-->

Cari Blog Ini

You-Zitsu LN 2nd Year Vol 9 Bab 6 Intro Indonesia

Bab 6

Sudah Diperkirakan Dan Di Luar Perkiraan


Akhirnya tinggal dua hari tersisa di semester kedua. Hari ini adalah hari pelaksanaan ujian khusus tertulis komprehensif koperasi melawan Kelas A. Meskipun ada aturan khusus, tidak ada yang perlu dicatat karena itu mirip dengan tes tengah semester dan tes akhir biasa.

Pagi-pagi, banyak siswa yang memiliki kemampuan akademik C kebawah berkumpul di kelas dan semangat untuk belajar sampai saat terakhir selama waktu masih ada.

Para tutor seperti Keisei dan Horikita yang sudah menyelesaikan belajarnya lebih dahulu, memantau para siswa tersebut dan memberikan saran yang tepat serta melakukan pemeriksaan terakhir.

Banyak siswa mungkin berpikir bahwa bagian yang paling sulit adalah saat menghadapi ujiannya nanti, tapi sebenarnya itu tidaklah benar.

Seperti kata pepatah, 80% adalah persiapan, 20% sisanya adalah pelaksanaan, sebagian besar pekerjaan sudah selesai sebelum ujian yang sebenarnya dimulai. Sikap untuk siap belajar dan konsentrasi untuk belajar. Menghadapi ujian yang sebenarnya hanya memerlukan sekitar 20% dari beban persiapan tersebut.

Dan setelah ujian selesai, mereka akan menyadari. Bahwa sebagian besar itu adalah masalah sepele.

Prosedur ujian didasarkan pada lembar yang berisi urutan pengambilan ujian untuk setiap orang di kelas yang telah diserahkan oleh Horikita kepada Chabashira-sensei sampai sebelum kemarin malam.

Dari total 100 soal, setiap orang boleh memilih soal yang ingin mereka kerjakan dalam batasan jumlah soal yang sudah ditentukan, jadi mungkin tidak sedikit orang yang beranggapan kalau urutan pengerjaan tidak begitu penting.

Namun urutan tersebut sangatlah penting. Setiap orang diberi waktu 10 menit untuk keluar masuk ruangan.

Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan solanya sudah cukup, tapi waktu yang tersedia untuk membaca semua 100 soal dengan teliti jelas tidak cukup.

Misal, siswa dengan kemampuan akademik rendah kesulitan dalam membaca dan memahami soal, bukan hanya tidak dapat menemukan 5 soal yang mudah untuk diselesaikan dan menuliskan jumlah jawaban yang ideal, mungkin mereka juga akan membuat kesalahan konyol akibat terburu-buru karena waktu semakin berkurang.

Itulah kenapa urutan pengerjaan merupakan kunci utama untuk mengurangi kemungkinan itu terjadi.

Sebelum bel tanda dimulainya ujian berbunyi, hanya tinggal 5 menit lagi.

Sementara semua orang merasakan ketegangan yang hebat, hanya Kōenji yang tetap seperti biasa.

Dia tampak santai melakukan apa pun yang ia mau, seperti memeriksa wajahnya sendiri di cermin tangan dan terkadang melihat internet di ponselnya.

Horikita mengonfirmasi sebelumnya bahwa Kōenji tidak memberikan jawaban apakah dia akan menjalani ujian dengan serius atau tidak. Dia hanya menjawab dia memiliki hak untuk melakukan apa yang dia inginkan.

Horikita menyadari bahwa strategi yang telah dibuat dengan susah payah hancur berantakan hanya karena Kōenji seorang, jadi dia membuat usulan yang cerdas.

Jadi Kōenji diminta untuk menjadi siswa terakhir yang mengerjakan soal.

Dan dari sana, 98 dari 100 pertanyaan harus sudah diisi, sehingga hanya menyisakan dua pertanyaan.

Jika Kōenji yang berkemampuan akademik B tidak menjawab 2 soal, kelas hanya akan kehilangan 4 poin. Kerugian ini tidak terlalu signifikan. Selain itu, karena itu adalah 2 soal terakhir, tarolah dia membiarkannya tetap kosong, itu bukan karena dia tidak mau menjawab, tapi karena dia tidak bisa menjawabnya, jadi tidak melanggar aturan.

