Bab 1
Pertanda Momentum
3
Meskipun itu adalah benih yang aku tabur sendiri, aku terlibat dalam sesuatu yang setengahnya tidak ada hubungannya denganku.
Kalau bisa sekalian, aku ingin melakukan pemilihan OSIS atau apa pun itu untuk mengakhiri hubunganku dengan Nagumo, tapi pengunduran diri Ichinose adalah sesuatu yang tidak dapat diprediksi oleh siapa pun, jadi kurasa apa boleh buat.
Aku menelepon pacarku yang sedang menungguku di asrama untuk mengabarinya.
[Belum pulang!?]
Begitu panggilan tersambung, suara Kei yang tidak senang langsung terdengar.
“Aku baru saja keluar dari ruang OSIS. Sekitar 15 menit lagi aku akan sampai asrama.”
Kukira dia masih akan marah, tapi ternyata dia lebih terlihat senang karena waktu kepulanganku sudah jelas.
[Okeeh. Aku menunggumu tanpa diminta, aku hebat, kan?]
Tanyanya dengan nada yang tiba-tiba lebih lembut.
“Hebat, hebat.”
Gadis seperti Kei mahir dalam menggunakan ponselnya.
Itulah sebabnya, mengirim pesan secepat kilat setiap beberapa detik pasti merupakan hal yang mudah baginya.
(Tln: Anjir, ini orang ngira kalau Kei gak bener-bener menunggunya)
[Ehehehe]
Itu bukanlah hal yang perlu sampai dipuji, tapi dia terlihat senang ketika aku memujinya.
[Kalo gitu, aku tungguin]
Setelah percakapan singkat itu, aku memasukkan ponselku ke dalam saku.
Fase percintaan terus berkembang, aku merasa ikatan kami telah terjalin bahkan tanpa percakapan yang panjang.
Hanya keluarga yang dapat merasakan perbedaan sekecil apa pun, bukan karena mereka pintar dan tajam.
Ini tentang sadar akan perubahan yang hanya dapat dirasakan dengan menghabiskan waktu yang lama bersama.
Ini tentang perasaan yang dapat dirasakan dari kulit ke kulit, bukan membaca pikiran lawan bicara.
Mengubah kemarahan dalam sekejap menjadi kelembutan pun dapat dilakukan.
Dua sisi pada koin.
Ini mungkin juga berlaku untuk berbagai hal selain yang baru saja aku katakan.
Jumlah halaman yang tersisa dalam buku pelajaran terus berkurang dari waktu ke waktu.
Tapi, buku pelajaran menjadi lebih sulit menjelang akhir dan membutuhkan lebih banyak waktu daripada di awal.
Baiklah———PR berikutnya———.
Anjir pendek amat
ReplyDeletePutus dulu gasih
ReplyDelete