari kebingungan kami, Chabashira-sensei menyuruh kami untuk segera mulai mengisinya.
Mereka semua memulai dengan kepala yang masih belum siap.
Tapi———pendapat umum, ya.
Aku menunda kelasku sendiri yang akan memakan waktu paling lama dan memutuskan untuk mulai dari kelas A terlebih dulu.
Jika ini hanya soal kemampuan, aku akan memberi Sakayanagi nomor 1, tapi yang diperlukan kali ini adalah penilaian secara keseluruhan.
Kami pun bisa memutuskan segalanya berdasarkan suka atau tidak suka sebagai pribadi saja.
Memberi nomor 1 pada siapa yang mudah mereka ajak bergaul dan siapa yang mereka sukai juga terserah individu.
Bagaimanapun itu, normor tersebut harus diberikan menurut kriteria yang jelas.
Aku bermaksud untuk segera mulai mengisinya, tapi ternyata ini cukup sulit.
Kurasa pilihan yang aman memang dengan melihat nilai kemampuan keseluruhan saat ini dari sudut pandangku.
Untuk siswa yang tidak ada interaksi sama sekali denganku, aku bisa menghitungnya dari OAA yang kuingat.
Setelah haluan ditetapkan, aku mulai dari nomor 1.
Kebanyakan siswa mungkin sependapat, di kelas A sudah pasti menempatkan Sakayanagi sebagai nomor 1. Aku butuh waktu sekitar 20 menit untuk menyelesaikan penulisan penilaian untuk ketiga kelas. Yang tersisa hanyalah kelas B, di mana aku terdaftar.
Karena kelas ini memiliki berbagai informasi di luar OAA, aku tidak bisa melakukan penilaian sederhana.
Akan kusertakan potensi tersembunyi, keterampilan komunikasi, dan potensi pertumbuhan.
Ada beberapa kemiripan dengan OAA, tapi mungkin untuk nomor 1 saat ini adalah Yōsuke.
Jika aku memperhitungkan tidak hanya nilai keseluruhan saja, tetapi juga kontribusinya sehari-hari selama ini, maka dia adalah pilihan terbaik.
Tanpa Yōsuke, tidak akan ada koordinasi di kelas ini.
Dan untuk nomor 2, aku memilih Kōenji. Potensi terpendamnya dan manfaat nyata yang telah ia bawa ke dalam kelas, seperti kontribusinya pada ujian pulau di pulai tak berpenghuni tahun kedua dan kontribusinya yang tidak diharapkan pada festival olahraga, sangatlah signifikan. Sekalipun dikurangi kepribadiannya yang unik dan kurangnya kerja sama, ini akan menjadi penilaian yang masuk akal.
Tidak dapat disangkal bahwa pencapaian Kōenji-lah yang telah membawa kelas ini saat ini menjadi kelas B.
Horikita, Keisei, dan Mī-chan yang selalu mendapat nilai bagus dalam pelajaran juga kunilai tinggi.
Dan untuk Sudō yang memiliki kemampuan fisik luar biasa dan kemampuan akademik yang tidak bisa diremehkan, aku memberinya nomor 9. Jika hanya dari tahun kedua hingga saat ini, aku akan menilainya ketiga atau keempat terbaik setelah Kōenji.
Dan aku pun mengangkat wajahku setelah selesai menulis penilaian semua siswa.
Total, hampir 40 menit telah berlalu, tetapi tidak ada siswa lain selain aku yang telah selesai menulis———.
Pikirku begitu, tapi ketika mataku bertemu dengan mata Chabashira-sensei, yang sedang mengamati para siswa, aku menyadari bahwa Kōenji, yang duduk di sampingku, telah selesai lebih dulu.
Aku tidak bisa mengatakan dengan pasti, tapi besar kemungkinan, aku yakin ia memberikan nomornya tanpa pikir panjang.
Ia meniup pelan kuku jarinya, bahkan tanpa melihat tabletnya lagi.
Jika memikirkan kemungkinan menggunakan nomor ini untuk digunakan dalam semacam ujian khusus selain pembentukan kelompok, kira-kira pola seperti apa yang bisa diperkirakan ya.
Ketika sekolah melihatnya secara luas, misalnya mungkin ada ujian yang hanya diikuti oleh siswa-siswi yang terpilih sebagai nomor 1 dan 2 secara keseluruhan di setiap kelas. Sebaliknya, hanya siswa-siswi dengan kemampuan keseluruhan rendah yang bisa dikumpulkan dan akibatnya diberi tugas yang seimbang.
Tapi jika demikian, semestinya kami diberitahu lebih dulu untuk memberikan nomor berdasarkan keunggulan kemampuan, dan sejak awal tidak perlu meminta para siswa yang menilainya. Akibat dari memberikan nomor berdasarkan suka dan tidak suka, risiko konfrontasi yang menyimpang akan jauh lebih tinggi.
Gua yakin sakayanagi, ichinose, ryuuen, Kanzaki, shina, albert, dan siswa lain yang tau kemampuan asli kiyotaka bakal vote dia nomor 1 😂😂😂
ReplyDeleteTq min
ReplyDelete