Tidak ada risiko menjawab soal dengan seenaknya, mengosongkan jawaban atau bahkan menjawab salah.

Kōenji langsung menyetujui usulan tersebut. Karena jika kelas menang, poin kelas akan bertambah 50, bagi Kōenji sendiri pasti hampir tidak akan ada penolakan untuk ia menjawab pertanyaan dengan benar.

Sebaliknya, jika kelas kalah karena dia tidak bekerja keras, maka 50 poin akan hilang, dan pendapatan poin pribadi yang ia inginkan hanya akan berkurang.

Justru karena prediksi yang masuk akal saja tidak cukup untuk memprediksi langkah Kōenji, Horikita tidak punya pilihan selain menggunakan strategi yang baru saja aku sebutkan.

Soal-soal ujian dengan tingkat kesulitan yang pasti tidak mudah.

Kami tidak bisa terlalu optimis, tapi kondisi untuk meraih kemenangan lebih menguntungkan di sini.

Sebagai kelas A, mereka ingin mengamankan skor setinggi mungkin. Beban dan tekanan yang ditanggung oleh siswa dengan kemampuan akademik rendah di kelas A akan sangat besar.

Sudah pasti bahwa Sakayanagi sebagai pemimpin kelas juga memikirkan taktik tersendiri, tapi dalam ujian kali ini, setiap siswa akan diuji di ruangan yang terpisah, dan karena diawasi, mereka tidak bisa menggunakan taktik yang mengejutkan.

Siswa dengan kemampuan akademik rendah tidak mungkin memperoleh skor yang tinggi, dan upaya nekat seperti membawa kerta contekan juga bisa dilakukan.

Dengan kata lain, yang dapat dilakukan oleh setiap kelas adalah meningkatkan kemampuan mereka saat ini setinggi mungkin, dan kemudian menyusun urutan maju agar mereka dapat menunjukkan potensi penuh mereka. Atau mungkin seperti Ryūen, melakukan intimidasi di luar ujian.

Atau mungkin seperti Ryūen, melakukan intimidasi di luar tes.

Ada juga cara curang seperti membuat kesepakatan rahasia untuk menciptakan kesalahan sengaja yang bisa mengakibatkan kehilangan poin, tapi semua hasil ujian kali ini akan dibuka. Membuat kesalahan yang mencolok resikonya adalah dicap sebagai penghianat, dan terlebih lagi, membeli atau mempengaruhi satu atau dua orang saja tidak menjamin kemenangan.

Dalam sekolah di mana semua siswanya rata-rata berusaha dengan semaksimal mungkin, adanya siswa sepertiku dan Kōenji yang tidak menerima penilaian adil di OAA tertentu adalah sebuah kebetulan.

Karena menerima penilaian kemampuan akademik lebih rendah daripada kemampuan asli kami, beberapa poin tambahan yang akan kelas dapatkan juga tidak bisa dianggap remeh.

Sampai sejauh ini, bisa dibilang bahwa ada beberapa kondisi yang menguntungkan kelas Horikita.

Di bawah arahan Chabashira-sensei yang muncul segera setelah bel berbunyi, kami semua pindah ke gedung khusus dan menunggu di sana. Setelah itu kami memasuki ruangan kelas sebelah satu per satu sesuai dengan urutan yang diatur oleh Horikita dan menjawab soal pada tablet. Ulangi proses itu sampai siswa terakhir yaitu Kōenji, dan ujiannya akan selesai.

Di ruangan ini, tidak boleh ada alat yang dibawa masuk dan ponsel juga tidak dapat digunakan karena diawasi oleh guru. Mengobrol juga dilarang, jadi semua orang menunggu giliran mereka dalam diam.

Sekarang tinggal kita lihat apakah para siswa dapat menunjukkan hasil kerja mereka sejauh ini tanpa kalah oleh ketegangan, itu saja.

Related Posts

Related Posts

Post a Comment