Bab 1
Pertanda Momentum
1
Yah, bukan hal yang buruk untuk memperhatikan penampilanmu seperti merapikan rambut ini.
Aku tiba duluan di ruang kelas sendirian dan langsung menuju tempat dudukku.
“Selamat pagi, Kiyotaka-kun.”
“Ya, selamat pagi.”
Yōsuke, yang dikelilingi oleh para gadis, melihatku dan menghampiriku. Aku senang dia menyapaku, tapi sakit rasanya melihat gadis-gadis itu menatapku seolah berkata [kembalikan Hirata-kun-ku].
“Mungkin ini bukan urusanku, tapi jika ada yang bisa aku lakukan untukmu, tolong beritahu aku.”
Kukira dia mau ngomong apa, ternyata nawarin bantuan seperti itu lagi.
“Bukankah kamu sudah mengatakan hal yang sama setiap hari belakangan ini?”
Yang dikhawatirkan Yōsuke adalah grup tiga orang yang sedikit memperhatikanku dari kejauhan.
Karena aku dulu adalah anggota dari grup itu, dia mungkin khawatir kalau aku diajuhi.
Yang pasti, Yōsuke sangat gelisah sejak sebelum dan sesudah perjalanan sekolah.
Masalahnya Yōsuke adalah tipe orang yang peduli, bahkan jika aku sendiri mengatakan tidak peduli.
“Nanti kuberitahu kalau aku butuh bantuan, terima kasih. Kalau bisa tolong amati saja dengan tenang.”
Jadi, aku dengan tegas mengatakan lagi bahwa aku memahami niat baiknya itu.
Mungkin, Yōsuke akan terus memanggilku secara teratur sampai hubungan kami pulih kembali.
“Payah banget diriku. Aku tidak tahan ketika melihat ketidakstabilan di kelas...”
Dia muak pada dirinya sendiri, dan mengungkapkan perasaannya yang tidak terkendali ke dalam kata-kata.
Yōsuke memiliki kepribadian yang merepotkan, meskipun dia tidak melakukan kesalahan apa pun.
“Untuk saat ini, para gadis sedang menunggumu lo. Aku lebih khawatir soal itu.”
Pandangan cemburu yang mempertanyakan berapa lama aku akan memonopoli Yōsuke semakin intens seiring berjalannya waktu.
Tak lama kemudian saat Kei masuk ke dalam kelas, Yōsuke kembali ke tempat para gadis. Lonceng berbunyi dan Chabashira-sensei masuk di ruang kelas, menandai dimulainya hari sekolah yang baru.
“Kupikir kalian tidak akan terkejut lagi jika tidak ada pengumuman sebelumnya, tapi sebelum liburan musim dingin, kalian harus mengikuti ujian khusus terakhir di semester kedua.”
Teman-teman sekelas sudah lebih siap menerima ujian khusus sejauh ini, tapi mereka sedikit lebih terkejut dari biasanya karena mereka pikir akan langsung liburan musim dingin.
“Ups. Sepertinya kalian sedikit terkejut kali ini.”
Karena ada serangkaian acara besar seperti festival sekolah dan perjalanan sekolah.
Bagi sekolah ini, itu ya itu, ujian khusus ya ujian khusus.
Namun hanya tersisa dua minggu lagi di semester kedua untuk mengadakan ujian khusus.
Aku tidak berpikir itu sesuatu yang membutuhkan persiapan atau tindakan jangka panjang, tapi seperti apa sebenarnya isinya?
“Aku bisa mengerti mengapa kalian merasa gugup, tapi tidak perlu panik. Ini bukanlah jenis ujian khusus yang paling ditakuti oleh para siswa, yang menyebabkan siswa dikeluarkan dari sekolah.”
Elemen penting yaitu keterlibatan pengeluaran dari sekolah, dikatakan tidak ada di ujian khusus ini.
“Namun tentu saja, poin kelas pasti akan berubah tergantung pada hasilnya. Karena kalian akan mengejar Kelas A lebih keras lagi mulai sekarang, ini bukanlah situasi dimana kalian bisa kalah, bukan?”
Satu atau dua kemenangan saja tidak akan cukup untuk mengejar dan menyalip mereka.
Jika demikian, kami harus memiliki tekad untuk memenangkan semua pertempuran di masa depan, jika tidak, kami tidak akan bisa memulai.
“Dalam ujian khusus ini, tidak ada aturan rumit yang harus kalian hafalkan. Kalian akan bersaing dengan kelas lain dalam kompetisi akademik satu lawan satu.”
