Youzitsu 2nd Year Volume 9 SS
– Kushida Kikyō SS –Mana Mungkin Aku Masuk
Kukira aku hanya dipanggil ke lorong, tapi ternyata dia ingin aku masuk ke OSIS?
Dan yang lebih buruk lagi, dengan Horikita sebagai ketua OSIS, aku harus bekerja di bawahnya? Jangan bercanda.
Tidak peduli apa pun manfaatnya, aku tidak bisa menerimanya.
Ketika aku hendak menolaknya dengan tegas, aku merasakan kehadiran aneh di belakangku.
“Itu sudah jelas, bukan? Jika Kushida-senpai masuk OSIS, sekalipun ada seseorang yang sangat membenci Kushida-senpai, mereka tidak akan bisa macam-macam denganmu soalnya~”
Orang yang merangkulku adalah Amasawa, siswa tahun pertama.
Dia adalah salah satu orang yang sangat aku benci sampai-sampai aku ingin membunuhnya. Dia adalah orang terakhir yang ingin aku temui pada saat itu.
Horikita juga menganggap Amasawa sebagai penghalang pertemuan ini dan berusaha menyingkirkannya.
“Nggak ada yang mau kutemuin secara khusus juga ko~k. Tapi kalau harus disebutkan, mungkin Kushida-senpai.”
“Aku? Be-begitu rupanya. Perlu apa denganku?”
“Eeh? Ada apa niih? Kau pikir ada keperluan seperti apa aku denganmu?”
Gadis ini. Dia benar-benar datang ke sini hanya untuk menjahiliku. Aku benar-benar ingin membunuhnya.
Tapi karena aku tidak bisa mengambil tindakan apa pun pada saat itu, aku harus menahan ini dengan pikiran tenang.
Selain itu, Ayanokōji-kun ada di sini.
Tidak tidak, tidak masalah jika dia ada di sini atau tidak...
Aku merasakan emosi yang sulit dipahami sesaat, jadi aku menekannya dan memaksa untuk menghilang.
Sementara Amasawa terus berpartisipasi dalam percakapan, aku terus memikirkan cara untuk keluar dari masalah ini.
“Maaf, aku tidak bisa memenuhi harapanmu. Mana mungin orang sepertiku di OSIS———”
“Jangan bilang begitu, kenapa kamu tidak coba saja masuk OSIS?”
Lagi-lagi, Amasawa memotong dengan mengatakan hal tersebut.
Lebih jauh lagi, dia menempel padaku, menyentuh tubuhku tanpa izin, dan semakin terbawa suasana.
Dia bahkan menyentuh pipiku, tapi, mengetahui ada orang lain di sana, aku harus tetap tersenyum.
“Kushida-senpai kan cukup cantik, dan perawakamu juga cukup baik. Kamu juga cukup pintar, bukan?”
Aku tidak bisa melakukannya lagi, aku sudah tidak tahan lagi.
“He, i. Kalau kamu masih ingin melanjutkan obrolan, bisakah, kita pindah ke tempat yang lain?”
Jika kami tidak berpindah lokasi, mungkin saja aku akan langsung membunuh Amasawa.
Setelah permohonanku yang putus asa, Horikita tampaknya mengerti dan setuju.
Ya Tuhan, kenapa aku harus menghabiskan waktu saya di sekitar orang-orang yang saya benci?
Aku sama sekali tidak akan masuk OSIS.
Mari kita selesaikan ini agar aku bisa pulang, aku bersumpah pada diriku sendiri sementara aku terus menumpuk stres.
Wkwk dijailin amasawa terus
ReplyDelete