Kompetisi akademik. Sebagai seorang siswa, dan sebagai siswa di sekolah ini, isi ujian ini tidak mengejutkan.
Sebaliknya, ini adalah hal yang standar.
Bahkan ujian tengah semester dan ujian akhir pun dipertandingkan.
Tapi karena ini disebut sebagai ujian khusus, tidak perlu dikatakan lagi bahwa akan ada beberapa aturan khusus, yang akan berdampak besar pada hasilnya.
“Pemenang mendapatkan 50 poin kelas dari yang kalah. Jika menang kalian mendapatkan 50 poin kelas, jika kalah kalian kehilangan 50 poin kelas.”
Bukan jumlah yang besar, justru perubahan poin kelas yang rendah.
“Jika ini kompetisi akademik antar kelas, bukankah tidak ada untungnya buat kita melawan Kelas A!”
“Kamu boleh bergembira, Ike, justru Kelas A itulah yang akan kalian Kelas B lawan.”
Sepertinya lawannya telah diputuskan, Chabashira-sensei menghadapkannya pada kenyataan yang kejam.
“Ini adalah skema yang mudah dipahami di mana kelas dengan nilai rata-rata kelas dalam ujian akhir yang baru saja diadakan, tertinggi pertama dan kedua, ketiga dan keempat bertarung. Karena meskipun ada beberapa aturan khusus, pertarungan antara kelas bawah dan Kelas A dengan kesenjangan besar dalam kemampuan akademik dasar akan berdampak besar pada hasilnya.”
Pada awal Desember, Kelas A Sakayanagi memiliki 1.250 poin kelas dan Kelas B Horikita memiliki 985 poin.
Jika kami memenangkan konfrontasi langsung ini, kami akan lebih dekat hingga berjarak 165 poin setelah dikurangi 100 poin kelas.
Selain itu, kami akan mencapai titik balik besar dengan melewati 1.000 poin kelas sejak awal masuk sekolah.
Di sisi lain, Kelas C Ryūen memiliki 684 dan Kelas D Ichinose memiliki 655. Jika Ichinose menang, ia akan kembali ke Kelas C, tapi jika kalah, jarak dengan Kelas A akan 2 kali lipat. Itu adalah progres yang menyakitkan.
Namun ini bukanlah pertarungan yang mudah, kami tidak pernah menang dalam kompetisi akademik. Peringkat pertama dan kedua, ungkapan semacam itu membuatnya terdengar seperti perbedaan yang tipis, tapi kesenjangan akademik secara keseluruhan tidaklah kecil.
“Soal-soalnya mencakup semua mata pelajaran tetap yang diberikan dalam ujian tengah semester dan ujian akhir. Soal yang diberikan sama sulitnya, bahkan lebih sulit dari ujian tertulis biasa, dari soal yang relatif mudah hingga soal yang sangat sulit.”
Meskipun tingkat akademik kelas ini tumbuh jauh di atas kelas-kelas lainnya, kecil kemungkinannya untuk membalikkan keadaan meskipun teman-teman sekelas belajar dengan giat selama dua minggu.
“Berikut ini adalah penjelasan yang membuat kalian pun masih ada kemungkinan untuk menang.”
Rincian dari apa yang disebut sebagai ujian khusus ditampilkan dan terungkap di monitor.
Ujian Khusus Akhir Semester Kedua • Ujian Tertulis Komprehensif Kooperatif
Ringkasan
Seluruh anggota kelas akan mengerjakan tes yang totalnya berjumlah 100 soal
Aturan
Siswa mengerjakan soal satu per satu dalam urutan yang telah ditentukan sebelumnya. Setiap siswa diperbolehkan mengerjakan maksimal 5 soal, tapi harus mengerjakan minimal 2 soal, terlepas dari jawabannya itu benar atau salah.
Soal yang dikerjakan oleh seorang siswa tidak boleh dikoreksi oleh siswa lain, terlepas dari jawabannya itu benar atau salah.
Setiap siswa diberikan waktu maksimal 10 menit, termasuk waktu untuk masuk dan keluar ruangan.
Semua siswa kecuali yang sedang mengikuti ujian harus menunggu di ruang terpisah.
Hanya siswa yang menunggu gilirannya yang boleh menunggu di depan pintu masuk.
Jika melebihi batas waktu, siswa itu akan didiskualifikasi dan tidak ada nilai yang diberikan.
Meninggalkan petunjuk atau jawaban dalam bentuk tertulis atau lisan atas jawaban dari soalnya merupakan pelanggaran.
Jika seorang siswa terbukti melakukan pelanggaran, ujian akan dihentikan secara paksa dan siswa tersebut akan menerima nilai nol.
Bonus khusus diberikan sesuai dengan waktu yang tersisa.
Jika tersisa lebih dari satu jam... 10 poin
Jika tersisa lebih dari 30 menit... 5 poin
Jika tersisa lebih dari 10 menit... 2 poin
Semua soal dinilai berdasarkan kemampuan pemecahan masalah (lihat di bawah), terlepas dari tingkat kesulitannya.
(Kemampuan pemecahan masalah sesuai dengan kemampuan akademik OAA pada tanggal 1 Desember)
Kemampuan Akademik A... 1 poin
Kemampuan Akademik B... 2 poin
Kemampuan Akademik C... 3 poin
Kemampuan Akademik D... 4 poin
Kemampuan Akademik E... 5 poin
Ujian di mana jumlah nilai yang diperoleh bertambah atau berkurang sesuai dengan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terlepas dari tingkat kesulitannya.
Ini adalah aturan yang unik yang tidak mungkin ada dalam keadaan normal, tetapi benar-benar layak disebut khusus. Ada juga + - dalam kemampuan akademik di OAA, tapi sepertinya ada 5 klasifikasi, jadi siswa yang + mungkin memiliki sedikit keuntungan.
“Ini adalah aturan khusus untuk ujian tertulis. Kelas A memiliki banyak siswa dengan kemampuan akademik yang baik terlihat memiliki keuntungan, tapi persentase siswa dengan kemampuan akademik di atas B di OAA tinggi. Dengan kata lain nilai keseluruhan yang diperoleh dari menyelesaikan soal pasti lebih sedikit. Kalian mengerti maksudku, ‘kan?”
Meskipun banyak siswa di kelas Horikita yang telah membuat peningkatan kemampuan akademik yang luar biasa, ada juga sejumlah siswa seperti Kei, Satō, Ike, dan Shinohara yang masih terpuruk diperingkat bawah seangkatan.
Mereka memiliki persentase jawaban benar yang rendah dalam menyelesaikan soal, tapi jika mereka bisa mendapatkan jawaban yang benar dalam ujian khusus ini, mereka bisa mendapatkan skor tinggi 4 atau 5 poin per soal.
Memang benar ini bukan hanya kompetisi akademik semata, dan melawan Kelas A tidak bisa diasumsikan sebagai kurang menguntungkan.
Sebaliknya, apa yang terjadi dan hasilnya tidak bisa diprediksi, siapa pemenangnya berada di luar jangkauan imajinasi.
Dikatakan bahwa waktu yang tersisa adalah bonus poin, tapi masih belum jelas apakah ini realistis atau tidak.
Ada pengaturan waktu yang mencakup waktu untuk masuk dan keluar ruangan, dan waktu dimulai ketika pintu kelas dibuka dengan tangan. Jumlah siswa di kelas Horikita ada 38 siswa. Tidak mungkin menyisakan satu jam jika setiap siswa tidak menyelesaikan soal dengan sisa waktu dua menitan. Siswa dengan kemampuan akademik rendah lebih cenderung membuat kesalahan ceroboh dan lebih berisiko kehilangan poin karena tidak sadar akan waktu.
Apa mungkin poin yang diberikan untuk waktu yang tersisa ini adalah pertimbangan untuk pihak yang menang dalam OAA akademik?
Tidak, tetap saja, fokus pada pemotongan time lose itu sangat berbahaya.
(Tln: time lose : waktu yang dibutuhkan lebih sedikit)
“Ini adalah ujian khusus———yang peluang untuk menangnya cukup tinggi, ya.”
Tak lama kemudian, Horikita tampaknya juga telah melihat kemungkinan itu, peluang untuk menang dari peraturannya.
“Betul sekali. Tentu saja siswa Kelas A memiliki kemampuan akademik yang bagus semua dari atas ke bawah. Mereka akan mendapatkan poin dengan solid. Meskipun di sini ada banyak siswa dengan kemampuan akademik sekitar D yang memiliki potensi untuk mendapatkan poin tinggi, jika mereka tidak menjawab soal dengan benar, mereka akan mendapatkan nol poin.”
Meski begitu, ini masih jauh lebih baik daripada berhadapan langsung.
“Selain itu aku ingin menambahkan sesuatu tentang kecurangan yang sudah jelas disebutkan dalam aturan. Dilarang mengobrol di ruang kelas saat menunggu atau saat pergantian siswa yang telah menyelesaikan ujian. Siswa akan selalu standby di setiap ruang kelas, tapi jangan pernah berpikir untuk melakukan percakapan yang tidak perlu. Aku tidak menyarankan satu kesalahan yang ceroboh dapat menggagalkan ujian.”
Para siswa pasti juga menyadari tingginya tingkat pengawasan terkait pelanggaran.
“Apa yang terjadi jika ada yang tidak hadir pada hari ujian?”
“Jika satu siswa tidak hadir, dua soal tidak dapat dijawab, dan jika dua siswa tidak hadir, empat soal tidak dapat dijawab dan poin nol diberikan. Ini sama dengan diskualifikasi karena kehabisan waktu. Soal yang tidak dapat dijawab akan diputuskan secara acak sebelum ujian dimulai. Selain itu, meskipun kecil kemungkinannya, tidak akan ada perubahan poin kelas jika terjadi imbang.”
Strategi seperti membuat seseorang libur dengan sengaja tidak bisa dilakukan dan hanya akan merugikan.
Kelas dengan jumlah siswa yang banyak, seperti kelas Ichinose dan Ryūen, memiliki keuntungan karena diberikan waktu yang sedikit lebih banyak, tetapi dapat dikatakan bahwa hal ini tidak berpengaruh pada jumlah poin yang diperoleh dengan menyelesaikan soal.
Pengaruh dari banyak sedikitnya jumlah siswa itu kecil, karena lebih efisien dan ideal untuk mendapatkan poin dengan mengandalkan siswa pintar, atau membuat siswa dengan peringkat OAA rendah untuk menjadi penyergap untuk menyelesaikan 5 soal. Yah, meskipun ide itu sendiri tidak ada artinya, karena kebetulan jumlah siswa di kelas yang saling berhadapan itu sama.
“Kalian harus diskusi dan pikirkan bersama dengan matang bagaimana agar kalian bisa mengalahkan kelas A.”
Seperti seorang ibu yang mengawasi anak-anaknya, Chabashira-sensei menyampaikan pesan tersebut.
“Tanggal untuk ujian khusus telah ditentukan, kami telah memutuskan untuk memberi kalian waktu sampai sebelum liburan musim dingin. Karena cakupan tes ini sangat luas, kami menilai bahwa selama itulah waktu yang kalian butuhkan. Ini memang sulit, tapi jika kalian menang, kalia akan semakin dekat dengan Kelas A. Itu saja.”
Sepertinya cakupan tes akan diumumkan besok, dan di sinilah penjelasannya berakhir.
Jadwal
22 Desember... Hari Ujian Khusus
23 Desember... Pengumuman Hasil Ujian Khusus, Upacara Penutupan Semester Kedua
Benar-benar tepat sebelum akhir semester kedua di saat-saat terakhir.
Meski begitu, hanya tersisa tiga minggu lagi menuju ujian.
Para siswa yang memiliki kemampuan akademik tinggi memiliki pola yang berbeda dalam belajar sehari-hari, jadi waktu yang dibutuhkan untuk persiapan singkat pun tidak menjadi masalah, tapi kunci kemenangan ada pada siswa berkemampuan akademik di bawah rata-rata.
“Aku melihat kemampuan akademik kelas masing-masing di OAA untuk memeriksa statusnya. Berhubung kita Kelas B ada lebih banyak siswa yang setara dengan kemampuan akademik D atau E, jadi poin maksimal yang bisa kita dapatkan pasti akan lebih tinggi. Dengan kata lain, jika kita bertarung sesuai perhitungan, maka kita pasti bisa memenangkan pertarungan ini 100%.”
Selama kelas yang memiliki banyak siswa dengan kemampuan akademik rendah di OAA bisa memperoleh lebih banyak poin, ada batasan poin yang bisa diperoleh siswa Kelas A, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha.
Jadi kami bisa menang jika kami mampu meraih setidaknya satu poin lebih banyak dari jumlah poin maksimal yang bisa mereka raih.
Tapi yah, ini hanya sebatas teori semata. Ini hanya probabilitas setipis kertas.
Dengan hampir 40 siswa yang ikut ujian, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan nilai sempurna. Juga dengan mempertimbangkan ucapan Chabashira-sensei dan aturan ujian khusus, dapat diperkirakan bahwa persentase soal yang sulit tidak terlalu rendah.
Jika soal-soal itu dapat dengan mudah diselesaikan oleh siswa dengan kemampuan akademik E atau D, justru itulah yang membuatnya tidak seimbang.
Itu akan menjadi ujian khusus yang tidak adil karena merugikan kelas dengan kemampuan akademik tinggi.
Pertemuan seperti belajar kelompok jelas diperlukan, tapi masih diragukan apakah itu akan cukup untuk menghasilkan kemenangan.
“Siapa yang mengerjakan, berapa banyak soalnya, dan kemudian meneruskannya ke orang berikutnya juga penting, bukan?”
Yōsuke dengan nada suara yang tenang bertanya kepada Horikita untuk menegaskan.
“Ya. Jika dipikirkan sederhana, gampangnya adalah pilih siswa dengan kemampuan akademik rendah dan minta mereka untuk menyelesaikan soal sebanyak yang mereka bisa selesaikan sendiri...”
Batas waktunya 10 menit. Kemampuan siswa dalam membaca soal juga akan sangat bervariasi, tergantung pada kemampuan mereka.
Hanya mencari soal yang mudah dari 100 soal tes saja akan menjadi tantangan tersendiri.
Jika siswa berkemampuan akademik tinggi dapat mengerjakan soal yang sulit terlebih dahulu, maka siswa berkemampuan akademik rendah bisa menemukan soal yang tepat tanpa harus membuang waktu dan dapat berkonsentrasi pada soal tersebut dengan lebih tenang.
Siapa yang bisa dan tidak bisa menyelesaikan soal tertentu.
Strategi seperti mengetahui hal ini dan kemudian mengambil alih komando juga merupakan cara untuk meraih kemenangan.
Mungkin ada beberapa cara lain juga selain ini. Pada akhirnya, penting untuk memilih strategi sejak awal dan mulai menggerakan kelas ke arah itu.
“Chabashira-sensei bilang ada peluang kita bisa menang, tapi... tetap tidak menguntungkan ya.”
“Jika mereka bisa kumpulin poin dengan konsisten, kayaknya susah menang. Lagipula lawannya Kelas A.”
Suara-suara semacam ini mulai terdengar di antara teman sekelas.
Hingga saat ini, Kelas A tidak pernah kalah dari kelas-kelas lain dalam total nilai ujian tertulis murni. Meskipun ada aturan khusus, mereka masih merupakan lawan yang tangguh.
“Kali ini kita melawan Kelas A, tapi sebenarnya kita melawan diri kita sendiri. Tidak peduli strategi apa yang mereka pikirkan. Kita tidak perlu terlalu tegang hanya karena kita akan menghadapi Sakayanagi-san.”
Menanggapi ekspresi tegang teman-temannya, dia menekankan bahwa yang harus dihadapi bukanlah hal-hal lain di luar, melainkan di dalam diri mereka sendiri.
“Akan kupikirkan rencananya semaksimal mungkin. Sementara itu, aku ingin minta kalian belajar sebanyak mungkin setiap detiknya.”
Sejauh ini, atau lebih tepatnya sampai beberapa minggu yang lalu, para siswa telah belajar keras untuk ujian akhir. Meskipun belajar adalah tugas utama siswa, jika mereka harus kembali belajar dalam waktu singkat, mereka akan bosan.
Meskipun begitu, tak satu pun siswa yang mengeluh atau menunjukkan ketidaksenangan.
“Kami juga akan membantu semampu kami.”
Menanggapi Horikita, Yōsuke juga menjawab, dan para siswa yang mengajar di kelompok belajar, seperti Keisei dan Mi-chan, mengambil inisiatif.
“Sshaa. Aku jadi semakin termotivasi! Meski secara pribadi, aku agak menyesal karena OAA-ku telah naik, tapi aku akan memberikan kontribusi yang lebih baik.”
Sudō yang tadinya mendapat nilai akademik E, kini naik menjadi C+.
Poin yang bisa dia dapatkan memang lebih sedikit dari sebelumnya, tapi itu karena kemampuannya juga telah melonjak dengan signifikan.
Jika dia masih memiliki kemampuan akademik yang rendah, dia akan kesulitan untuk mengerjakan soal.
Udah lah.. buruan kasih heroine utama nya tampil (ichinose) 😂😂😂
ReplyDeletegak usah heroine heroinan mending ngewaifu untuk diri sediri ae lah dari sama siko 1 ini kasian cuk
DeleteKlo yg paid udh selesai kah?
ReplyDeleteDi comot bakadame,apa gpp tuh min?
ReplyDeleteOii ada yg tw part 2 nya kapan?
ReplyDelete